Chap 34

1.2K 280 35
                                    

...

Duduk dengan kepala tertunduk, tangan yang memegang katana mengerat seiring garis rahang lelaki itu mengerat. Tak disangka, ketika kepala raven nya terangkat setitik air mata turun dari onix hitam pekat Sasuke.

"Kenapa kau melakukan ini..." lirihnya, satu tangannya menutupi sebagian wajahnya

"Kenapa.. KENAPA?!!"

Naruto maupun pengawal yang berada diluar bisa merasakan ruangan sang pangeran kedua itu terasa begitu dingin dan menakutkan.

Duak!

"Argh sialan!" marah Sasuke dengan menendang meja di depannya sampai terguling

"Apa ini yang kau inginkan Sakura?!" bahkan Sasuke mengabaikan telapak tangan nya yang sejak tadi telah mengeluarkan cairan merah kental.

Naruto yang berdiri diam di depan pintu kamar Sasuke tersentak saat menyadari kedatangan permaisuri Mikoto.

"Saya akan mengabari kedatangan yang muli permaisuri pada pangeran Sa_"

"Tidak perlu" potong Mikoto sebelum melewati Naruto

Naruto hanya bisa diam, tak punya daya untuk menghentikan sang permaisuri.


Plak!

Suara tamparan keras terdengar,  Sasuke tak terkejut lagi dengan kedatangan Mikoto sekaligus alasan dari tamparan yang ia terima.

"Maafkan saya jika telah membuat anda marah permaisuri" ucap Sasuke dengan ekspresi yang tetap datar

"Sudah kukatakan berhenti menyakiti pangeran mahkota!"

"Maafkan saya"

Plak!

"Kata maaf tidak cukup, kau sudah melukai putraku berulang kali Sasuke!"

Kedua tangan Sasuke mengerat menahan marah. Sasuke marah bukan karena tamparan yang ia terima, melainkan perkataan yang dilontarkan Mikoto yang seakan-akan mengatakan dia bukanlah darah dagingnya.

"Berhenti berbuat ulah, kau semakin membuat ibu muak Sasuke" ucapnya sinis

"Maafkan saya" dan ini sudah biasa bagi Sasuke diperlakukan seperti orang asing di kehidupan Uchiha Mikoto, ibunya sendiri.

Setelah melampiaskan kemarahannya, Mikoto baru tersadar jika ruangan dimana kakinya berdiri saat ini sudah tak terkendali. Barang-barang pecah dan berserakan dimana-mana. Dan juga darah yang menetes dari telapak tangan Sasuke, walau wajahnya masih saja datar. Tapi, tak bisa di pungkiri kondisi mengenaskan Sasuke saat ini benar-benar membuat Mikoto sedikit terkejut.

Ini pertama kalinya ia melihat Sasuke semenyedihkan ini membuat perasaan Mikoto tiba-tiba saja terenyuh walau tak bertahan lama.

"Besok kau berangkat, ibu harap malam ini terakhir kalinya kau melukai putraku"

"Dan... Lukamu itu jangan perlihatkan pada siapapun" pungkasnya, Mikoto benar-benar tak ingin membuka rasa simpati pada putra bungsu nya itu

Selepas kepergian Mikoto, Sasuke masih berdiri diam. Onixnya melirik telapak tangan nya yang terluka. Luka yang tak hentinya mengeluarkan cairan merah kental, luka itu ia terima karena mencengkram mata pedangnya menahan diri untuk tidak mengamuk di hadapan Sakura saat itu. Dan berakhir, ia menyakiti dirinya sendiri bahkan mengenai Itachi.

Perkataan Mikoto padanya tak sesakit saat Sakura memilih untuk meninggalkan dan menghianatinya. Dadanya berdenyut sakit, setiap kali mengingat nama Sakura.

Naruto yang sejak tadi berdiri diluar, menatap nanar Sasuke. Ditinggalkan oleh dua wanita yang berharga dalam hidupnya benar-benar membuat lelaki itu hancur berkeping-keping.

Back to the pastWhere stories live. Discover now