" Baik tuan. " Ucap Demian.

Demian, adalah salah satu anggota yang memiliki ke ahlian di bidang medis, karna Demian memang mengambil jurusan perawat waktu kuliah di itali.

Dikta mengecek jam tangan yang melingkar di pergelengan tangannya, sudah menunjukkan pukul 02:16 pagi.

" Jevano sudah ku berika cairan infus Propofol, jika cairannya sudah habis kau bisa ganti dengan cairan RL "

Demian mengangguk mengerti mendengar perkataan dari dokter pribadi.

" You will get the whining back from your baby boy. " Ucap Dikta, membuat Jeffrey tersenyum miring.

Dikta melangkah keluar ruangan di antar oleh Roy hingga pintu depan rumah, dan di perjalanan pulang mobil Dikta akan di ikutti oleh satu mobil yang berisi bodyguard Jeffrey, yang memang di perintahkan untuk mengawal Dikta sampai rumah.

" Simpan itu, Demian. "

Perintah Jeffrey lalu melangkah keluar ruangan.

Kaki jenjangnya dibawa untuk menaiki tangga menuju lantai dua, lebih tepatnya ke kamar putra bungsunya yang pintu kamarnya tidak dapat tertutup rapat karna engsel pintu sudah terlepas dari bautnya.

Mendorong pintu kamar dengan perlahan dan menutupnya sedikit, di atas ranjang ia melihat istri dan putra bungsunya yang sama sama terlelap dalam tidur.

Sebelah kiri ranjang terdapat tiang infus dengan cairan botol infus yang tergantung disana, selang infus yang panjang menusuk kedalam kulit punggung tangan kiri putra bungsunya.

Tiffany yang menyadari keberadaan suaminya terbangun dari tidurnya.

" Dikta sudah pulang? "

" Sudah. "

Dikta menang sengaja memberikan cairan penenang karna pasien kecilnya ini mengalami kesuliatan tidur, matanya terpejam namun mulutnya seperti mengeluarkan kata kata tak jelas dan susah di mengerti, bahkan kemeja yang dikenakan Jevandra sama sekali tidak boleh terlepas dari genggaman tangan Jeno.

" Kembali tidur Tiff. " Ucap Jeffrey, yang menyadari sang istri tak kembali memejamkan matanya, hanya melihat ke arah Jeno yang tertidur pulas.

Jeffrey berjalan kearah sisi kanan ranjang dengan perlahan ia naik ke atas ranjang membuat Tiffany sedikit bergeser tubuhnya ke tengah ranjang, karna sangat tidak mungkin kalau Jeno berada ditengah tengah antara mereka, bisa bisa selang infusnya akan tercabut karna jarak.

Sebuah tangan melingkar di pinggang ramping Tiffany, membuat Tiffany menoleh ke belakang dan melihat sang suami yang sudah memejamkan matanya dengan posisi tidur menyamping dan tangan yang memeluk pinggangnya.

🛡🔫

Pagi ini Tiffany bangun sedikit telat, tidak seperti biasanya alhasil tidak bisa membantu budeh Darmi membuat sarapan, karena ketika ia datang ke dapur sarapan sudah tersedia rapih di meja makan.

Akhirnya Tiffany menyiapkan sarapan untuk putra bungsunya, Tiffany menuangkan beberapa sendok cream soup ayam jagung ke dalam mangkuk, dan menarunya di atas nampan yang sudah berisi segelas air putih serta sepiring nasi dan tumis sayuran sebagai lauknya.

Jevano WilliamDonde viven las historias. Descúbrelo ahora