Bab 08 ♛ She's Like You

48 8 2
                                    

Jangan tanya lagi kenapa cowok yang kalian suka menjauh Dia sadar, kok, kalian suka dia. Maka dari itu dia menjauh karena emang dia gak suka kamu. Atau, dia punya alasan lain yang disembunyiin – Beauty and The Poor.



“Kok, gitu, sayang?” Barata terkejut dengan permintaan putrinya. “Mama gak setuju, ah.”

“Please, Pa, Ma. Cuman sebulan doang pura-puranya,” tutur Kesya memohon.

Papa dan Mama Kesya terkejut kala anaknya menguatarakan isi hatinya yang ingin jadi orang susah sebentar. Mereka kerja keras siang malam buat anaknya supaya hidup enak, Kesya malah minta kebalikannya.

“Aku cuman sosial eksperiment aja,” jelas Kesya sekali lagi.

“Kasih alasan lebih jelas ke kami,” titah Papanya.

Kesya menghembuskan napas sejenak, “kalian tau kan sahabat-sahabat aku, ternyata selama ini mereka enggak tulus berteman sama aku. Jadi—“

“Jadi kamu mau pura-pura miskin buat ngetes mereka?” tanya Dina, mama Kesya.

“Tepatnya pengen mereka ngejauh dari aku,” sambung Kesya.

Dina menatap suaminya. “Kalau papamu setuju, baru boleh.”

“Gak harus pura-pura jadi susah untuk buat mereka menjauh, tinggal ancam aja apa susahnya, Kak?” tanya Barata.

Kurang sreg jika anaknya akan tinggal dengan teman laki-lakinya meskipun di rumah yang diceritakan Kesya masih terdapat ibu cowok itu.

Kesya memajukan bibirnya. “Papa gak paham, deh.”

“Emang, mangkannya ceritain sekali lagi.”

Gadis itu mengulum bibirnya, menimbang akan bercerita atau tidak. Soalnya sebagian ceritanya juga menyinggung mereka sebagai orang tua.

“Oke, sebenernya aku kesepian di rumah karena kalian jarang pulang. Bibik sama yang lainnya juga kadang pulang lebih cepet, karena itu aku butuh temen buat gak kesepian. Tapi mereka, sahabat yang aku harapin buat minimal dengerin ceritaku malah gak ada kalo aku lagi butuh, padahal pas mereka susah selalu lari ke aku.”

Dina mengelus tangan suaminya yang mengepal.

“Aku juga udah ngancem mereka pakek hutang yang mereka punya di aku, tapi mereka tetep ngeganggu aku.”

Ya, semoga ceritannya ini membuat orang tuanya mengabulkan permintaannya tadi. Papa Kesya membetulkan letak kaca matanya, tertanda beliau tengah menimbang apa yang akan ia ucapkan.

“Kami baru pulang masa kamu mau pergi, Kak?”

“Kan, aku hari ini aku izin gak masuk demi kumpul sama kalian,” jawab Kesya sambil tersenyum lebar.

Tidak masuk sekolah pas hari Senin ternyata enak juga, hehehe. Apalagi pas jadwal pelajarannya susah semua.

“Coba ceritain latar belakang temen cowokmu itu,” pinta mamanya.

Kesya menarik napas. “Namanya Elno Sarega….”

•♛•

Plak…. Elno menoleh ke kanan saat pipi kirinya ditampar salah satu sahabat Kesya.

“Pasti lo udah cuci otak sahabat kami, iya, ‘kan!” tuduh Senjana.

Lintang maju dan menarik dasi Elno, “Gue tau, lo suka sama Kesya. Dan lo pikir pantes lo dapetin dia? Big no.”

Cowok itu balik mencengkeram tangan Lintang sampai gadis itu meringis sakit.

“Akh, lepas.”

Elno mengangkat dagunya angkuh, “suka enggaknya itu urusan Kesya.” Dia bersedekap. “Sebagai mantan sahabat, kalian seharusnya gak ikut campur.”

Beauty and The PoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang