"Udah kak, pedes banget." Kayla menggeleng kepalanya.

"Dih lemah lo." El heran, pasalnya perempuan itu umumnya suka sekali dengan makanan pedas, bahkan kalau makan pedas malah terkadang ditambahi level pedasnya.

"Kak El ngejek aku?" Kayla mendelik.

"Lo tuh cemen." El tersenyum miring.

"Ihh nggak ya. Yaudah nih Kayla makan!" Kayla menelan ludahnya susah payah, tidak memperdulikan perutnya yang sudah panas. Namun ia merasa kalau El merendahkannya.

"Udah, bibir lo sampe merah gitu." El mencegah Kayla yang hendak memasukkan mi itu ke dalam mulutnya.

Kayla keukeh, dia tetap menyuapkan mi itu lagi. El menatapnya tajam, kini dia menyesal telah menantang Kayla.
El mencekal tangan Kayla lalu menarik tengkuknya dan...

Cup

Kayla membelalakkan matanya. El melumat bibirnya rakus. Dia menggigit bibir bawah Kayla lalu memasukkan lidahnya. El sebenarnya sedari tadi sudah tidak bisa menahannya begitu dia melihat bibir Kayla yang menggoda.

"Hmmphh..." Kayla memukul dada El, memintanya untuk berhenti karena kehabisan nafas.

"Huhhh huhhh..." Kayla menarik oksigen sebanyak-banyaknya. El benar-benar tidak memberinya ampun.

"Ihh kak El nakal!" Kayla menatapnya garang.

El juga menatapnya tajam, setajam silet. Eh eh bukan silet itu ya bestie🙄

Kayla menunduk, dia ketakutan saat El menatapnya tajam seperti elang.
El menghembuskan nafasnya, dia menarik piring yang masih terdapat sedikit mi itu lalu menghabiskannya tanpa berbicara sedikit pun.

Setelah selesai, El mengambil gelas. Mengisinya dengan air dan gula.
Dia menyodorkan gelas itu kepada Kayla.
Kayla tetap menunduk, itu membuat El kesal.

Dia duduk di samping Kayla lalu meletakkan gelas itu di meja.
El tiba-tiba mengangkat tubuh Kayla lalu menundukkannya di meja, tentu saja dia kaget.

"Minum." El menyodorkan gelasnya, dapat dia lihat kalau Kayla masih kepedasan.

Kayla menurut, dia meneguk setengah air gula itu. Kenapa El memberikannya air gula? Tujuannya supaya rasa pedas bisa cepat hilang.

"K-kak El masih marah?" Kayla bertanya dengan hati-hati.

El tetap menunjukkan wajah datarnya, dia mengambil gelas itu lalu meneguknya habis.
Setelah itu dia meletakkannya kembali di meja, dia tetap setia menatap datar wajah Kayla yang sepertinya tengah ketakutan.

"Masih."

Kayla mendongak. "M-masih marah?"

"Hm."

"Yaudah deh, maafin Kayla ya?"

"Nggak mau."

"Ihh, tapi Kayla udah minta maaf."

"Ada syaratnya."

"Apa."

"Lima ronde malam ini." Setelah itu El melangkah pergi meninggalkan Kayla yang tengah mematung.

......

Kayla kini tengah berdiri di depan wastafel kamar mandi sambil mondar-mandir tidak jelas.
Dia masih bingung, ancaman El tadi pagi benar atau tidak? Astaga, bisa-bisa Kayla tidak bisa berjalan selama satu minggu.

Sedari tadi, dia mengunci diri di kamar mandi. Kalau dia keluar, auto dah remuk tubuhnya.

"Gimana dong???" Kayla menggigit jarinya.

Tok tok tok

"La, Kayla..." El menggedor pintu kamar mandi dari luar.

"Woy, lo di dalem?"

Kayla kini bingung, dia harus keluar atau tidak ya? Kayla memejamkan matanya, dia membuka knop pintu. Dan ia melihat, El tengah berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Ngapain lo di dalem?" Kayla menggeleng.

"Jangan-jangan lo coli sama setan?" Kayla membelalakkan matanya, karena mendengar ucapan El yang kelewat ngawur.

"Nggak lah."

"Oh." El lalu berbalik dan berjalan meninggalkannya.

"Oh doang? Astaghfirullah..." Batin Kayla.

El tiba-tiba berhenti, dia berbalik dan menatap Kayla.
"Lima ronde, nggak ada penolakan."

Setelah El mengucapkan itu dia keluar dari kamar, meninggalkan Kayla yang kini tengah frustasi.

......

21:30

Kayla tengah berusaha memejamkan matanya, tapi tidak bisa. Udaranya terlalu panas. Bagaimana tidak? Kayla menggulung dirinya dengan selimut yang lumayan tebal.

Dia berusaha agar tidur, dan jatah lima ronde itu tidak terjadi.
El tengah keluar, katanya mau kumpul di markasnya. Entah markas apa yang dia bicarakan tadi, Kayla tidak terlalu paham.

Ceklek

Kayla melebarkan matanya, El sudah datang. Dia harus bagaimana sekarang.
Kayla berdoa, semoga peri ingatan datang dan menghapus ingatan El tentang lima ronde itu.
Namun faktanya juga tidak akan bisa.

El duduk di samping Kayla, melepas jaketnya serta kaosnya, memperlihatkan sixpack miliknya. Sengaja, karena sepertinya hawa sekarang gerah sekali.
El tiba-tiba teringat sesuatu, dia menyeringai. Melirik ke sampingnya, Kayla menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Tiba-tiba terlintas ide licik di kepalanya, dia mematikan ac di kamarnya.
El mengambil sebuah kipas angis kecil yang sudah di charger penuh.

Tinggal menunggu hitungan menit, dia pasti akan mendapatkan yang dia inginkan.

Readers, kalau ada typo tolong ditandai ya. Soalnya author kalau ngetik biasanya agak typo.

Jadi tolong bantu ya, hihi
Babay👋🏻

My Spoiled Boss (21+) [Slow Update]Where stories live. Discover now