Episode 14

21 4 0
                                    


"Selamat datang para pemberontak TAPOPS" Jo merentangkan kedua tangannya, menyambut mereka berempat didepan gerbang, ditemani oleh seorang lelaki paruh baya di sampingnya
   
"Kamu mungkin bertanya-tanya bukan Aliya. Kenapa aku sampai berbaik hati membukakan portal untuk kalian, tujuannya hanya satu. Agar kalian tepat waktu menyaksikan sendiri teman kalian dieksekusi" Jo tertawa menyebalkan setelahnya
   
Aliya geram. Rasanya ingin sekali ia menendang wajah pria itu, tapi Kaizo dan Onyx menahannya. "Ikuti rencana" Kaizo berbisik
   
"Ayo masuk, jangan sungkan-sungkan anggap lah ini sebagai markas sendiri" Jo mempersilakan mereka berempat masuk
   
Setelah melangkah melewati gerbang. Pemandangannya jauh berbeda 180°, dihalaman depan bangunan penjara yang besar itu. Taman-taman indah tertata rapi dan simetris. Banyak semak-semak dengan bunga warna-warni yang cantik. Di bangku-bangku yang tersedia, ada beberapa tahanan sel karantina yang sedang duduk santai menikmati embusan angin pagi, mereka mengenakan pakaian wajib tahanan berwarna ungu muda
   
Kaizo, Onyx, Aliya dan Vairy sempat hilang fokus. Tempat ini indah, meski masih gelap tapi lampu-lampu taman menerangi seluruh halaman depan. Walau seluruhnya adalah hasil rekayasa buatan, ini sangat indah
   
"Jo. Sebenarnya apa salah Alice?" Aliya bertanya tidak sabaran. Dia menyejajarkan langkahnya dengan Jo
   
Sebelum menjawabnya, Jo menyuruh laki-laki paruh baya yang menemaninya untuk menjauhi mereka berdua, membawa Kaizo, Onyx dan Vairy menjauh juga
   
"Apa salah Alice? Salahnya karena dia memiliki segel Domu. Aku hanya ingin mencegah kehancuran saja" Jo menjawab dengan santai, tanpa ada rasa salah sedikitpun di wajahnya
   
"Kamu keliru Jo. Alice tidak tahu apa-apa soal segel apapun itu, aku yakin. Jika dia disuruh memilih, dia akan menolak untuk memilikinya" pembelaan Aliya membuat Jo memutar bola matanya malas
   
"Kamu tidak tahu apa-apa soal itu" Jo keburu malas meladeni, dia membalas Aliya sekenanya
   
"Aku tahu tentang tragedi terbunuhnya sahabatmu karena kesalahan segel klan Air, dan Alice tidak ada sangkut pautnya sama sekali. Kamu sudah termakan ramalan tua Jo, belum tentu ramalan akan selalu benar-!" Aliya mulai emosi. Tapi sekuat mungkin untuk ditahan
   
"Ya. Taro mati sebab segel itu. Tapi apa kamu tahu? Selain bisa merenggut, Domu juga bisa mengembalikkan yang sudah hilang" Jo berkata datar
   
    Aliya menatap Jo penuh tanda tanya, maksud dari ucapannya tadi, apa dia mau menggunakan Alice untuk mengembalikkan sahabatnya? Itu gila
   
"Jangan gila Jo-! Kamu itu seorang petinggi TAPOPS yang disegani, hanya karena dendam kamu tega membunuh orang yang tidak mengetahui apa-apa?" Aliya sudah emosi
   
Jo menatap datar raut wajah emosi yang Aliya ekspresikan "jika iya. Hal apa yang akan kamu perbuat?"
   
Aliya menendang batu berukuran sedang didepannya, batu itu melesat tepat pada kaca jendela. Dan TAR-! Kaca jendela itu pecah, semua pasang mata memusat pada Jo dan Aliya
   
"Ternyata memang tidak pernah ada pemberontak yang memiliki sopan santun ya" Jo mengejek
   
"Kalian tenang saja, dia hanya sedang dalam emosi yang kurang stabil. Aku tidak apa-apa, kalian bisa kembali beraktivitas sekarang" Jo mengeraskan suaranya, tapi nada bicaranya terdengar sangat ramah dan bijaksana
   
"Aneh, kenapa semua tahanan seperti khawatir Jo akan terluka?" Onyx berbisik, bertanya pada Kaizo
   
"Itu karena tuan Jo sangat baik pada kami semua" lelaki paruh baya yang menjawab pertanyaan Onyx
   
Onyx menoleh, mengangkat satu alisnya tidak mengerti. Laki-laki ini tidak sedang dalam pengaruh apapun kan? Bicaranya ngelantur sekali
   
"Tuan Jo itu malaikat bagi kami yang berada di sel karantina ini, dulu. Para petugas yang berada dibawah pimpinan kepala sel karantina yang lama selalu memperlakukan kami seperti binatang. Mereka menjadikan para tahanan sebagai bahan eksperimen uji coba se-enak hati, kami tidak pernah diurus dengan baik. Tidak sedikit tahanan yang mati kelaparan atau mati karena eksperimen, aku salah satunya yang masih bertahan"

"Kebutaan dimata kiriku ini adalah akibat ledakkan kuat bahan kimia, saat itu aku dijadikan sebagai salah satu kelinci percobaan. Yeah, inilah hasilnya. Kami sudah putus asa, tidak ada harapan untuk hidup damai, apa karena kami ini kriminal sehingga layak diperlakukan seperti itu. Entahlah"

Hyacinth UnguWhere stories live. Discover now