Chapter 03.

317 38 2
                                    

Terbukti jelas dengan matanga yang mulai menyanyu dan perlahan tertutup, kini mereka berdua terduduk dengan Younghoon yang tanpa sadar tidur di bahu Hyunjae. Hyunjae akan tetap terjaga hingga seseorang menemukan mereka, untuk mencegah terjadinya hal berbahaya pada mereka, terutama 'si aneh, yang entah sejak kapan mulai menjadi tanggung jawab Hyunjae di sana.

Malam semakin larut, kini perlahan Hyunjae mulai mengantuk, sejujurnya ia sudah terbiasa dengan begadang di sepanjang malam, namun kali ini entah apa sebabnya, ia mengantuk. Haha

MY Only One


Keesokan harinya, jelas saja Younghoon yang bangun lebih awal, ia terbangun sambil mengerjapkan matanya perlahan, ia baru saja sadar dengan apa yang ia lakukan. Ternyata ia semalaman tidur di bahu seseorang.

Younghoon langsung bangun dan berjalan ke arah pintu gudang, ia menatap sekeliling ruangan dan menenukan tongkat golf di sana. Saat ia hendak mengambilnya, seseorang menyebut namanya, itu tentu membuatnya terkejut. Ia memegang kuat tongkat golf tersebut dengan kuat, lagi lagi ia menunduk.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya seseorang di sampingnya.

Younghoon tidak menjawab. Ia hanya berjalan pelan ke arah pintu dan mulai memukul pintu dengan tongkat golf tersebut. Hyunjae jelas bingung dengan apa yang di lakukan Younghoon.

Saat Younghoon berhenti memukul pintu tersebut. Semar ia mendengar suara derap kaki menaiki anak tangga. Dan tak lama, seseorang mengetuk pintu dari luar.
"Ada orang di dalam? Tolong jawab" katanya.

Hyunjae langsung menerobos Younghoon dan mulai berkomunikasi dengan seseorang di luar sana.

Beberapa saat kemudian, mereka berdua sudah berada di apartemennya masing masing. Younghoon sebenarnya ingin pergi ke sekolah, tapi kejadian beberapa waktu lalu membuatnya sedikit kelelahan, padahal di sana yang banyak bergerak Hyunjae:)

Alhasih ia memilih untuk membolos tanpa izin dari guru.

Hal yang sama di lakukan oleh Hyunjae, ia membolos kelas dan hanya berdiam diri di balkon kamarnya sambil sesekali menyebat batang rokok di tangannya. Sesekali ia menengok ke balkon unit kamar sebelah, namun sepertinya tidak ada orang di balkon. Entah apa yang ia fikirkan ia cukup khawatir dengan si aneh itu.

Tak mau pusing, ia mulai membuat sarapan untuknya dan juga adik laki lakinya yang hanya selisih satu tahun tujuh bulan darinya.
"Apa yang harus ku buat?" Kata Hyunjae sambil membuka lemari pendingin di sana. Dan tadaaaa dia hanya tersenyum iba melihat isi lemari pendinginnya yang hanya terisi air minum. Tak ada bahan masakan sama sekali.  Alhasil ia harus membelinya terlebih dahulu.

Hyunjae baru selesai memarkirkan mobilnya di parkiran halaman supermarket. Namun matanya menatap sosok manusia yang sedang berjongkok di samping jalan. Dari kejauan ia melihat bahwa laki laki itu sedang memberikan kucing liar makan, sesekali pria itu mengusak rambut kucing tersebut. Namun seperti biasa ia hanya mengabaikan itu dan mulai memasuki area supermarket dan membeli apa yang ia butuhkan.

Walaupun lakik, Hyunjae itu tipe orang yang membeli barang yang  butuhkan bukan yang ia inginkan.

Beberapa menit berlalu, saat sedang asik memilih sayuran. Ia bersebelahan dengan orang yang tadi ia jumpai di parkiran mobil. Wajahnya terlihat tenang dan damai, sambil memilih bahan masakan. Sesekali Hyunjae mencuri pandang ke orang tersebut.
"Sial, apa yang dia lakukan kepadaku? Kenapa jantungku berdetak lebih kuat?" Inner Hyunjae.

"H-hallo?" Sapa si pria itu. Hyunjae yang sedang terbengong lantas tersadar dan menjawab sapaan orang itu.

"Terimakasih, hum..." Orang itu menunduk "kau membiarkanku tertidur di bahumu malam tadi," lanjutnya sambil menunduk dan tanpa sadar mengusap usap kubis yang masih di tangannya. Hyunjae hanya berdehem sambil tersenyum tipis.

"Bukankah suaranya terdengar lembut? Bahkan sangat lembut untuk seorang laki laki, kenapa jarang berbicara? " Inner Hyunjae saat mendengar suara Younghoon barusan.

PLEASE, LOOK AT ME

Siang harinya. Younghoon sedang berada di toko roti milik kakaknya, ia hanya berdiam diri menatapi sang kakak yang sedang sibuk mondar mandir mengantarkan pesanan.
"Apa yang kau lakukan? Bantulah aku jika kau tidak ingin aku usir," marah si kakak yang sudah jenuh dengan adiknya itu. Younghoon mengangguk dan mulai memakai apron khas toko kakaknya itu. Dan ia berperan menjadi pengantar pesanan. Ya bisa di bilang sebenarnya ini cafe roti. Di mana menu utamanya hanya roti yang di sajikan dengan minuman yang mereka jual.

"Antarkan ini, ke meja nomor 19, berhati hatilah, cofenya panas," kata si kakak sambil menyerahkan nampan hitam berisi roti dan segelas cofe panas.

Saat sedang sibuk mengantar pesanan para pembeli, semar Younghoon mendengar seseorang menilainya dengan buruk, gadis itu mengatakan jika Younghoon bisu, karena tidak pernah terdengar berbicara selama itu. Dan jelas saja ekspresinya sedikit kaku namun tenang. Tak ada senyuman di wajahnya namun seseorang di seberang sana menatapnya terus menerus, sambil sesekali tetawa saat melihat Younghoon terpentok sisi meja.

"Noona, aku ingin satu pie susu dan segelas susu putih dingin," mintanya kepada sang kakak yang tengah berada di counter yang berisi dengan roti roti stampel.

Maap nih, aku gatau bahasanya apa. Tapi kalian pasti tau kan yang kek ada barang or makanan yang di letakin di dalam etalase buat di liat orang. Nah pas si pembeli ini mau beli barang/ makanan yang ada di etalase yang di ambil tuh bukan yang di etalase itu. Apa ya bahasanya. Jadi itutuh cuma buat pajangan doang deh.

Tak lama, kakaknya mebawakan sepiring pie susu dan juga segelas susu putih dingin. Ia tersenyum menatap adiknya yang memakan pie susu itu dengan lahap. Soal adiknya yang tidak memiliki teman, ia sudah lama mengetahuinya. Itu sebabnya ia berusaha menjadi kakak sekaligus teman yang baik untuk adiknya itu.

To Be Continue

Hello, up lagi nih, karena bosen aja
Maaf kalo berantakan sejujurnya emang sulit buat nulis yang bener. Harus bener bener tau yang kalian tulis itu masuk kategori yang mana. Masih berantakan nih. Maaf typonya selamat menikmati kisah cinta Hyunjae dan Younghoon.

My Only One Where stories live. Discover now