Bab 16 ♛ Talk To Me

Start from the beginning
                                    

Revan menerawang, “ada kalanya lo harus diam, nggak mengungkapkan alasan-alasan yang lo punya. Ke siapapun itu, cukup gue sama Tuhan yang tau. Mungkin belum, tapi lo gak harus tau sekarang alesan kenapa gue berubah.”

“Hidup lo kenapa beban banget? Pasti kebanyakan dosa,” ungkap Reyn sebagai balasan.

“Gue orangnya suka berbagi, loh. Termasuk bagi-bagi dosa ke orang lain, apalagi orangnya macem lo, dosa gue akan sangat mudah ditranfer,” ungkap Revan malas, sepupunya Kesya ini ternyata julidnya minta ampun!

Berbincang, lalu membuat orang itu emosi, kemudian dia dendam. Dendam, sama dengan dosa. Semudah itu mentransfer dosa, tidak perlu ke Bank segala.

“Guys, waktunya makan bareng sama adek-adek.”

Informasi dari ketua Komunitas Perduli Sesama, membuat mereka dengan kompak berdiri dan memasuki Panti. Berjalan beriringan dengan perseteruan kecil tentunya.

•♛•

Sama seperti malam sebelumnya, mereka kembali pulang menggunakan sepeda kayuh setelah bekerja, mereka membisu selama perjalanan, padahal tidak ada masalah berarti yang membuat suasana menjadi canggung seperti ini. Namun, hal itu tidak bertahan lama setelah gadis itu mendongak dan mengganggu konsentrasi Elno.

“Kenapa?”

“Hampir satu Minggu gue tinggal bareng lo, kenapa gak ada yang grebek kita, ya? Kan, kita bukan suami istri,” jelas Kesya.

Bisa saja gitu, warga menggrebek mereka, kemudian dinikahkan. Awal-awal mereka terpaksa, lama-lama rumah tangga mereka penuh dengan cinta dan keharmonisan dilengkapi anak-anak yang lucu.

Tapi, itu cuma halu.

Elno menggelengkan kepala, kalau tangannya bebas, pasti ia sudah menjentik dahi mulus gadis itu dengan telunjuknya.

“Tetangga kita orangnya bodo amat, asal kelakuan lo gak cemarin komplek kita aja, lo gak bakalan diusir,” jelasnya.

Kesya mengangguk-angguk, “trus lo sama Revan kemarin gimana? Gue kurang paham sama masalah kalian.”

Dia ingin sekali tahu apa yang mereka bicarakan, apalagi setelah Reyn memberi tahunya kalau dua cowok itu adalah rival.

“Kata Reyn, kalian lagi jadi rival buat rebutin sesuatu. Kasih tau gue, dong…kalian mau dapetin apa?”

“Turun,” ucap Elno memberi tahu kalau mereka sudah sampai rumah.

Kesya belum juga menyerah, ia terus membuntuti Elno dari memsukkan sepedanya hingga menuju dapur.

Elno sendiri frustasi, gadis ini pasti tidak akan bisa diam sebelum mendapatkan jawaban.

“Jawab dolo….” Rengek Kesya sok imut.

Sampai Elno akan masuk ke dalam kamar mandi gadis itu masih saja memegang ujung hoodie Elno.

“Gue bakalan jawab besok,” putus Elno. “Sekarang lepasin, gue kebelet.” Imbuhnya sembari melepaskan jemari Kesya yang memegang erat hoodienya.

“Nanti, jangan besok….”

“Lepas, lo mau gue eek di sini?” tanya Elno tak tahan lagi.

Kesya menggeleng ribut, “ugh, jorok.”

“Ya, mangkannya lepasin.” Mata cowok itu mencureng tajam menatap Kesya.

BLAM!

Kesya hanya mengelus dada ketika pintu kamar mandi di tutup dengan kencang. Untungnya tidak sempal. beberapa menit, pintu kamar mandi dibuka. Kesya yang duduk di kursi dapur melongo melihat rambut Elno yang masih meneteskan air, cowok itu masih memakai hoodie dan celana tadi.

“Ngeliatin apa?” tanya Elno mendekati Kesya. Ia kemudian mencomot cemilan buatan ibunya di meja makan.

“Liatin lo.” Jawabannya gak salah, ‘kan, ya? Tapi kenapa dia malah mendapat tatapan sinis dari Elno?

“Sana tidur, udah malem, besok kita masih sekolah.” Elno mengacak rambutnya tepat di depan gadis itu, akibatnya tetesan air pada rambutnya terciprat ke Kesya.

“Jangan macem-macem!” peringat Elno saat Kesya akan menjambak rambutnya. Gadis itu kemudian mendengkus kesal dan masuk ke kamar mandi.

Elno menggeleng. “Nanti jangan lupa lampunya matiin.” Ujarnya sebelum menuju ruang tamu.

Setelah tahu gadis itu telah mematikan lampu dan masuk ke dalam kamar, dia pun mematikan televisi lalu masuk ke kamarnya sendiri.

Elno menyetel alarmnya pukul Tiga pagi, karena dia akan belajar. Jam belajarnya sebelum bekerja tadi kurang memuaskan, banyak kegiatan yang membuat konsentrasinya terpecah dan ilmunya tidak masuk ke dalam otaknya dengan baik. Maka dari itu, belajar menjelang fajar adalah pilihan terbaik.




Aku rasa cerita ini lebih ke pertemanan, yang manis-manis, dan konfliknya gak berat-berat amat. Jadi, nantikan chapter selanjutnya....

Paypay♛

Beauty and The PoorWhere stories live. Discover now