Nessa

4.3K 320 11
                                    

"Selamat pagi, Rene!!" lengkingan suaranya mengganggu tidur nyenyakku. Ya, suara Nessa.

~Flashback~

            Suasana dalam mobil itu begitu hening. Tak ada percakapan yang tercipta. Aku hanya meratapi tentang kebodohanku. Bagaimana bisa aku membiarkan budakku melakukan kontrak dengan orang lain karenaku? Budak? Terlalu kasar. Mungkin pelayan. Iru hanya diam menatap lurus ke jalan.

            "Iru" bibirku mulai bergerak memecah keheningan disana.

            "Ya, Nona?"

            "Jika kau sedang bersamaku dan menemukan tanda-tanda keberadaan murid sekolah kita, kau harus memanggilku Rene dan bertingkah seperti kekasihku. Aku tak ingin kejadian seperti tadi terulang lagi"

            "Baiklah, Nona"

            "Apa kau baik-baik saja?"

            "Tentu, Nona. Apa ada hal yang mengganggu pikiran Nona?"

            "Emm.. tidak. Hanya saja aku menyerahkanmu begitu saja kepada Hansei. Aku mengizinkannya untuk mengambilmu kapanpun ia mau. Aku bahkan tidak menanyakan apa yang akan ia lakukan padamu" mataku bergerak melirik ke luar jendela.

            "Anda terlalu baik. Jangan biarkan hal seperti itu mengganggu pikiran Anda. Saya adalah benda milik Nona. Jadi Nona berhak melakukan apapun terhadap saya termasuk meminjamkan saya pada pihak lain" aku menatap kaca spion dan mendapati bibirnya tersenyum manis.

            "Baiklah"

            Kembali hening. Iru mengemudikan mobilnya dengan sangat baik hingga aku merasa kantuk mulai menyerangku. Mataku mulai terpejam.

            Pagi ini aku bangun di ranjangku. Ranjang? Bukankah semalam aku tertidur di mobil? Samar-samar aku mengingat kejadian semalam.

Tubuhku terangkat, aku mendengar suara, tapi mataku tak ingin membuka.

            "Sayang sekali, kau malaikat yang tinggal di neraka, Rene"

            Tiba-tiba suara itu menggema di pikiranku. Suara siapa itu? Aku tak mengenalnya. Ah, sudahlah. Lebih baik aku mandi. Kakiku melangkah menuju kamar mandi. Mataku tertarik melihat sebuah nampan dengan segelas susu dan sandwich telah bertengger di mejaku. Sepertinya Iru sudah menyiapkannya. Baguslah. Aku kembali melangkahkan kakiku dan mandi. Rutinitas seperti biasa dan berangkat sekolah.

~Flashback end~

            "Mengapa kau sendirian? Dimana Iru?" Nessa bertanya dengan wajah menggemaskan khas miliknya.

            "Iru? Ia diculik" aku menjawab dengan nada malas.

            "Diculik?! Oleh siapa?" Nessa begitu kaget mendengar jawabanku.

            "Kaneshima Hansei"

            "Hansei?! Otaku parah yang selalu mimisan sambil membawa komik itu?! Bagaimana bisa? Iru akan.. Iru akan—" suaranya begitu kencang hingga seluruh kelas memperhatikan kami.

            "Hentikan, Nessa! Aku sedang malas untuk menjelaskan semuanya. Aku masih mengantuk walaupun semalam aku tidur lebih awal. Jadi jangan membuat keributan atau kau akan ku ikat di rel kereta api" aku menjawab dengan emosi. Namun Nessa hanya tersenyum mendengarku.

            "Baiklah, Nona pemarah. Maafkan aku" ia mengatakannya dengan intonasi mengejek.

            Sudut mataku menangkap sesuatu di pintu kelas. Laki-laki itu, ia datang lagi. Sejak beberapa hari ini aku melihatnya mengintip di pintu kelas dan memandangi kami. Kami? Atau lebih tepatnya Nessa? Gelagatnya aneh. Dengan cepat aku berdiri dan meninggalkan Nessa. Laki-laki itu kaget dan segera berlari.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang