[ Part 12 ] Married

72.1K 6.3K 307
                                    

Hi lov! Gimana kabarnya?

Situ yang ngehujat dan maki-maki Nara mohon dikontrol ya gaes ketikannya. Kalian kesal terus ngehujat dia boleh aja, tapi jgn keterlaluan, nanti nyesel loh pas udah tahu faktanya.

Masih banyak rahasia di cerita ini.

Siap baca part ini? Voment jgn lupa ya😉 Wajib hukumnya😑!

|🌹HAPPY READING🌹|

.
.

"Gimana para saksi?"

"SAH."

Perempuan itu menoleh pada cowok di sampingnya yang rapi dengan setelan jas hitam. Sungguh ia benar-benar tak menyangka bahwa tepat hari ini ia sudah menjadi seorang istri. Ya, Genan benar-benar mempertanggungjawabkan hal yang tak pernah dilakukannya.

Acara pernikahan ini hanya sederhana. Tak ada pesta tentunya. Karena hal ini juga dirahasiakan.

Biasanya selesai mengucap ijab qabul dan kata 'sah' terdengar, mempelai wanita akan menyalimi tangan sang suami, dan sebaliknya sang suami mengecup kening istrinya. Namun hal itu tak berlaku bagi mereka. Bahkan Genan enggan hanya untuk sekedar menatap Nara.

Sejak awal Nara dan Kevan memfitnahnya, sejak saat itu juga rasa benci mulai muncul dan bergerumul dalam dada Genan. Tatapan tajam ia nyalangkan pada sang kembaran, tapi hanya dibalas tatapan datar oleh Kevan yang seolah merasa tak bersalah. Padahal, cowok itu 'lah titik masalahnya di sini.

Sial banget nasib gue, batin Genan.

Sedangkan Nara kembali menunduk. Padahal sebenarnya ia sedang menahan tangisnya. Dia takut mendongak dan berujung mendapat tatapan tajam dari sang Ayah atau bahkan tatapan merendahkan dari beberapa tamu.

∆∆∆

Wanita yang resmi sudah menikah itu terduduk di tepi ranjang. Salah satu tangannya mengutak-atik ponselnya. Sedari tadi Nara berusaha menghubungi seseorang yang ia harapkan datang dalam pernikahan ini. Kakaknya. Lebih tepatnya kakak tiri.

Deynal Juan Alexander, kakak tiri laki-laki Nara. Cowok itu memiliki sikap cuek. Namun justru lelaki itu lah yang menaruh rasa peduli pada Nara meskipun hanya sebutir debu. Meski cuek, kadang Deynal juga bisa bersikap kasar. Tapi sikap kasarnya itu ia tujukan karena memang ia peduli. Deynal tak tinggal di Indonesia, pemuda berusia 23 tahun itu sedang berkuliah di Inggris.

Setelah beberapa kali, akhirnya panggilan terhubung. "Halo, Kak. Kakak kenapa nggak dateng?" paraunya.

"Sibuk."

Nara menghela napas berat. Ia kecewa. Padahal Deynal lah yang paling ia harapkan kehadirannya.

"Lo udah nikah? Lo beneran hamil?" tanya Deynal di sebrang sana.

"Iya." Nara mengangguk.

"Maaf, Ra. Gue nggak bisa jaga lo."

"Udah terlanjur, Kak. Gue kotor." Suara Nara bergetar. "Kakak beneran nggak bisa ke sini? Sebentar aja, gue kangen. Gue pengen dipeluk sama lo."

"Sorry, gue beneran sibuk Ra. Maaf ya."

"Hem." Nara menghela napas kecewa. "Jadi itu alasan kenapa kakak nggak pernah kasih kabar ke gue?"

Silence Of Tears (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang