JGCP 19.

909 40 5
                                    


Sebelum dibaca vote dulu ya sayang sayangkuh....

Bila menyenderkan punggungnya dikursi dan menatap Dea dan ardigo secara bergantian.

Dea yang sibuk dengan ponselnya dan ardigo yang menatap Dea tanpa kedip.

"Hmm kayaknya gua harus percepat rencana sebelum dia bergerak" batin bila serius.

Ia mengelus dagunya pelan dan mulai membuat rencana di otak syantiknya.

Merasa diperhatikan Dea mematikan ponselnya dan menatap kedua adik kakak itu dengan wajah aneh.

"Ni kakak adek kenapa natep gua kayak gitu" batin Dea aneh.

Khem...

Dea berdehem membuat bila dan ardigo tersadar dan menatap Dea bertanya.

"Lo pada ngapain natep gua kayak gitu?" Tanya Dea menaikan alisnya.

Bila berdecih sinis "siapa juga yang natep elo, orang gua lagi mikirin tugas kuliah" alibi bila sinis.

Dea ber oh ria dan menatap ardigo yang juga menatapnya.

Cie tatap tatapan.

Diperhatikan balik oleh Dea membuat ardigo salah tingkah dan dengan malu malu ardigo memuji Dea yang membuat pipi Dea memerah.

"K-kamu hari ini cantik banget" ardigo mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk menghilangkan rasa malunya.

Bila yang mendengar pujian yang adiknya berikan ke Dea terbatuk pelan.

"Aduh kok gua geli ya dengernya" batin bila.

Dea menepuk pipinya pelan "emang kemaren kemaren gua enggak cantik?" Tanya Dea kesal.

Ardigo menggeleng cepat "enggak kok kamu setiap hari cantik apalagi kalo pake dress hitam"

Lagi, bila yang sedang minum terbatuk lumayan keras membuat Dea dan ardigo mengalihkan pandangannya kedirinya.

"Kakak enggak kenapa kenapa kan" tanya ardigo khawatir.

"Uhukk uhukkk... Sorry sorry kalian lanjutin aja obrolannya gua baik baik aja" jawab bila tak enak hati.

Dea yang melihat reaksi dari bila malu sendiri "huhh malu guaa" batin Dea malu.

Mendengar pujian basi dari adiknya itu, bila telah memutuskan untuk mempercepat rencananya untuk membuat Dea jatuh cinta ke adiknya yang manis dan polos.

Okey rencana pertama dimulai dari sekarang!!!.

Semangat bila!!!.

Bila bangun dari duduknya, rencananya kali ini ia akan pergi meninggalkan kedua orang berbeda jenis ini. Jadi mereka berdua bisa mengobrol dan menjadi akrab dan timbulah benih benih cinta, selesai.

Mudah bukan.

"Kayaknya gua enggak bisa lama lama deh disini, gua pergi dulu yah. Kalian yang akur jangan berantem"

Dea langsung melototkan matanya menatap bila dengan tatapan bertanya.

"Uh sorry banget ya beb gua harus pergi, byeee!" Ujar bila diakhiri teriakan.

"BUNAAAA BILAAA PERGIII MAINNN SAMAA YAYANG BILAAA YAAAA!!!" teriak bila kepada bundanya membuat mereka yang ada di butik terkejut.

"IYAAA PULANGNYAAA JANGAN LUPA BAWA MARTABAK MANISSS" jawaban tak kalah menggelegar dari sang bunda membuat mereka yang disana menggeleng-gelengkan kepala.

Bila mengangkat jempolnya pertanda setuju lalu keluar dari butik.

"Untung sepi" batin duo bapak takut istri siapa lagi kalo bukan Tyo dan Ferdian yang sedari tadi menontonnya.

Dea menatap takjub kearah bunda ardigo yang bergosip ria dengan mamanya seperti tidak malu karena sudah teriak teriak dibutik orang.

"Gua kira kalem ternyata sama aja kayak mama barbarnya" batin Dea geleng geleng kepala.

Dea menghembuskan nafasnya pelan lalu menatap ardigo yang juga menatapnya.

"Itu kak bila mau pergi bareng pacarnya Popo?" Tanya ardigo polos.

Dea menepuk kepalanya pelan "pikir sendiri sana capek gua"

Ardigo menggaruk kepalanya yang tidak gatal, emang kenapa Dea bisa capek kan dia cuma duduk manis sambil main hp. Mungkin itulah batin ardigo.

•••

"Aduh kayaknya yang ini bagus deh warna sesuai keinginan kita" ujar Alexa menunjukan sepasang pakaian pengantin ke bunda ardigo.

Bunda ardigo mengangguk setuju, ia menyuruh Tyo yang sedari tadi ada dibelakangnya untuk memanggil anaknya dan calon menantunya.

Dari pada enggak ada kerjaan kan.

Tyo berjalan berniat memanggil ardigo dan Dea yang berada di didepan butik.

"Ardi Dea ayo masuk, kalian harus coba baju pengantinnya" beritahu Tyo.

Dea dan ardigo mengangguk mereka berdua berjalan masuk kedalam terlebih dahulu karena Tyo yang menyuruh mereka berdua masuk terlebih dahulu.

Tyo menatap sekitar dan berhenti di satu titik, matanya memicing tajam.

"Berubah profesi jadi penguntit heh?" Ejek Tyo pelan lalu berjalan santai masuk kedalam butik seperti tidak terjadi apa apa.

Seseorang yang yang disebut penguntit oleh Tyo tidak menyadari kalau keberadaannya telah diketahui oleh tyo.

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

[BERSAMBUNG]

UDAH VOTE?
VOTE DULU KALAU BELUM.

Jodoh Gua Cowok Polos [HIATUS]Where stories live. Discover now