Taeyong mendesah nyaring, "Hhh. Mendengarkan musik sambil dance itu yang terbaik," ucapnya dengan cukup lantang seraya menghela nafas lega dan mengatur nafasnya yang sedikit terengah karena baru saja menggerakkan tubuhnya yang bisa dikatakan secara brutal tadi.

Tubuhnya terasa hangat seketika, itulah mengapa Taeyong membuka balkonnya untuk merasakan hembusan angin malam.

Jaehyun yang mendengar ucapan Taeyong seketika mencibir, "Dance apanya? Dia hanya bertingkah seperti kucing mengamuk sedari tadi," gumam Jaehyun dengan sangat pelan.

Hening yang Jaehyun dapatkan membuatnya mengernyit, Jaehyun mencoba membuka telinganya lebih lebar. Tanpa Jaehyun sadari, Taeyong melihat pintu balkon Jaehyun yang terbuka, sedikit memperlihatkan kamar Jaehyun yang masih menyala.

Taeyong menatap kamar itu dalam diam. Helaan nafasnya terdengar kasar, sampai Jaehyun bisa mendengar itu, menimbulkan kernyitan dalam pada kening Jaehyun.

Untung saja Taeyong tak menyadari keberadaan Jaehyun yang bersembunyi di balkon, hingga tubuh kecil itu berbalik untuk masuk ke dalam, Jaehyun tidak diketahui keberadaannya.

Mendengar bunyi pintu tertutup, Jaehyun mulai keluar dari tempat persembunyiannya, "Apa? Dia sudah pergi?" Jaehyun melongokkan kepalanya untuk melihat kamar Taeyong yang kini sudah gelap.

Helaan nafas lega Jaehyun keluar begitu saja, bersyukur keberadaannya tidak diketahui. Matanya melirik ke arah rokoknya yang kini sudah mati dengan batang yang sudah mengecil karena ditelantarkan.

Akhirnya Jaehyun memutuskan untuk masuk ke kamar dan mengistirahatkan tubuhnya.

Jaehyun berbaring dengan menghadap pintu balkonnya yang sudah tertutup tirai, menatap lamat pada tirainya yang berwarna cokelat tua itu. Sebelum benar-benar memejamkan mata, bibirnya menggumam kecil.

"Akhirnya... kau pulang."

*****

Pagi cerah, burung-burung bersahutan. Taeyong membuka sebelah matanya ketika cahaya mulai merangsek masuk ke celah tirainya. Tubuhnya diregangkan karena sedikit rasa kaku yang terasa, Taeyong tersenyum dengan mata terpejam. Pagi pertama di Korea ternyata tidak begitu buruk.

Taeyong menoleh pada tirainya yang sepenuhnya tertutup, dengan sedikit usaha Taeyong beranjak dari ranjangnya untuk menyibak tirainya.

Dengan penuh senyuman Taeyong membuka pintu balkonnya untuk menikmati pagi hari ini, tapi saat dirinya melangkah keluar balkon matanya melihat Jaehyun yang duduk di sana lebih dulu menyeruput secangkir kopi.

Jaehyun sepertinya juga menyadari kehadiran Taeyong, terlihat dari cangkirnya yang dipegangnya sedikit bergoyang karena terlonjak pelan. Namun beberapa detik kemudian Jaehyun bertingkah seolah tak menyadari kehadirannya.

Taeyong berdecak melihat Jaehyun, paginya tiba-tiba tidak secerah itu lagi, "Ck! Minggir, kau merusak pemandanganku," usir Taeyong dengan sedikit nyaring karena jarak mereka yang cukup jauh untuk berbicara normal.

Tanpa menoleh atau berkata apapun, Jaehyun menggeser kursinya sedikit ke sudut, masih dengan memegang cangkir kopi panasnya.

Taeyong memutar bola matanya melihat itu, "Maksudku masuk ke dalam, Bodoh."

Jaehyun meletakkan cangkir kopinya dengan cukup keras, terdengar dari suara benturan yang terdengar, matanya kini menatap ke arah Taeyong dengan wajah datar, "Ini balkonku terserah aku ingin masuk atau keluar," jawabnya.

"Tapi mataku sangat sakit melihatmu," ketus Taeyong, tangannya menyilang di depan dada dengan angkuh, seraya mengayunkan dagunya menyuruh Jaehyun untuk beranjak dari singgasananya, "Pergi."

Back To You (JAEYONG)Where stories live. Discover now