Episode 11

25 2 0
                                    

⚠️Tidak lagi menggunakan bahasa melayu, saya menyerah dan memilih menggunakan bahasa Indonesia saja🤒 Maaf🙏






"PEKAN RAYA"
    
Itu lah yang tertulis pada gardu tinggi ini. Dan disini lah mereka ber-empat sekarang. Menurut informasi, mereka berada di planet RU. Entah kenapa Kapal angkasa tiba-tiba mogok, jadi terpaksa mereka harus singgah sebentar guna mencari suku cadang yang dibutuhkan
    
Mereka berakhir dipekan raya ini karena Onyx yang terus memaksa seperti anak kecil. Terkadang, disatu waktu Alice tidak percaya jika Onyx adalah salah satu kapten hebat dari armada tempur A
    
"Waahh-! Best gila" mata Onyx berbinar-binar
    
Begitu juga dengan tiga yang lainnya. Dilihat dari posisi bayangan yang terkena sinar matahari, jam sudah menunjukkan pukul sebelas pagi. Pekan raya ini sangat ramai oleh orang-orang asli planet RU, dan juga beberapa turis
    
Mereka berempat memakai jubah panjang abu-abu bertudung, untuk menyembunyikan identitas dan tentunya demi keamanan Alice
    
Akhirnya tak lama kemudian, mereka tiba disebuah kedai makanan. Benar juga, dari tadi tidak ada satupun makanan yang masuk ke perut mereka, tidak ada salahnya untuk singgah sebentar
    
"Biar saya yang bayar" Alice menawarkan diri. Mendengar itu mata Onyx kembali berbinar-binar, tanpa pikir panjang lagi mereka segera memilih tempat duduk dan memesan beberapa menu makanan yang ada
    
Alice hanya diam dari tadi. Dia masih memikirkan perkataan si jubah hitam tentang kemungkinan terburuk dari segelnya. Dia tidak sanggup jika semua orang yang dikasihinya harus mati dalam genggaman tangannya sendiri. Semakin lama, dia benci segel ini
    
"Ramalan bodoh-! Aku ini bukan keturunan kelima" batinnya berteriak frustasi
    
Kedai ini sudah agak sepi ketimbang tadi. Mereka lebih leluasa untuk berbicara, tidak harus dengan berbisik-bisik lagi
    
"Apa tidak sebaiknya kita menghubungi petugas sel karantina atau komandan dan juga laksamana?" Alice membuka pembicaraan setelah sekitar sepuluh menit mereka terdiam mengunyah makanan
    
"Untuk?" Aliya bertanya spontan
    
"Meminta mereka untuk menjemputku. Lebih cepat lebih baik kan" Alice menjawab santai seolah tidak perduli apa yang akan terjadi setelah dia jatuh ketangan petugas sel karantina
    
Menurut rumor yang beredar, petugas sel karantina sering menggunakan para tahanan untuk dijadikan bahan eksperimen atau pun untuk meneliti kelebihan yang dimiliki oleh para tahanan ini. Mereka bebas melakukan apapun, sesuka hati mereka. Sebab sel karantina berdiri sendiri, tidak dinaungi oleh siapapun
    
"Jangan bicara sembarangan Alice. Kamu tidak mungkin tidak tahu berbagai rumor yang beredar tentang para petugas sel karantina"
Onyx yang dari tadi sibuk dengan kunyahannya, mengalihkan perhatian penuh pada Alice
    
Alice hanya diam melanjutkan makannya dengan tidak berselera. Kaizo hanya menyimak dia tidak tahu harus berkata apa
    
     ****
    
"Oh kalian sudah selesai makan. Silakan taruh uangnya disini ya" ucap ibu kasir tersenyum ramah
    
Selesai mengisi perut, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar. Tujuan sebenarnya agar Alice tidak terlalu memikirkan tentang sel karantina. Dari tadi dia hanya diam, jarang membuka suara
    
"Kalian bertiga duluan saja. Aku ada hal penting yang tidak bisa ditunda sekarang" Onyx pamit sambil berlari. Melambaikan tangan perpisahan. Sekarang hanya tersisa Alice, Kaizo, dan Aliya
    
Mereka bertiga melanjutkan perjalanan menyibak keramaian. Orang-orang di planet RU sangat ramah, dari anak kecil hingga orang tua selalu mengembangkan senyum kepada yang tidak dikenalinya. Jika situasinya lebih baik. Ini akan sangat menyenangkan pastinya
    
Kaizo berhenti didepan toko pernak pernik. Dia hendak meraih tangan Alice, tapi Alice dengan cepat mengarahkan tangan Aliya. Mereka mampir ke toko pernak pernik planet RU
    
Lebih banyak aksesoris perempuan yang dijual di toko ini. Dari gelang, bando, jepit rambut, kalung dan masih banyak lagi. Tapi warnanya dominan ungu muda
    
Kaizo terlihat memilih. Aliya juga sibuk membantunya, Alice hanya berdiri diam dibelakang mereka berdua. Memberi tempat yang leluasa, menatap tajam pada orang-orang yang hendak kemari. Mereka bisa saja mengganggu kegiatan tenang Kaizo dan Aliya
    
Alice memperhatikan interaksi keduanya, terutama Aliya yang seringkali gagap atau salah dalam berucap. Itu lucu. Alice tersenyum namun matanya menyendu. Aliya akan mendapatkan keinginannya dan Alice bisa menepati janjinya sebelum dia mati. Lagi pula, Aliya tidak lagi se-menyebalkan saat mereka pertama kali bertemu
    
Alice hendak melangkah pergi ke toko sebelah. Meninggalkan Kaizo dan Aliya berdua, baru saja memutar posisi badan. Kaizo sudah menggenggam erat tangannya. Saat Alice memaksa melangkah. Genggaman itu makin kuat, Kaizo meliriknya dan tersenyum
    
Sial. Kenapa jantungnya berdetak lebih kencang. Alice bahkan bisa mendengar suara detakkannya, apa Kaizo juga? Untuk mengurangi efek salah tingkah dia memilih membuang muka
    
Puas belanja dari toko pernak pernik mereka bertiga melanjutkan 'jalan-jalan' yang tertunda. Dengan Kaizo yang masih menggenggam erat tangan Alice. Aliya terlihat sibuk dengan barang belanjaannya—yang dibayarkan Kaizo— dia tersenyum sepanjang berpapasan dengan orang lain. Suasana hatinya terlihat sangat baik
    
"Kedinginan" Kaizo berbisik pada Alice

Hyacinth UnguWhere stories live. Discover now