NO CONFLICT
ABOUT ATTALA'S DAILY LIFE AND MISCHIEVOUS BEHAVIOR
Atta kenapa gak masuk kelas ?. Jangan bilang kamu telat lagi!"greget Pak Dika karena diabaikan oleh Atta lalu duduk didepan Atta.
"Gak usah alesan. Ayo cepetan" jawab Pak Dika lalu meng...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
... Happy Reading...
Jangan lupa vote and coment
vote 100 dan coment 20 gw double up😉
Benar saja Abang Abangnya sudah pulang dari kerja, tak perlu menunggu lama kini 2 abangnya ikut bergabung diruang keluarga.
"Adek belum mandi ya?" Tanya Liam memeluk Atta dari samping dan mencium kedua pipi Atta yang sedikit cemong.
"Tumben ada makanan junkfood, siapa yang beliin baby?" Tanya Vian ikut duduk disamping Atta yang kosong.
"Bang Rafa, sekali kali gak papa kata mommy" jawab Atta mengambil burger dan mengambil satu gigitan.
Memang jarang sekali ada makanan junkfood seperti ini, mereka hanya sesekali makan makanan manis, itupun buatan Dinda atau Diana sendiri. Para remaja Anderson sebagian besar suka makan olahan pedas sejenis bakso dan komplotannya, jadi tak heran kalau tiba tiba menemukan bakso lava dan sejenisnya diruang pendingin.
Ruang pendingin ini sendiri berisi stok bahan makanan mentah. Dan letaknya berada didapur kotor.
fyi dapurnya ada dua. Dapur bersih yang berada dekat dengan ruang makan dan dapur kotor yang biasa digunakan untuk memasak makanan harian.
"Abang minta dikit ya baby" ucap Vian mengambil sepotong pizza.
***
Setelah menyiapkan air hangat, Dinda segera keluar hendak memanggil Atta, namun bocah kelinci itu sudah hilang entah kemana.
"ASTAGA BABY AYO MANDI DULU SAYANG" Teriak Dinda dari pagar lantai 2 saat melihat Atta sedang bersantai ria dengan mulut yang penuh makanan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ilustrasi pagar lantai 2
Sedangkan bocah kelinci yang mendengar teriakan Dinda pun langsung mengambil sepotong pizza dan berlari menjauh, ia sedang malas mandi ngomong ngomong. Melihat tingkah Atta Dinda hanya menghela nafas sabar, lalu berjalan menuju lift dan turun kelantai satu.
