Chapter 17🚫

340 25 2
                                    

Hingga matanya menangkap suatu objek yang tak jauh dari tempatnya, ia berlari kecil dan memungut handphone tersebut, ia menyipitkan matanya lalu sesaat kemudian berlari menuju motornya dengan perasaan panik dan kacau ia berkendara dengan kecepatan lebih untuk melanjutkan tujuannya mencari Younghoon.

Di dalam bangunan itu, seperti runah pada umumnya, terdapat kamar tidur, ruang makan, kamar mandi, ruang tv, dan dapur. Antara kamar tidur dan dapur —(otomatis sama ruang maka yh,)— hanya di pisahnya menggunakan tirai bambu berwarna hitam. Dan gorden putih transparan.

Selesai makan, pria yang sedari tadi menatap Younghoon dengan mesum itu duduk di samping Younghoon dan memuali aksinya kembali, kali ini ia mengekus paha dan juga selangkangan Younghoon, ia tersenyum sendiri sambil membayangkan hal aneh.

"Berhentilah, dia bisa bangun jika merasa tidak nyaman bodoh," kata abangnya dari belakang.

"Ah, bius yang ku suntik di lehernya akan berlangsung 16 jam, tidak mungkin ia terbangun, lagi pula dia itu pingsan, bukan tidur," kata si pria itu dan mulai semakin nakal, ia melebarkan kancing atas Younghoon yang sedari tadi terbuka, ia membuka seluruh kancing dan melebarkannya ke samping, ia menatap tubub Younghoon, terutama bagian dua benda berwarna coklat susu itu.

Ia tersenyum jahil dan meraba raba dada Younghoon, sesekali meremasnya dan ia mendesah sendiri.

"Sial!, Hwiyoung! Apa yang kau lakukan??!" Teriak abangnya itu. Sosok yang di panggil Hwiyoung hanya mendesah kecewa dan menutupi Younggoon dengan selimut.

My Only One

Di sisi lain, Hyunjae berada di rumah pamannya, ia berbicara dengan nada memohon,
"Kumohon bantu aku," kata Hyunjae.

Orang di depannya itu membuang nafas kasar,
"Baiklah, besok kita cari," kata orang itu lalu menggunakan sarung tangan karet dan memasukan handphone yang Hyunjae berikan ke dalam box berwarna putih.

Hyunjae membuka apartemen Younghoon dengan kunci yang di berikan Younghoon di sekolah tadi. Tanpa fikir panjang ia langsung memasuki kamar Younghoon, menutup pintu dan mengambil salah satu baju Younghoon dari lemari pakaian.

Ia duduk di tepi kasur dan mulai menangis, sambil memeluk baju Younghoon air matanya terus mengalir.

Ia meremas baju Younghoon erat. Tiba tiba saja air matanya berhenti, ia merubah ekspresinya menjadi datar,

"Bodoh, kenapa tidak menelfonku," monolognya. Ia meletakan baju tersebut di atas kasur, lalu pergi ke balkon, di sana dia terdiam, memikirkan perkataan orang tadi malam.

"Sial, pasti mereka," kata Hyunjae,  ia berlari ke dalam dan menelfon seseorang.

My Only One

Hyunjae menonton TV sambil menyesap rokok, ekspresinya berubah menjadi serius ketika berita yang ia tonton memberitakan hal yang sangat membuat Hyunjae gelisah sekaligus marah.

"Selamat malam, saya kim jaewon, pembawa berita malam ini, berita kami awali, dengan ditemukannya mayat seorang pria dengan seragam SMA korban di temukan di sisi gang xxxx," kata si penyiar berita di TV.

Hyunjae jelas semakin panik, bahwa saja, nama gang yang di sebut itu gang yang harus ia datangi untuk bertemu kedua orang tersebut.

Sadar jika dirinya kacau, ia pergi ke dapur dan meminum segelas air putih untuk menenangkan dirinya dan juga fikirannya.

"Younghoon harus tetap hidup," katanya, "aku bersumpah untuk melindungi, maafkan aku," sambungnya, ia menunduk lalu membuang puntung rokoknya di wastafel.

My Only One Where stories live. Discover now