Bagian 11

20 5 0
                                    

Aku mengelilingi atap untuk mencari jejak Repat yang menghilang. Namun aku tidak menemukan apa-apa, dia benar-benar menghilang begitu saja.

Sepertinya dia masih hidup. Tetapi dia memilih untuk kabur karena dia terluka dan tidak bisa melawan.

Sepertinya dia akan melaporkan hal yang terjadi kepada penguasa kota Deadow.

Ah, sepertinya masalah akan tambah besar jika para penguasa itu tau. Mereka bisa saja datang ke sini langsung karena mengetahui ada warga asing yang datang.

Bukankah Repat bilang aku adalah  ancaman? Mungkin aku disebut seperti itu karena aku adalah warga kota asing, tetapi aku 'kan tidak mempunyai kekuatan sihir. Mengapa coba aku disebut sebagai ancaman?

"Nona Alura."

Panggilan itu membuatku tersentak, Briar, kenapa dia sudah kembali?

"Kenapa kau cepat seka—li," aku tertegun ketika membalikan badan dan melihat Briar yang datang bersama Alois dan Denta.

"Kak Alois!" Aku berlari dan memeluk Alois dengan erat. Aku senang karena dia terlihat baik-baik saja.

"Lura, kau tidak apa-apa?" Tanya Alois seraya memegang kedua pundakku, dia melihat tubuhku dari atas kepala hingga ujung kaki.

"Aku baik-baik saja. Syukurlah kalau kak Alois tidak terluka."

"Apa kau tidak mengkhawatirkanku?" Celetuk Denta yang berdiri di samping Briar.

Aku menoleh ke arahnya, aku pun tersenyum lalu memeluknya sekilas. "Aku senang kau juga baik-baik saja, Denta."

Denta hanya mendecih pelan.

Tetapi tunggu sebentar, sepertinya ada yang kurang. "Dimana Ranell?!"

"Ah, dia langsung pergi begitu Briar  mengalahkan semua penjaga dan Beelze." Jawab Alois membuatku menatapnya tidak percaya.

"Dia pergi?"

"Iya." Denta menyahut.

"Nona, tuan, kita harus segera kembali ke kota Thistle. Tuan besar sudah menunggu kalian semua." Kata Briar mengalihkan pandangan kami bertiga.

Tidak bisa, aku tidak bisa pergi begitu saja tanpa berpamitan kepada Ranell. Aku bahkan belum menyampaikan kata terima kasih, maaf, dan kata perpisahan.

"Tapi aku belum berpamitan dengan Ranell,"

"Itu bukan masalah besar. Sekarang kita harus pulang, kalau tidak, para penjaga dan para Beelze akan kembali datang." Ujar Denta mengingatkan.

"Tapi—"

"Tuan muda Denta benar nona, kita akan kembali dalam bahaya jika berlama-lama di sini. Kita harus cepat kembali." Putus Briar seraya mengeluarkan pedangnya, dia mengetuk lantai sebanyak tiga kali menggunakan ujung pedanganya tersebut, membuat sebuah lingkaran cahaya yang bercorak rumit muncul di lantai yang saat ini kami pijaki.

"Tidak apa-apa. Kita pasti akan bertemu dengannya lagi. Saat itu terjadi, kau bisa mengucapkan hal yang ingin kau sampaikan." Kata Alois seraya menggenggam tanganku.

Aku tidak yakin apakah aku dan Ranell akan bertemu lagi atau tidak. Tetapi ucapan Alois meringankan sedikit beban pikiranku.

Cahaya di lantai semakin bersinar, dan beriringan dengan itu, tubuh kami berempat pun mulai menghilang, seolah-olah tertelan lingkaran cahaya yang sudah Briar buat.




•••




Mataku terbuka ketika kakiku menginjak sebuah lantai. Objek yang pertama kali aku lihat adalah sebuah patung kepala yang tersimpan di atas meja.

Book Of The Black CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang