D e l a p a n

4.9K 299 1
                                    

Awalnya hal gaib memang aku percayai meski aku tidak bisa melihat mereka, aku percaya kita hidup dengan berbagi tempat. Tidak saling bermusuhan karena ada sebuah pembatas pembeda dunia. Tapi, hal-hal yang terjadi padaku belakangan ini membuat mentalku jatuh. Terlebih saat Aleandra dan kakek Tejo memberikan penjelasan mereka.

Aku harus bagaimana jika iblis itu sudah mengikatku, apakah aku akan mati dan menjadi pengikut iblis itu? Aku tidak mau itu terjadi, bagaimanpun caranya aku ingin lepas dari ikatan itu.

"Lan udah sampai, lo nggak mau turun?"

Kalimat membuyarkan lamunaku, aku tidak sadar jika telah sampai di depan rumah, akupun lekas turun dari motor milik Ale. Dia mengantarkanku sampai ke depan rumah, tadinya aku mengira Ale itu orang yang ketus tetapi ternyata Ale adalah orang baik.

"Nanti kalau tiba-tiba lo bisa liat lagi, lo nggak boleh takut, abaikan mereka seperti lo nggak liat mereka. Karena semakin lo takut mereka akan semakin kuat."

Aku mengangguk, aku sedari dulu bukanlah seorang penakut tetapi jika melihat hal yang menyeramkannya tetap saja belum terbiasa. Mereka itu jelas dan memiliki bentuk yang aneh-aneh, seperti wanita yang wajahnya hancur dan memangku bola mata waktu itu. Aku masih saja terbayang sampai sekarang, wanita itu lebih menyeramkan daripada wanita bergigi runcing di kelas.

"Iya, makasih ya Le."

Ale mengangguk, ia menutup helm full face nya lalu bersiap untuk menekan gas di tangan kanannya. Motor sport itu melaju menjauh hingga hilang di tikungan, mataku masih setia menatap kesana sebelum sebuah panggilan dari bunda meydarkanku. Rupanya bunda sudah berada di depan pintu, entah sejak kapan dia berada disana.

"Kok kamu baru pulang sih Lan, sebenarnya darimana?"

Aku memang tadi sudah sempat mengatakan lewat chat kepada bunda jika akan pergi sebentar, tetapi aku tidak mengatakan akan pergi ke rumah kakek Tejo. Ah, aku jadi mengingat jika kakek Tejo mengatakan harus bertanya dengan ayah dan bunda mengenai kejadian ini.

"Ayah udah pulang, Bun?"

"Udah, hari ini ayah desain gambar dirumah."

Aku mengangguk mengerti, pekerjaan ayah ini tidak menuntut ayah berada di kantor sangat lama. Ayah justru sering membuat desain di rumah, itu menjadi sebuah keuntungan juga sebenarnya.

"Ayo Bun, Alana mau ngomong sesuatu sama ayah dan Bunda."

Aku menagajak bunda untuk ke ruangan ayah, disana ayah tengah sibuk dengan laptobnya. Mungkin aku harus menganggu sebentar tetapi hal ini penting sekali untuk ditanyakan.

"Apa yang ingin kamu bicarakan, Alana?" tanya bunda.

Ayah pun juga sepertinya tertarik, ia segera menutup laptob dan bergabung besama aku dan bunda. Sebisa mungkin aku menyiapkan diri untuk menanyakan hal ini, bukan hanya bersiap untuk menanyakan tetapi aku juga harus bersiap untuk menerima jawabannya. Apapun yang akan kedua orang tua ku katakan ini aku harus menerimanya.

"Mengenai hal mistis yang akhir-akhir ini Alana alami, Alana terkadang bisa lihat hantu. Ada seseorang yang mengatakan jika Alana dijadikan tumbal dan sudah terikat dengan seorang iblis, apakah itu benar?"

Kuperhatikan dengan seksama perubahan ekspresi ayah dan bunda, benar saja mereka terlihat sangat terkejut setelah mendengarkan hal itu. Apakah mereka benar-benar tahu sesuatu seperti apa yang dikatakan kakek Tejo.

"Apa saja yang kamu alami? Kamu baik-baik saja kan?"

Aku mengangguk, tetapi dari pada kekhawatiran mereka, aku lebih ingin mendengarkan sebuah penjelasan. Yaitu tentang mereka sudah mengetahui masalah ini sejauh mana, apakah mereka tahu siapa yang menumbalkanku?

"Ayah sama Bunda tahu sesuatu kan?"

Mereka saling pandang, entah apa yang tengah mereka isyaratkan melalui kedua mata.

"Tolong ceritain semuanya ke Alana," mohonku.

"Ternyata keputusan kita menganggap semuanya usai itu salah, sekarang lebih baik kita siap-siap kembali ke Malang."

Apa ini?

Bahkan mereka tidak menjelaskan apapun tentang hal itu, justru membuatku semakin bingung dengan yang sebenarnya terjadi.

"Ayah sama Bunda akan jelasin, tapi untuk sekarang hal yang paling tepat adalah beres-beres dan secepatnya kembali lagi ke Malang."

Ayah dan bunda membubarkan diri, seperti apa kata mereka jika akan bersiap untuk pindah. Tetapi pertanyaan kini justru bertambah di kepalaku, sebenarnya apa yang terjadi?

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Dont forget to click the vote button!

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^

And, see you.

Pengantin IblisWhere stories live. Discover now