Chapter 06🚫.

474 37 3
                                    

"Kau kenapa?' tanya temannya.
Lalu sedetik kemudian ekspresi Hyunjae kembali datar.
Dan mereka masuk ke dalam kelas mereka yang akan di lanjutkan oleh pelajaran selanjutnya.

Jam pulang sudah lewat 15menit lalu, tapi Younghoon harus membersihkan kelasnya karena hari ini adalah jadwal piketnya. Ia sendirian, padahal setiap hari, ada 7 orang yang harus membersihkan kelas. Younghoon duduk di meja dekat jendela. Ia menggenggam gagang pel dengan kuat lalu melihat keadaan di luar yang sudah sepi wajahnya nampak bercahaya akibat sinar manatahi dari sana.

Tanpa ia sadari, seseorang tengah memperhatikannya. Orang itu menghampiri Younghoon.
"Apa yang kau lakukan? Selesaikan piketmu lalu pulang!" Tegasnya.

Karena terkejut, lutut Younghoon harus terbentur kursi di depannya.
"Hyunjae, maaf," kata Younghoon lalu hendak turun dari meja tersebut, namun karena di tahan oleh Hyunjae, mau tak mau ia tetap duduk di tempat.

Younghoon bingung, daan... Sedikit takut. Karena ia melihat Hyunjae menatap wajahnya begitu detail dan tajam, ia takut jika Hyunjae akan menyakiti fisiknya.

Tanpa aba aba, Hyunjae langsung meraup bibir Younghoon, menangkup rahang Younghoon agar menunduk untuk menyeimbangi posisi. Younghoon jelas terkejut, bahkan sedari tadi ia hanya terdiam dengan tatapan kosongnya.

Apa ini pelecehan? Fikirnya
Hyunjae menjadi terlalu kuat sekarang, bahkan urat di lehernya sedikit menonjol, entah apa yang hyunjae rasakan tapi kini ia sudah menggendong Younghoon, sedangkan Younghoon berusaha menyeimbangi permainan Hyunjae.

Younghoon tau apa yang mereka lakukan, Younghoon juga sudah bukan anak kecil.

Kini dirinya di duduki di atas meja guru, Hyunjae sudah membuka semua kancing seragam Younghoon, ia menurunkannya, mengekspos bahu, leher, dan juga dada Younghoon. Kulit Younghoon sangat putih, bahkan sampai terlihat berwarna pink seperti susu stroberi.

Dengan panasnya, Hyunjae mencumbu leher Younghoon, menjilat, menggigit dan menghisapnya hingga menimbulkan tanda merah keunguan. Sedangkan Younghoon hanya mendongakkan kepalanya sambil menahan kepala Hyunjae agar tidak masuk terlalu dalam.

Beberapa menit berlalu, Younghoon yang sudah berantakan mengaitkan semua kancing bajunya. Ia menunduk cemas di atas meja guru, sedangkan Hyunjae, dia hanya berdiri di depan Younghoon. Menatap dirinya dan juga Younghoon dengan perasaan yang tidak dapat mempercayai apa yang sudah ia lakukan kepada Younghoon.

Sebenarnya Younghoon tidak masalah dengan ala yang ia terima dari Hyunjae. Dia berfikir jika Hyunjae memperkosanya. Ternyata tidak.

"Maaf" Kata Hyunjae sambil menunduk, menyesal dengan apa yang ia perbuat. Bagaimanapun juga, Younghoon adalah manusia yang belum terjamah.

Maksudnya, Younghoon adalah manusia yang belum pernah melakukan hal dewasa. Dan sekarang, dengan sembrononya ia mencumbu anak orang.

Tidak seperti dugaannya, Younghoon malah memegang jemarinya.
"Aku tidak masalah," kata Younghoon. Ia melepas jemari Hyunjae lalu turun dari meja guru, dan merapihkan sisa sisaan piketnya.

Jam delapan malam, Younghoon baru sampai di unit apartemennya.

Selesai mandi, Younghoon berdiri di depan cermin besar yang tertempel di pintu lemari pakaiannya. Ia mengusap usap tanda yang di buat Hyunjae dengan jari telunjuknya. Sejujurnya ia senang, tetapi ada rasa sakit hati yang ia rasakan.
"Kenapa dia tidak menyatakan isi hatinya" monolognya tanpa ia sadari.

Jam sembilan, Younghoon masih menonton TV di ruang tengah, sebenarnya ia tidak mengerti apa yang di tayangkan oleh tv tersebut. Namun lagi lagi ia mengingat kejadian tadi sore.

"Kurasa....aku mencintainya??" Tanyanya, ia menggigiti kuku jari telunjuknya. Sejak beberapa waktu lalu, ia mendengar suara suara aneh yang berasal dari apartemen Hyunjae. Suaranya seperti geraman dan erangan. Entah apa yang terjadi di sana. tapi Younghoon malah melangkahkan kakinya menuju unit sebelahnya.

Ia mengetuk pintu depan. Tak beberapa lama, Hyunjae keluar hanya menggunakan handuk yang di lilit di pinggangnya.

Wajahnya sedikit kesal sekaligus kaget.
"Apa kau baik baik saja?" Katanya sambil memegangi ujung jari telunjuknya "aku mendengar suara aneh dari kamarmu," lanjutnya sambil terus menatap Hyunjae.

Hyunjae hanya terdiam bisu ia kikuk dan tak tau apa yang harus di katakan oleh Younghoon. Younghoon menunduk dan menemukan jendolan besar menjulang dari balik handuk putih tersebut.
"Maaf," katanya lalu berbalik pergi. Namun tangannya di tahan oleh Hyunjae.
"Bantu aku," katanya lalu menarik Younghoon masuk ke dalam apartemennya.

Di dalam, Younghoon duduk di depan Hyunjae, ia mendongakkan kepalanya untuk menatap Hyunjae.

Dan... Sesuatu yang sangat mengejutkan.
Hyunjae membuka lilitan handuknya. Ia terus menatap wajah Younghoon.

Sedangkan Younghoon mengikuti apa yang Hyunjae katakan.
"Tatap aku dengan sayu,"

Younghoon hanya mendongak menatap Hyunjae. Sedangkan Hyunjae juga menatap Younghoon sambil terus mengoral kemaluannya yang semakin membesar.

Dan beberapa detik kemudian, Hyunjae mengeram kencang, ia mendongak menikmati pelepasannya yang rampa ia sadari berceceran di wajah Younghoon yang sedari tadi mendongak menatapnya.

Younghoon terkejut, ia dengan refleks menutup matanya dan menundukkan wajahnya. Sedangkan Hyunjae langsung terduduk lemas di sampingnya.

Nafas Hyunjae terengah engah, ia menatap Younghoon yang sudah banjir oleh cairan kental miliknya. Ia tersenyum, mendongakkna kepala Younghoon, mengambil ponselnya lalu memotret wajah younghoon yang sayu dari atas.

Hyunjae sebenarnya belum tau sesuati dari balik Younghoon yang pendiam. Ia mencium pipi Younghoon lalu mengajaknya ke kamar mandi.

To Be contine
Hallo. Aku sudah kembaliii maaf ini chapter dewasa.
Jadi setiap chapter yang ada emot '🚫' itu mature yah. Entah adegan ikeh kimocih ataupun adegan kekerasan.

Jadi kalian yang ndak suka hal gituan bisa tau dan bisa di skip terimakasih.

My Only One Where stories live. Discover now