❝ Pemuda rana Jawa,
Yang untaian takdirnya,
Tertoreh dijumantara Jogja ❞
Perihal aksara yang dirancang semesta,
Untuk anak bersamat nama Hesa,
Dan torehan kisah pelik dari bumi Jogja,
Tentang anak-anak yang penuh luka.
「 Lini masa lalu Jogja 」
「 Lok...
⸙21》Katanya, cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Tapi, rasanya itu tidak berlaku bagi Karina, sebab dalam hati serta benaknya hanya ada Hesa. ✎... ΉΣƧΛ 1975
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
➳〔 Yogyakarta 1985 - 〕࿐
"Kak Hesa punya kekasih kan. Jadi, kasih tau Jaka dong cara memikat hati seorang gadis?" tanya Jaka sebab dia rasa Hesa dapat membantunya.
Pemuda itu seketika bingung, tips apa yang bisa ia berikan pada Jaka, "ajak saja dia ngobrol, lama-lama nanti ketemu juga kesamaan kalian"
"Tapi dia sama sekali tidak tertarik bicara dengan ku, bagaimana bisa kami jadi dekat" Jaka mengeluh dan kian membuat Hesa tambah bingung.
"Biasanya para gadis suka saat mereka dipuji dan coba bawakan dia bunga, mungkin dia akan suka" saran Hesa memang ada benarnya tapi Jaka tidak tau bunga apa yang disukai Karina.
"Aku tidak tau jenis bunga apa yang dia suka" Jaka jadi pasrah sebab dia tidak tau apa-apa tentang Karina.
"Belikan jenis apa saja lah, mawar atau apa. Yang penting jangan bunga bangkai" sahut Restu yang hendak mendekati Jaka dan Hesa.
"Iya gak mungkin juga ku beli bunga itu, susah juga nyarinya dipulau Jawa, itu bunga banyak di pulau Sumatera" balas Jaka setengah jengkel pada Restu dan pemuda itu hanya tertawa renyah.
"Kamu harus banyak bersabar menghadapi seorang gadis, kadang kala suasana hati mereka suka berubah-ubah" sambung Hesa.
"Nah iya, benar apa kata kak Hesa, emang wanita tuh ribet" timpal Restu.
Jaka pun mengacak-acak rambut frustasi sebab baru tau jika cinta seribet itu, "semoga saja besok nona bersikap lebih baik pada ku"
***
Keesokkan paginya Karina seperti bisa ingin berangkat kuliah, gadis itu nampak begitu terburu-buru karna hari sudah siang takut dia terlambat. Sebab semalam kedua orang tuanya memarahi Karina saat mereka tau gadis itu bersikap dingin pada Jaka, Janaragung menelpon Adinggrat dan mengatakan bagaiaman anaknya di perlakukan tak ramah oleh Karina. Sekarang gadis itu tengah berusaha menjadi lebih baik dihadapan Jaka.
Karna sibuk prihal buru-buru jadinya gadis itu tak melihat bahwa lantai teras rumahnya baru saja di pel, hingga membuatnya tergelincir namun, untungnya ada Jaka yang memang sedari tadi duduk di kursi teras. Pemuda itu meraih tubuh Karina dan menyelamatkannya, awalnya itu hanya kecelakaan kecil namun semuanya jadi lebih dramatis saat diwaktu bersamaan Fitri yang ada didalam rumah melihat kejadian itu dan Sedra yang datang juga melihat itu dari halaman rumah. Tentu keduanya kini terbakar api cemburu, bagaimana bisa orang yang mereka cintai kini sudah sama-sama sedekat itu.
Jaka terdiam dan membeku netranya menatap manik indah milik Karina. Sialnya jantungnya pun berdegup kencang seirama dengan suasana saat ini, tak peduli orang rumah akan memandang mereka seperti apa, lagi pula nanti Karina juga bakal jadi istrinya, begitu pikir Jaka. Karina sudah sadar sedari tadi namun, Jaka yang tetap diam mempertahankan posisi itu. Hingga Karina kian memukul dada pemuda itu baru lah dia sadar akan posisi mereka saat ini.
