43. Sang Pembelot

Start from the beginning
                                    

Seon Ji Won gemetaran tangannya sejak tadi, dia mendekat ke arah Wang Hun, mencengkeram sepasang pundak Pangeran, menatapnya dengan sepasang mata memerah menahan tangis.

"Yang Mulia ku mohon jangan lakukan ini..." desisnya tepat di depan wajah Wang Hun yang masih tenang.

"Penasihat Seon."

"Anda harus hidup, Hwangja-nim... ku mohon..."

Melihat Penasihat kerajaan sekaligus sahabat ayahnya itu menangisi dirinya, Hun hanya tersenyum tipis— Wang Hun jarang tersenyum namun dia benar-benar tersenyum dengan sangat tulus kepada Seon Ji Won hari itu. Ia pegang tangan tua yang mencengkeram pundaknya, menurunkan tangan itu perlahan.

"Jangan khawatir, aku adalah yang terakhir, Seon ji Won."

Meski para menteri itu pro dengan hukuman yang dijatuhkan Raja kepada Pangeran ke empat, mereka juga memiliki sedikit rasa iba. Pangeran Hun adalah kerabat dari Keluarga Gong yang sudah memusuhi Goryeo sejak dulu, dan sayangnya Wang Hun membenarkan tuduhan sekutu itu.

Tapi hukuman mati lagi dan lagi jatuh kepada Pangeran Goryeo. Sang Raja lagi lagi membunuh saudaranya sendiri.

Ini sangat kejam, namun mereka semua bertanya-tanya apakah mungkin ini adalah karma dari Dewa atas tragedi pembantaian pada masa pemerintahan Raja Jeongjong dan Raja Gwangjong yang akhirnya menurun pada keturunan mereka?

Atau mungkinkah Goryeo telah dikutuk atas pembantaian itu?

"Hwangja-nim... saya tidak bisa memenuhi permintaan terakhir ayah anda..."

Seon Ji Won mulai menangis. Mungkin terlihat tidak sepantasnya dia bersikap seperti itu di depan raja, namun dia tak bisa menahan kesedihan di hatinya.

"Jagalah adik-adikku yang masih tersisa, Seon Ji Won," katanya dengan wajah setenang mungkin.

"Bawa Pangeran ke empat ke altar eksekusi!!"

Dua orang prajurit menarik gwanbok Wang Hun dengan kasar, Seon Ji Won begitu berat untuk melepaskan tangan Sang Pangeran, namun karena para prajurit itu menyeret Wang Hun dengan paksa, tautan tangan keduanya terlepas.

"Pyeha... ku mohon ampunilah Pangeran ke empat, Rajaku..."

Dan tangan Seon Ji Won terjatuh di kedua sisi tubuhnya.

Berjalan menuruni tahtanya, Wang Jae melewati tubuh Seon Ji Won dengan sepasang tangan tertaut di belakang punggung, melirik penasihatnya sendiri.

"Pendosa tetaplah pendosa, tak ada tolerasnsi sedikit pun untuk mereka."

~~~

"Panglima Hwang."

Hwang Je No nyaris saja jantungan saat seseorang menepuk pundaknya dari belakang dengan cukup keras, beruntung saja dia tidak memukul orang itu dengan serulingnya.

"B-Bae Kyung Soo... kau mengejutkanku," Hwang Je No mengelus dadanya.

Raut wajah Kyung Soo nampak serius. "Maaf Hwang Yong-Geum, apakah anda sudah siap? Dimana Son Je Ha?" Dia berbisik dengan sangat hati-hati.

[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The PrologWhere stories live. Discover now