E m p a t

6K 343 1
                                    

"Lan, tolong beliin obat nyamuk ke minimarket depan ya!"

Aku mengagguk, hanya bisa menuruti apa yang diperintahkan oleh bunda meski sekarang jam hampir menunjukkan pukul sepuluh malam. Minimarket hanya berjarak sekitar seratus meter dari rumahku, tidak terlalu jauh.

Aku memperhatikan sekitar, sebuah gang kecil yang akan membawaku lebih cepat daripada melewati jalan biasa, akupun lebih memilih untuk melewatinya. Gang itu sepi sekali dan juga gelap, aku bukanlah orang yang penakut sehingga ini bukanlah masalah.

Tetapi, tiba-tiba saja bulu-bulu halus di tanganku meremang. Aku berhenti lalu memeperhatikan sekitar, tidak ada orang sama sekali dan entah mengapa tempat ini begitu senyap. Tidak lagi kudengar suara jangkrik yang sedari tadi bersahutan.

Aku masih diam, aku melihat sebuah bayangan hitam mendekat padaku dari arah berlawanan. Aku ingin berlari menjauh tetapi anehnya tubuhku ini tidak dapat digerakan sama sekali, yang bisa kulakukan hanya memejamkan mata seerat mungkin.

Beberapa detik kutunggu dengan irama jantung yang berpacu sangat cepat, tiba-tiba tubuhku dingin sekali seperti berada di dalam ruangan yang suhunya minus.

Aku akhirnya memberanikan diri untuk membuka mata, tempat yang tadinya sangat sepi ini kini terlihat ramai. Ada dua orang anak kecil bermain di tiang listrik, seorang wanita yang tengah membaca koran di kursi tua, seorang kakek tua yang tengah membenturkan kepalanya ke tembok dengan keras.

Tunggu! Dia membenturkan kepala dengan sangat keras hingga terdengar suara retakan tulang.

Kini tubuhku sudah bergetar hebat dengan peluh yang membasahi seluruh tubuhku, padahal aku merasakan udara disini sangat dingin.

Dua anak yang sedari tadi bermain di bawah tiang listri kini memanjat naik dengan kecepatan super hingga sampai di puncaknya. Wanita yang tadi membaca koran kini menurunkan korannya, tetapi wajah wanita itu hancur tidak berbentuk dengan dua bola mata di pangkuannya.

"Aaaaaaa...."

Aku berhasil berteriak sebelum merasakan semuanya gelap.

***

Aku mencium aroma minyak kayu putih yang menyegarkan, berusaha menbuka mata yang begitu berat tetapi akhirnya aku berhasil. Yang pertama aku lihat adalah ayah dan bunda dan aku berada di kamarku.

"Alana, kamu sudah sadar?"

Aku berusaha mengangguk meski kepalaku masih sedikit pusing.

"Kamu sebenarnya dari mana kok bisa di gang itu?" pertanyaan itu berasal dari bunda, dapat kulihat raut kekhawatiran nampak di matanya.

Aku mengeryitkan dahi, mencoba mengingat apa yang terjadi. Kedua mataku membola sempurna saat sudah mengingat semua itu. Bayangan hitam, kakek tua, dua anak kecil dan wanita dengan wajah rusah. Ya mereka semua terlihat sangat menyeramkan, bahkan aku yang biasanya berani nonton film horor saja sampai pingsan karena melihat kejadian itu.

Aku mengedarkan pandangan, mencoba memastikan jika mereka tidak ada disini. Aku bisa bernafas lega karena tidak melihat hal aneh apapun.

"Bukannya Bunda ya yang tadi nyuruh Alana ke minimarket?"

Bunda justru terlihat bingung dengan pernyataanku itu, "Bunda nggak nyuruh kamu Lan."

Tentu aku terkejut mendengarngnya, jelas sekali aku masih ingat jika bunda yang menyuruhku membeli obat nyamuk ke minimarket depan.

''Bun, beneran Bunda yang nyuruh aku."

"Enggak! Tadi bunda lagi nyuci piring di dapur, habis keluar dapur kamu udah nggak ada, hp kamu juga dirumah. Bunda keluar cari kamu, malah ada beberapa tetangga yang bawa kamu dalam keadaan pingsan. Sebenarnya apa yang terjadi?"

Jadi itu siapa?

Aku bingung mau menjelaskannya bagaimana, takut saja jika mereka berdua tidak mempercayaiku, secara kejadian ini tidak ada bukti nyatanya.

Mahluk itu aku yakin sekali adalah mahluk halus dan bukan hanya sekedar halusinasiku, tapi bagaimana bisa aku melihat mereka.

"Alana, sebenarnya apa yang terjadi?"

"Alana juga nggak ingat, mungkin Alana kecapean aja." ucapku pada akhirnya, untuk saat ini tidak usah membicarakan hal yang kulihat tadi terlebih dahulu.

"Yaudah sekarang kamu istrihat dulu ya."

Aku mengagguk, membiarkan ayah dan bunda meninggalkan kamarku.

Saat ini ada sebuah tanda tanya besar di otakku, yaitu mengenai mahluk yang tadi aku lihat.

Jika diurutkan kembali, dahulu saat di Malang aku sama sekali tidak mendapati kejadian semacam ini. Aku memang mempercayai mereka ada, tetapi aku tidak pernah melihat mereka.

Semenjak pindah ke Jakarta ini, semuanya menjadi aneh. Apakah karena tempat ini saja yang angker?

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Dont forget to click the vote button!

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^

And, see you.

Pengantin IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang