Fans Pertama

4.7K 342 11
                                    

"Silahkan duduk, Nona"

Iru mempersilahkanku duduk di sebuah kursi yang berhadapan dengan laki-laki berkacamata itu. Badannya kurus, kacamatanya tebal, rambutnya belah tengah. Ya, Kaneshima Hansei. Dia adalah salah satu anak yang dijauhi di kelas. Berbeda denganku, ia dijauhi karena ia seorang otaku parah. Orang yang terobsesi dengan karakter-karakter dari Jepang. Aku memahami adanya hobi seperti itu, tapi Kaneshima Hansei salah satu yang sangat tidak lazim. Bagaimana tidak? Ia selalu membawa buku komik sambil sering kali mimisan saat membacanya. Ia juga selalu membawa kamera kemana pun ia pergi. Bahkan saat pelajaran berenang ia membawa kamera anti-air. Semua orang pasti akan mengira ia mesum atau penguntit. Dan sekarang, malam ini, ia berada di hadapanku.

            "Jadi, apa maksud dari semua ini?" aku menatap matanya lurus mencoba mencari tahu tentang penjelasan hal yang tak terduga ini.

            "A-Aku yang seharusnya bertanya, Rene! Mengapa bisa kau berada disini? Huh? Aku seharusnya bertemu dengan wakil dari pimpinan perusahaan Fixlrein. Lalu kenapa kau yang muncul di hadapanku?" ia menjawab pertanyaanku dengan gugup. Laki-laki ini... Apa ia sedang mencoba membuat sebuah lelucon?

            "Kau baru saja menyebutkan nama belakangku sebagai nama perusahaan yang hendak kau temui. Lalu kau masih bertanya mengapa aku berada disini?" aku menatapnya tak percaya. Ya, tak percaya dengan kebodohannya. Ia diam. Lima detik tanpa suara. Hingga akhirnya mulutnya bergerak membuka.

            "AAAHH! Kau benar! Mengapa aku tidak menyadarinya?!" Hansei berdiri dengan cepat dan tidak sengaja menggebrak mejanya.

            "Bodoh! Kecilkan suaramu! Kau menarik perhatian semua orang yang ada disini" aku mencoba menenangkannya sambil melirik malu pada pelanggan lain—yang sudah jelas memandangi kami dengan tatapan aneh.

            "Baiklah, maaf. Jadi kau pemipin dari perusahaan Fixlrein? Mengapa kau? Bukan ayah atau ibumu?" ia kembali duduk.

            "Apa itu bahkan urusanmu? Bagaimana bisa kau tidak mengenali calon rekan kerja yang akan kau temui? Perusahaanmu sangat tidak profesional? Kau tidak mencari tahu sebelumnya?"

            "Cih. Itu bukan salahku. Aku terpaksa menggantikan ayahku untuk menemui calon rekan kerjanya. Seperti biasa, jantungnya tiba-tiba sakit dan membuatnya harus berisirahat di rumah saat ini. Sedangkan pertemuan tidak bisa dibatalkan. Itu sudah sangat buruk. Yang membuat keadaan semakin buruk adalah kehadiranmu Rene Fixlrein" ia menatapku sinis. Perkataannya membuat dahiku berkerut menimbulkan sebuah tanda tanya pada otakku.

            "Apa kau membenciku?"

            "Tentu saja! Semua orang membencimu! Kau adalah seorang wanita yang tidak tahu diri, suka—"

            "Apa itu menganggu kehidupan sehari-harimu?"

            "....Sudahlah! Yang jelas aku membencimu!"

            "Kerjasama batal" aku berdiri dan segera beranjak pergi.

            "Eh, eh, tunggu dulu. Jangan membatalkannya secara sepihak!"

            "Bagaimana bisa aku bekerjasama dengan seseorang yang membenciku? Sudahlah aku akan—"

            "Jika kau membatalkan kerjasamanya aku akan membocorkan semuanya, Rene Fixlrein"

            Dahiku berkerut mendengar perkataannya. "Apa maksudmu?" tanyaku sambil menghentikan langkahku. Sekilas ia melirik pada Iru.

            "Iru. Ia bukan kekasihmu bukan? Kalian telah merencanakan semuanya bukan? Sebenarnya ia apa? Pelayanmu? Bodyguard? Atau bahkan..budak?"

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang