"I want to, but i need my drink." Sungut Rei. Yang memajukan tubuhnya sedikit lagi dan berhasil meraih bungkusan tersebut. "Oh finally."

Rei mengeluarkan mango float dari bungkusan cokelat tersebut dan menjepitnya dengan paha ketika tangannya mengambil cup mcflurry miliknya diiringi desah pelan. "Esnya hampir meleleh semua."

"Lo memusingkan es sekarang?" Tanya Haruto sementara Rei menyuap mcflurry tersebut tanpa terganggu. "You wanna try it?"

Rei menunggu jawaban dengan kedua alis terangkat dan karena keheningan menyapanya ia menyahut lagi. "Kalo nggak mau—"

"Mau." Potong Haruto cepat. "Siapa bilang gue nggak mau?"

"Buka mulut lo." Perintah Rei yang dituruti oleh Haruto tanpa ocehan sama sekali. Ia menyuapi sesendok mcflurry tersebut sebelum sengaja menoelnya di ujung hidung Haruto geli. "What are you doing? You make a joke of me?" Protes Haruto.

"Youre cute."

"Im sexy as hell."

"Ew!"

Rei geleng-geleng kepala dan menyuap mcflurry ke dalam mulutnya lalu bergantian menyuapi Haruto sampai cup tersebut habis.

"Aneh ya kalo nggak berantem?" Celetuk Haruto saat Rei sedang menyesap mango floatnya sekarang dan mengangguk sambil menyodorkan gelasnya kepada Haruto seolah itu sudah menjadi kebiasaannya dalam setengah jam terakhir. "Hm. Kayak bukan lo."

"Maksudnya apa?"

"Apalagi? Biasanya kan lo keras kepala dan nggak mau kalah."

"Oh ya." Haruto menyesap mango float tersebut dan melirik Rei yang sudah mengangguk dan sedang menatapnya dalam. "Mau denger TMI gue hari ini?"

"Kayaknya gue tahu."

"Gimana caranya lo tahu?"

"Itu pasti berkaitan sama gue."

"Coba sebutin."

"Tentang gue yang bikinin lo ramyeon."

"Salah."

"Tentang ajakan dinner gue tadi sore?"

"Salah. But, itu ternyata lo? Gue pikir Jeongwoo." Jawab Rei yang membuat Haruto mendecak. "Kenapa lo berpikir itu Jeongwoo dan apa yang lo pikirkan kalau itu Jeongwoo?"

"Rahasia."

"Dia ngerasa lo suka sama dia karena di rapat pertama lo selalu curi-curi pandang ke dia tahu nggak?" Ujar Haruto yang entah mengapa terdengar kesal.

"Gue penasaran senyaman apa bersandar dibahunya yang lebar."

"Damn. Youre so dirty."

"So what?" Balas Rei merengut. "Kayaknya cewek normal juga bakal berpikir kayak gitu."

"Jadi lo menempatkan diri lo sebagai cewek normal?"

"Menurut lo nggak?"

"Ada rumor yang bilang lo suka sama cewek."

"Benar tapi nggak sepenuhnya benar." Jawab Rei sebelum menyesap minumnya lagi dan melanjutkan. "Karena cuma ada tiga cewek—salah, sekarang cuma dua. Cuma ada dua cewek yang bakal gue pacarin kalo mereka nggak straight. Wonyoung sama Yujin-eonnie. Sisanya? Nggak ada."

"Lo suka sama Wonyoung?" Tanya Haruto yang entah mengapa jadi geli sendiri ketika mengatakannya. "Why?"

"Bakal gue jawab kalau lo ceritain dulu kisah cinta bertepuk sebelah tangan lo sama dia."

Haruto mendecak. "Lupain aja, gue nggak penasaran lagi."

"Lo nggak perlu malu karena ditolak Wonyoung. Cewek sesempurna dia emang harus satu level. Minimal, dari otaknya."

"Sialan." Gerutu Haruto yang bikin Rei kembali tertawa renyah. Haruto meliriknya lewat sudut mata, dan ia sama sekali tidak keberatan untuk mendengar tawa renyah Rei semalaman.

"Back to topic, jadi apa TMI lo hari ini?"

Rei menghentikan tawanya dan tersenyum, "My Papa said falling in love with you is a smart choice."

"And what your answer?" Jawab Haruto setelah hening beberapa lama karena ia sendiri tidak tahu harus menjawab apa.

"I havent answered."

"So theres a possibility,"

"Better not. You'd run away if you knew how messed up my life was." Ucap Rei sebelum menandaskan mango floatnya dan meletakannya ke dalam bungkusan sampah sebelum menyamankan diri dan berdeham. "Let me sleep."

B; rei • haruto (fanfiction)Where stories live. Discover now