[ Part 43 ] Deynal's Dream

77.7K 6.9K 3K
                                    

Aku nggak sabar bikin kalian terkejut di part ini😏

Bacanya pelan-pelan dan santai aja ya...

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW DAN SHARE YA!

📌Tandai Typo!

|🌹HAPPY READING🌹|

.
.

Perempuan yang asik menonton TV itu seketika dibuat terkejut saat pintu apartemen terbuka. Pandangan pertama yang dia lihat adalah seorang lelaki dengan setelan jas rapi, berjalan menghampirinya dengan membawa makanan yang dimintanya tadi. Matanya sontak berbinar.

"Hari ini jadwal check up, kan?" tanya pria itu seraya menyodorkan plastik berisi makanan.

"Iya," wanita itu mengangguk, lalu mulai membuka makanannya. Seketika ia mencebik sebal saat melihat makanan itu tidak sesuai harapannya. "Kok cake nya rasa strawberry sih, Kak. Kan gue tadi minta rasa coklat."

Deynal melotot mendengar ucapan Nara. Cowok itu merampas plastik berisi kue yang tadi dibelinya. Cake itu berwarna merah muda, terdapat tulisan rasa strawberry di bungkusnya, dia benar-benar ingat tadi bahwa Nara memang meminta rasa strawberry, lalu kenapa perempuan itu kini marah?

"Anak lo demen banget ngerjain gue. Jelas-jelas tadi lo minta rasa strawberry kok!"

Nara mengerucutkan bibirnya seraya mengelus perutnya yang sudah memasuki usia 7 bulan. Melihat wajah merajuk adiknya, sontak membuat Deynal menghela napas.

"Iya, deh. Gue beliin lagi."

"Nggak usah. Udah nggak mood!"

Deynal lagi-lagi menghela napas, lalu pandangannya menurun pada perut Nara yang membesar. Senyum tipis terukir di bibirnya saat sadar anak Nara masih ada di sana. Sehat dan aktif.

"Dedek jangan nakal, dong. Ngerepotin uncle aja," candanya seraya menoel perut buncit Nara.

"Ih, jangan sentuh-sentuh!" tolak Nara seraya memeluk perut besarnya.

Deynal sontak tertawa gemas. Namun tawa itu seketika berhenti saat mendadak ingatan itu kembali muncul. Ingatan mengenai mimpi buruk Deynal beberapa bulan lalu soal Nara yang kehilangan bayinya dan mengalami kecelakaan.

Mimpi itu membuat Deynal tersadar, bahwa sejak sang Bunda meninggal tak seharusnya dia bersikap acuh tak acuh pada Nara. Seharusnya dia selalu ada di sisi Nara dan saling menguatkan.

Mungkin dari mimpi itu pula Tuhan memberikan peringatan padanya bahwa Nara butuh sosok penguat, butuh sandaran, dan pelukan hangat dari orang terdekatnya.

Dari mimpi buruk itu pula Deynal sadar bahwa dia tidak ingin merasakan kehilangan orang yang disayanginya lagi.

Saat waktu di mana Liam mengusir Nara, Deynal masih bersikap cuek. Walau sebenarnya masih ada rasa peduli pada adiknya itu.

Malam harinya Deynal mengalami mimpi buruk mengenai Nara. Nara yang rapuh, kacau dan tidak bergairah untuk hidup semakin dibuat hancur saat Tuhan mengambil anaknya, lalu membuatnya kecelakaan.

Esok harinya Deynal mendapat kabar dari Opa Deo tentang sikap Genan selama ini pada Nara yang kembali kasar. Tentang kebejatan Genan yang menyiksa Nara hingga hampir membunuh anaknya sendiri. Hal itu membuat Deynal semakin takut kalau mimpinya menjadi nyata.

Silence Of Tears (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang