S e m b i l a n

4.9K 332 1
                                    

Aku termenung menatap tirai jendela yang di terbangkan angin, memang kubiarkan jendela kamarku terbuka, tidak peduli AC di kamarku tidak akan berfungsi karena itu. Pikiranku masih melayang pada pembicaraanku dengan bunda beberapa menit lalu, setelah memaksa bunda menjelaskan semuanya akhirnya beliau bersedia menjelaskan semua rasa penasaranku.

Jadi dahulu saat aku masih kecil, ayah memiliki sebuah project di Jakarta kami juga saat itu tinggal disini. Ayah mengajakku ke gedung yang sedang di bangun dan entah bagaimana caranya aku bisa sampai ke kamar sesaji yang ada di gedung itu. Sedangkan sesaji itu dibuat oleh pemilik gedung yang memiliki perjanjian dengan seorang iblis agar mendapatkan kekayaan dan kesuksesan.

Setelah hari itu aku sakit parah, dokter tidak bisa mendeteksi penyebab utama aku bisa dalam kondisi seperti itu. Atas rujukan dari nenek aku dibawa kepada orang pintar yang mengerti masalah seperti itu. Orang itu mengatakan aku sudah dijadikan tumbal, aku berobat di rumah orang itu selama satu tahun.

Aku berhasil sembuh dan orang pintar mengatakan kami harus pindah dan tidak boleh lagi di kota itu, jadi ayah dan bunda memutuskan untuk pindah ke Malang. Mereka mengira masalah sudah selesai sehingga memutuskan untuk pindah lagi ke sini, namun rupanya belum selesai. Aku tidak mengingat apapun mengenai masa kecilku yang menyedihkan itu, kata bunda itu wajar karena aku sakit parah hingga satu tahun lamanya.

Menurutku ini aneh, jika memang dulu aku sudah hampir mati tetapi berhasil di selamatkan, seharusnya aku sudah terlepas dari apapun yang berhubungan dengan iblis itu. Tetapi mengapa Ale dan kakek Teja mengatakan aku diikat oleh ikatan rumit?

Swing,

Sebuah bayangan hitam melintas dengan cepat di depan mataku, aku tahu yang selanjutnya akan terjadi yaitu dinding dua dunia itu akan luruh di depan mataku. Benar saja kulihat di kusen jendela ada seorang anak kecil yang memeperhatikanku, mungkin sudah dari tadi dia memperhatikanku. Di ujung ranjang, ada rambut yang menjuntai panjang, entah dimana tubuhnya mungkin di bawah ranjang.

Aku menghela nafas panjang, kata Ale aku tidak boleh takut dan harus berpura-pura tidak melihat mereka. Aku melakukan itu, mencoba tidak merasakan kehadiran mereka. Merebahkan diriku di ranjang, aku kini menarik selimut sebatas dada, memejamkan mata dengan erat.

Dalam pejam aku merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pipiku, seperti sebuah tangan tetapi rasanya sangatlah dingin. Aku reflek membuka mata, tetapi tidak ada apapun yang terjadi, hanya sekarang ada sekitar sepuluh mahluk yang tengah berjalan ke arah ranjangku. Mereka menyeramkan, darah ada dimana-mana dan bahkan tubuh mereka tidak utuh, hantu jenis apa mereka? Bentuknya sangat aneh.

Aku mencoba beranjak tetapi di depan pintu muncul lagi mahluk serupa, mereka sama-sama melayang pelan ke arah ranjangku. Aku sekarang sedang dikepung, jantungku berdetak sangat cepat, keringat dingin juga mulai menetes di tengkukku.

Brakk,

Pintu balkon kamarku tiba-tiba terbuka dengan sangat kencang, ada seseorang yang datang dengan jubah serba hitam. Setelah ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarku tiba-tiba semua mahluk menyeramkan tadi sudah lenyap hilang tak bersisa satupun.

Lelaki dengan jubah yang menutupi seluruh tubuhnya itu mendekat ke arahku, tubuhku ini sudah bergetar sedari tadi rasanya tidak memiliki tenaga untuk kabur. Lelaki berjubah hitam ini sudah mengusir pergi semua mahluk menyeramkan, tapi aku tidak tahu juga dia memiliki niat buruk atau tidak.

Kini ia sudah sampai di samping ranjang, mendudukkan dirinya disana.

"Kita bertemu lagi, aku sangat merindukanmu!"

Suara itu begitu aku kenali, itu adalah suara yang aku dengar saat berpimpi di gedung terbengkalai. Ingatanku biasanya tidak sebagus itu tetapi mengenai suara ini aku sangat yakin jika itu suara yang sama dengan waktu itu.

Mahluk itu membuka jubah yang menutupi kepalanya sehingga sekarang aku dapat melihat wajahnya. Wajahnya nyaris sempurna tanpa cela sedikitpun, bibir tebal berwarna sedikit pucat, hidung mancung dan sepasang mata yang begitu indah. Bahkan kelereng mata semerah darah itu tidak menyeramkan justru sangat memukau.

Sudut bibirnya tertarik, "Kau tidak boleh pergi lagi karena sudah terikat benang merah denganku, jika kau pergi ikatan itu akan menjeratmu dalam kematian."

Setelah mengatakan itu mahluk itu menaikkan kembali jubahnya sehingga wajahnya kembali tertutup. Ia melangkah pergi melalui pintu balkon dan tidak lupa menutup pintu itu kembali. Tubuhku masih saja bergetar hebat, apakah dia adalah iblis memiliki ikatan denganku?

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Dont forget to click the vote button!

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^

And, see you.

Pengantin IblisWhere stories live. Discover now