KEHILANGAN 2/3 (Taufan)

182 26 9
                                    

            KEHILANGAN 2/3
           {Boboiboy Taufan}

   ~So Happy Reading Readers~

"Pengorbanan...
Satu Kata Yang Mempunyai Banyak Penafsiran"

-Ai_MoonLight-
                           •
                           •
                           •
                           •
                           •

Detik berganti detik, menit berganti menit, jam berganti jam, dan hari berganti hari. Halilintar selalu menghabiskan waktu-waktu terakhirnya di dunia ini dengan Taufan yang selalu ada disisinya. Setiap hari Taufan selalu datang ke kamar rawat Halilintar dan menemani Halilintar sepanjang hari, baik itu bercerita mengenai masa kecil mereka atau pun hal-hal yang lainnya.

Namun kali ini rasanya berbeda. Taufan tak kunjung datang seperti yang telah ia janjikan kemarin pada Halilintar. Matahari diluar sana sudah mencapai titik tertingginya dan hari mulai semakin siang, jam dinding dikamar rawat Halilintar bahkan sudah menunjukkan pukul 11.00 siang. Tak biasanya Taufan tidak menepati janjinya.

Halilintar pun keluar dari kamar rawatnya dan hendak menanyakan keberadaan Taufan pada dokter dan suster yang sedang bertugas, karena hari ini Halilintar merasakan sebuah firasat buruk. Apalagi setelah kemarin Taufan sempat mengatakan hal-hal yang membuat Halilintar jadi memikirkannya sepanjang malam kemarin.

                      =====

"Hali... Jika suatu saat nanti... Aku pergi lebih dulu... Dari pada kau... Apakah kau bisa menerima kenyataan itu?" Ucap Taufan yang membuat Halilintar tak dapat lagi menahan air matanya untuk terjun bebas dari kelopak matanya yang indah.

"A-apa... Apa maksudmu itu Taufan?!"

Halilintar menyeka air matanya dengan kasar dan memandang sahabat nya itu. Jujur, Halilintar memang lemah jika sudah menyangkut soal persahabatan dan perasaan tak mau kehilanganya.

"Tidak apa Hali..."

"Hanya saja... Aku ingin... Kau hidup lebih lama lagi... Dari pada aku..." Lanjut Taufan sambil memalingkan pandangannya menatap pemandangan yang ada diluar jendela, ia enggan menatap Halilintar secara langsung yang sekarang terlihat sangat rapuh dihadapannya itu. Karena setiap kali Taufan melihat Halilintar menangis dan tidak sekuat dulu lagi, rasanya hati Taufan juga menjadi semakin rapuh.

                        =====

Halilintar menjejakkan kakinya dan terus berjalan mengelilingi koridor rumah sakit. Namun hasilnya nihil, ia tak menjumpai dokter maupun suster yang biasanya berjalan disepanjang lorong koridor dari satu kamar ke kamar yang lainnya untuk memeriksa kondisi pasien mereka. Halilintar juga tak melihat Taufan dimana-mana. Pemuda beriris sapphire itu juga tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Perasaannya semakin tidak enak, Halilintar mempercepat langkah kakinya, dan kali ini tujuannya adalah kesebuah ruangan dengan plangkat yang bertuliskan "Ruang Dokter" karena biasanya Taufan sering ada diruang dokter.

Halilintar mengetuk pintu itu beberapa kali, namun tak kunjung ada jawaban dari dalam ruangan itu. Karena penasaran ia coba membuka pintu ruangan itu, namun ternyata terkunci.

Merasa tak ada orang didalam ruangan itu, Halilintar pun kembali menapakkan kakinya untuk mencari keberadaan Taufan ditempat lain.

Namun, tepat didepan sebuah ruangan dengan plangkat bertuliskan "Ruang Operasi" Halilintar tak sengaja menabrak seorang suster yang baru saja keluar dari ruang operasi dengan sedikit tergesa-gesa. Nampaknya suster itu sedang sibuk dengan tugasnya hingga tak sengaja menabrak Halilintar. Halilintar pun membantu membereskan berkas-berkas yang jatuh dari tangan suster itu karena tersenggol dirinya tadi.

 YOU KNOW ? THIS HURTS ! { BoBoiBoy Fanfiction }Where stories live. Discover now