⸙02 . Mungkin Ini yang Terakhir

2.5K 482 91
                                    

⸙02》Dari sekian tragedi
Yang terjadi
Mengapa takdir ini
Jadi begini...? ✎... ΉΣƧΛ 1975

➳〔 Magelang 1975 - 〕࿐

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

➳〔 Magelang 1975 - 〕࿐

Di teriknya sinar mentari, siang ini. Beberapa anak berkumpul di pelataran rumah kelurga Soerdirja, mereka bersorak memanggil beberapa nama yang harus ikut dalam tim bola sepak yang akan mereka adakan ditengah lapangan dekat balai desa

"Jaya-aaa!, Hesa-aaa!, main yuk!" Teriak mereka layaknya bocah-bocah pada umumnya.

Tak perlu menunggu lama pintu itu pun terbuka, menampakkan seorang anak laki-laki berperawakan kerennya. Dia lah Jaya.

"Ayok lah..., sebentar ya ku panggil mas Hesa dulu" tuturnya lembut, penuh senyum telus.

Jaya pun masuk menghampiri Hesa yang kini tengah bergelut dengan acara mencuci piringnya

"Mas, teman-teman pada ngajak main tuh di depan. Kita main yok" ajak Jaya seraya berjongkok menyamakan tingginya dengan Hesa.

"Kayaknya gak bisa nih Jaya, soalnya masih banyak banget piring kotor yang belum dicuci" ujar Hesa yang netranya tak berpaling dari para porselen berbau menyengat itu.

Jaya menghela nafas malas, sebenarnya ia juga tidak tega melihat Hesa melakukan pekerjaan rumah tangga yang seharusnya menjadi pekerjaan ibunya namun, apa boleh buat----jika Jaya berani menyangkal perbuatan sang ibu maka ia akan mendapatkan hukuman yang luar biasa dahsyatnya.

"Yahh... mas Hesa. Sekali-sekali kek bolos jangan nurut-nurut banget sama ibu, kayak Jaya ama Juna nih contohnya" ucap Jaya sambil membusungkan dada tanda bangga.

Bersamaan dengan rasa bangga si Jaya, Juna datang dengan senyum berlesung miliknya lalu berkata...

"Benar apa kata kak Jaya. Pokoknya mas Hesa harus ikut bersama kami, permainan ini tidak akan seru bila mas Hesa tidak ikut" begitu tutur si Juna dengan nada khas anak-anak seusianya.

Mendengar hal itu Hesa pun mengulas senyum simpul, ia pun mengangguk tanda menyetujui ajakkan sang adik.

"Baiklah kalau itu mau mu. Ayo kita pergi"

Ucapan Hesa pun membuat kedua saudara itu melompat-lompat kegirangan. Selanjutnya mereka hanya perlu mengendap-endap keluar rumah agar sang ibu berperawakan galak itu tak bangun dari tidur lelapnya.

***

"TANGKAP INI MAS HESA!!"

Tendangan keras dari Jaya sukses Hesa taklukkan, kemudian dengan lincahnya ia mulai menggiring bola sampai tepat pada gawang dan...

Goal!!...

Skor baru kembali dicetak oleh Hesa, kini kemenangan tengah berpihak padanya. Jaya yang ada di ujung lapangan bersorak kemenangan dengan hebohnya, sungguh dia amat bersyukur mempunyai Hesa sebagai kakak sepupunya.

HESA 1975 | Lee Heeseung ☑️Where stories live. Discover now