"Bagaimana? Keadaan? Anak saya dok?" Tanya Satria.
Dokter tersenyum "pasien hanya pusing karna kelelahan. Dan untung bayi yang ada di kandunggan nya selamat"
Geo, satria, irene , acha, raka dan juga Vivi terdiam membeku mendengar ucapan dokter
"Kandungan? Anak saya hamil dok? " Ujar irene mendekati dokter kepercayaan keluarga bernama leo. Memberikan surattt dan dengan cepet irene mengambil nya. Dan membaca nya. Ia pun duduk terpaku terdiam.
Satria yang penasaran, langsung mengambil surat itu .
"Dok? Keadaan pacar saya gimana?" Belum sempat leo menjawab. Pukulan bertubi-tubi mengenai raga. Dengan kuat hinga mengeluarkan darah. "Dasar!!! Anak kurang ajar! Tidak tau diri!!!!. Berani berani nya kamu menghamili anak saya" Teriakan begitu keras pukulan yang membuat semua orang yang ada ketakutan setengah mati.
"Pah" Raka langsung menarik tangan acha dan megelengkan kepala nya. "Jangan, biarkan mereka menyelesaikan masalah nya. Kita ngk usah ikut ikutan. Om satria lagi emosi banget" Acha hanya terdiam. Dan tersenyum tipis.
Mentari yang baru saja keluar dari ruangan di bantu oleh suster.
Mentari menutup mulutnya. Melihat raga yang sudah babak blur dengan cepat mentari turun dari kursi rodanya.
Ia langsung memeluk raga "udahhh, jangan pukulin raga plisss" Tangis mentari. Raga hanya bisa diam. Rasa sakit di seluruh badanya. Tak sebanding dengan rasa sakit hati nya tentang informasi itu.
"Ini satu lagi! Biang kerok!!!, kamu udah berani nya menjual diri kepada raga!!!! Pastinyaa gara gara kamu acha ingin membatalkan pertunangan nya" Irene langsung mentari kera baju mentari dan menampar nya.
"Saya tidak ingin, tau besok akan melangsungkan pernikahan!!!!. Saya malu mau taro di mana muka saya di rekan rekan bisnis saya!" Geo menggangu , menepuk bahu satria. "Pastinya.saya akan bertanggung Jawab tentang kesalahan yang di perbuat anak saya" Geo langsung menatap raga dengan tajam.
Raga yang melihat tetepan tajam itu jangan terdiam. Entah apa yang harus ia perbuat. Sungguh bukan ia yang meghamili mentari. Ia selalu menjaga mentari dan tidak pernah menyentuh hal hal negatif dari mentari.
Tapi kenapa mentari sangat tega menyelingkuhi nya hingga hamil seperti ini. Sungguh ini rumSa sakit difisik sakit juga di hatinya.
Raga, beranjak dari tempat. Dan berjalan tidak terarah.
"Gue ngk nyangka sama lo ga"
"Sebejat itu lo "
"Beregshke lo ga"
"Beruntung temen gue ngk sama lo!"
"Muka nya ajaa polos. Sifat nya bejat anak orang pakek di hamilin"
"Tangung jawap lo"
Diam, dan menundukkan kepala nya. Iya yang raga rasakan. Ingin sekali ia membela diri bahwa bukan dia yang menghamili mentari. Tapi di sisi lain ada rasa kasihan kepada mentari. Jidat nantinya ia di bully tanpa ayah.
Sesakit itu oleh kenyataan. Tapi ia masih tetap mencintai mentari. Wanita pertama memberikan ia semngat. "Aku butuh bicara sama kamu tari"
Tak lama di hanyut dalam pikiran nya. Ada seseorang yang memegang tangan nya. Raga menoleh. Dan tersenyum tipis melihat acha. "Gpp, acha yakin kok bukan raga yang ngelakuin itu. Raga gk akan sebejat itu" Ujar acha.
Raga menoleh "kamu? Percaya sama aku?" Acha mengangguk "kita kan teman, sebagai teman harus saling percaya"
Raga hanya terdiam dulu di saat ia disaat saat terpuruk akan ada acha yang di samping nya. Tapi bedanya.
"Aku, kan calon masa depan aga sayang agaaa yah bakalan di samping aga"
Dan sekarang kata kata itu di ganti dengan teman. Ada rasa sedikit kehilangan.
Di sisi lain, ada rezi dan raka yang melihat interaksi mereka berdua"lo, lihat mau sebejat apa raga acha tetep di samping raga. Inget cinta lo sama acha ngk akan perna terbalas "ujar rezi.
"Gpp, nanti aku bakalan berjuang supaya terbalaskan" Balas raka. Membuat rezi terdiam dan melirik kesal.
"Besok, kalian akan di nikah kan" Ucap, satria tanpa ada yang bisaa membantah sekalipun. Semua diam dengan pikiran nya masing masing.
Pernikahan, yang terbilang cukup tertutup hanya orang tua dan saudara saja yang hadir.pernikahan ini memang bukan, keinginan dari pihak manapun. Bukan seperti ini yang di inginkan tapi nasi sudah menjadi bubur tak ada yang bisaa diperbuat.
Ijab kabul sudah di multi. Satria sebagai ayah mentari. Menjabat tangan raga. "Saya nikah kan engkau dengan putri saya mentari wulandari dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai" Satria menghentikan ucapaanya dan di ikut in oleh raga.
Sekilas,raga mentap wajah acha. Sunguh ini bukan ulahnya sama sekali. Tapi tidak ada yang bisaa di perbuat lagi. Angap saja sebagai perjuangan cinta ke mentari.
Raga menghela nafas. "Saya--"
"Saya, adalah ayah kandung dari anak, itu dan saya yang harus bertanggung jawap bukan orang lain"
YOU ARE READING
unconditional
Short Story"Alah ngk, usah sok deh, Emang, lo yah cewe kecentilan banget yang ngk punya harga diri" "Maksud lo apaa hah! Ngatain gue kek gitu!. Gue sama raka itu cuman temen dan ngk ada maksud buat deketin!!! "Acha menatap wajah raga dengan tajam. Raga tersen...
