1.

27.5K 1.2K 45
                                    

Tak ada yang bisa di deskripsikan darinya, dia indah bahkan keindahannya yang ia sembunyikan, masih terlihat saking indahnya.

Jika hukum  newton menjelaskan perpindahan suatu objek sebagai hasil hubungan antara nilai dan jarak dari gaya yang berlaku pada objek tersebut, Maka matanya adalah suatu gaya yang bisa mengalihkan perhatian seseorang, sampai menabrak kehati.

____________

Kenny siap dengan seragam sekolahnya, ia muak sebenarnya jika harus sekolah, ia meminta orang tuanya untuk home schooling tapi Papa nya menolak mentah-mentah.

"Ayok, Den nanti kita telat lagi." ajak Pak Rendi selaku supir sekaligus orang kepercayaan Papa nya Kenny.

Kenny memutar bola matanya malas.

"Ck, buruan Pak." ketusnya saat naik mobil.

Dengan kecepatan yang sedang, mobil yang dinaiki Kenny sudah sampai diparkiran sekolah.

Tak asing jika setiap paginya ia akan mendapatkan sapaan dari cewek-cewek.

Setelah turun dari mobil ia segera menuju ke kelasnya tanpa peduli dengan sapaan yang menurutnya sangat menjijikan itu.

"Ken!" teriak cowok yang sekarang berlari sambil memeluk tangan kanan Kenny, membuat sang empu mendengus tak suka.

"Ck, jangan kebiasaan deh." ketus Kenny menepis tangan cowok yang Sialnya adalah sahabatnya itu.

"Ken lo makin hari makin cantik aja." cetusnya yang semakin membuat Kenny kesal saja.

"Lo gak lihat gue punya batang?" tegas Kenny sambil menunjuk gundukan diselangkangannya. "Nanda, bahkan milik lo gue yakin gak segede milik gue." sinis Kenny lalu berjalan menuju kelasnya, yang di ikuti Nanda sambil komat Kamit gak jelas.

Seumur hidup nya Nanda selalu bertanya, kenapa dia harus memiliki sahabat bermulut pedas seperti Kenny.

_________

Siang ini pertandingan sepak bola antara kelas sebelas Perbankan dua dan Perbankan satu membuat satu sekolah heboh.

"Gila cewek-cewek pada stress apa ya." cetus Kenny sangat kesal karena bahu nya tersenggol cewek yang baru saja lewat.

Kabar pertandingan sengit kelas sebelas, sampai pada telinga Kenny dan itu cukup membuatnya ingin tahu, sampai membuatnya harus duduk disalah satu stand.

"Arghh..Kenny!" pekik cewek-cewek yang menyadari Kenny sedang duduk manis di bangku stand.

"Anjing! Bisa diem gak kalian." ucap Kenny namun para fans nya sudah kebal, karena setiap harinya itu sudah menjadi santapan baginya. 'Kenny si bermulut pedas.' itulah kira-kira julukan Kenny selain dari 'tampan'.

Saat asik menonton bola yang jujur saja Kenny kurang mengerti dengan permainan itu, Kenny tiba-tiba bosan ia berniat pergi ke toilet.

Brugh!

Kenny mengusap wajahnya yang baru saja tertimpa bola, ini sangat terasa perih matanya berair bukan, bukan karena ia ingin menangis melainkan karena debu dari bola yang sangat ia benci.

"Setan." umpatnya.

"Lo gak papa?" tanya seseorang dengan nomer punggung delapan sambil mengulurkan tangannya berniat membantu Kenny yang terduduk.

"Ck, minggir." Kenny berdiri dengan menepis tangan cowok tersebut. "Wajah gue, padahal ini hasil skin care semalem." rutuk nya, Kenny menatap tajam orang dihadapannya ia kesal rasanya ingin melempar kotoran pada wajah tersebut.

"Sialan, kalau gak bisa main bola gak usah main. So' jagoan banget lo, asal lo tahu nih muka udah ngabisin berjuta-juta duit, lah elo seenaknya aja ngotorin muka gue, berapa bakteri yang ada di bola itu, kalau muka gue jerawatan gimana?!" teriak Kenny diakhir Kalimat.

DREAM!  [END]Where stories live. Discover now