Chapter 10.

225 27 2
                                    

"Hyunjae... Ayo selfie," ajak Younghoon. Younghoon mengeluarkan ponselnya dan di arahakannya dari atas. Di layar ponselnya bergambar dirinya yang berpose lovesign, sedangkan Hyunjae mengankan satu alisnya dengan wajah yang di buat secool mungkin tanpa pose.

Sampai di unitnya, Hyunjae terduduk di kursi di balkonnya, ia hanya menggunakan celana training dan baju singlet hitam, memamerkan otot lengan dan dada yang bertato meja di depannya terdapa segelas kopi. Ia menikmati sore sambil memandangi gedung dan jalan jalan di bawa.

Younghoon baru saja selesai mandi, ia menggunakan celana kolor berwarna biru langit dan kaus oblong putih. Ia membuka pintu kaca menuju balkon.

"Hai," sapa seseorang di sebelah, Younghoon menoleh dan tersenyum hangat.
"Selamar sore," sapanya lagi.

"Selamat sore Hyunjae," sahut Younghoon, ia duduk di kursi menghadap balkon unit Hyunjae dan mereka berdua hanya terdiam, Younghoon bermain ponsel sedangkan kini Hyunjae sibuk memandanginya.

"Hyung, makananmu," teriak seseorang dari arah dalam apartemen Hyunjae.

Hyunjae bangkit dan meninggalkan balkon.

Dan kembali dengan sebuah box di tangan kanannya dan satu cup ramen di tangan kirinya.

"Kau mau?" Tawar Hyunjae sambil melihat Younghoon. Sedangkan Younghoon hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Younghoon memperhatikan Hyunjae yang sedang lahap menyantap ramennya, ia makan tanpa melakukan hal lain, hanya makan.

Younghoon bangkit dari posisinya dan masuk ke kamarnya, ia mengambil sebungkus ramen dan memasaknya.

Tak lama, Younghoon keluar dengan semangkuk ramen.

Hyunjae hanya tersenyum melihat Younghoon, dan di saat itu, mereka berdua makan bersama.

My Only One

Malam hari. Terlihat seseorang berdiri di depan unit apartemen Younghoon dan mengetuknya.

Younghoon yang sedang asik menikmat acar di TV nya merasa terusik, ia bangkit dan membuka pintu.

Sedetik kemudian ia mematung di tempat.
"Apa yang dia lakukan?" Innernya.

"Hai, Younghoon," sapa orang itu.
"Apa yang kalu lakukan? Pergilah, aku tidak menerima orang asing," balas Younghoon dan hendak menutup pintunya kembali, namun di tahan oleh orang di depannya.

"Ayolah, aku tidak ada niat jahat, aku hanya ingin kembali bersamamu," kata orang itu.
"Tidak, aku tidak akan kembali kepadamu, bajingan sialan!" Bentak younghoon.

Ia terkejut sih dengan apa yang ia ucapkan.

"Hei, dengarkan aku, bukan aku yang selingkuh, tapi dia menggodaku," jelas orang tersebut.

"Aku tidak perduli, cepatlah pergi," usir Younghoon.

Namun tiba tiba orang itu hendak menerobos masuk, namun di tahan oleh Younghoon. Younghoon sedikit kesusahan, dengan badan besar orang di depannya ia merasa kewalahan.

Hyunjae baru saja naik ke lantai di mana apartemennya berada, namun ia melihat seseorang sedang menerobos masuk ke apartemennya, ia dapat melihat tangan Younghoon yang memukuli orang tersebut. Ia berlari kecil lalu mendorong orang tersebut hingga menjauh dari pintu.

"Apa yang kau lakukan?!" Tanya Hyunjae dengan nada yang sedikit tinggi, ia berdiri di depan pintu unit Younghoon untuk melindungi apertemen dan orang di dalamnya.

"Apa urusanmu, menyingkirlah sialan," kata orang itu.

"Tidak, sebelum kau pergi," sahut Hyunjae. Namun tanpa aba aba orang itu justru mencoba masuk menerobos Hyunjae. Untung saja Hyunjae sigap, ia mendorong orang tersebut lalu memberi tinju di perutnya.

Dan terjadilah perkelahian keras di antara Hyunjae dan stranger itu.

"Sudah cukup, Hyunjae, cukup Jeno! Cukup kumohon," kata Younghoon sambil berusaha menarik Hyunjae dari atas orang yang ia panggil 'Jeno'.

Matanya sudah berkaca kaca, ia masih terus menarik tubuh Hyunjae agar menjauh. Dan untung Hyunjae langsung sadar ia bangkit dan memandang orang di bawahnya dengan amarah.
"Sudah, lebih baik kau kembali Jeno, aku tidak ingin melihatmu kumohon," kata Younghoon, dan Jeno kini berjalan pelan sambil memegangi perutnya.

Hyunjae sedang duduk di sofa. Dan tak lama, Younghoon datang membawa sebaskom air hangat dan handuk kecil, ia duduk di samping Hyunjae.
"Tahan sedikit," katanya, ia menyapu pelan luka di wajah Hyunjae dengan handuk yang sudah ia basahi dengan air hangat.

"Bukalah bajumu," kata Younghoon. Hyunjae dengan ragu membuka bajunya, dan untuk yang kedua kalinya, Younghoon dapat melihat jelas otot otot di perut dan lengan Hyunjae, dan juga tato yang ia miliki.

Ia dengan perlahan mengompres lukanya dengan air hangat.
"Maafkan aku," katanga sambil terus membersihkan luka di tubuh Hyunjae "gara gara aku, kau jadi harus berkelahi dengannya," lanjutnya.

Ia memberikan obat tetes di luka di wajah Hyunjae, menutupnya dengan kapas, dan di tempel dengan plester.

"Bukan masalah, siapa dia?" Kata Hyunjae setelah Younghoon sudah selesai mengobati lukanya.

Younghoon membuang nafas kasar,
"Dia Jeno, mantan kekasihku setahun lalu, kami berpisah karena aku melihatnya berciuman dengan orang lain," kata Younghoon sambil menunduk dan memeras kain yang tadi ia gunakan untuk membersihkan luka Hyunjae.

"Tidak apa, mulai sekarang, aku akan melindungi," kata Hyunjae, ia menarik tubuh Younghoon untuk masuk ke dalam pelukannya.

"Younghoon," panggil Hyunjae, dan Younghoon hanya berdehem.

"Jadilah kekasihku," lanjut Hyunjae.

Wajah Younghoon terlihat memerah, ia tersenyum malu dan menyembunyikan wajahnya di ketiak Hyunjae lalu mengangguk sebagai jawaban dari permintaan Hyunjae.

Dan malam itu mereka habiskan berdua dengan manis.

To Be Continue
Wah udah chapter 10.
Maaf kecepetan ini rencananya mau aku selesainya di chapter 20/30. Jadi gimana, konflik aja belum masuk maaf kalo berantakan.

Maaf untuk typo dan enjoy.

My Only One Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon