Episode 13

27 3 0
                                    


"Aliya.. Kamu yakin?" Onyx bertanya sambil menggenggam erat salah satu pundak adiknya
    
"Ya-!"
    
Onyx tersenyum, dilanjutkan dengan tertawa. Aliya mulai kesal, dia tidak akan membiarkan Onyx berkata hal yang buruk
    
"Aku ikut"
    
Botol air yang digenggam Aliya jatuh menggelinding. Dengan cepat ia memutar badan menghadap kakaknya
    
"Aku belum pernah menjadi seorang penghianat, tapi kayanya sih seru. Apa salahnya kan dicoba. Coba untuk menjadi penghianat tertampan di galaxy bima sakti ini. Kiw"
    
Onyx sempat kaget mendapat terjangan tiba-tiba dari Aliya. Matanya sedikit menyendu, dan dengan segera membalas pelukkan adiknya dengan erat
    
"Aliya" panggil Vairy
    
Aliya melepas pelukannya, dan menoleh bersamaan dengan Onyx
    
"Kapten..." -Aliya
    
"Kaizo?..." -Onyx
    
     •
     •
     •

"Yang sabar ya" Alice menepuk-nepuk pelan pundak Taro, ekspresinya berubah iba setelah mendengar semua keluh kesah yang Taro lontarkan
    
"Ya udah. Ini, dihabis kan aja. Jangan malu-malu" Alice menggeser mangkuk berisi ubi jalar rebus agar lebih dekat pada Taro
    
"Alice-! Kamu benar-benar baik, aku tidak akan lupa jasa mu ini" Taro berucap penuh dramatis
    
"Eh. Emang setan kalau makan, makanannya gak tembus kah? Ubi kan benda padat. Kamu. Benda halus" Alice bertanya polos dengan mulut yang sibuk mengunyah sarapannya
    
Senyum Taro luntur. Harga dirinya terinjak. Respeknya pada Alice hilang begitu saja, kenapa anak muda jaman sekarang tidak bisa sopan pada orang tua
    
"Aku-"
    
"Tapi kamu melayang" Alice segera memotong ucapan Taro. Dia tahu Taro akan menyangkalnya
    
"Haaahh.. Ya. Aku bukan manusia, tapi aku juga bukan setan" Taro mengalah. Dia memberitahu yang sebenarnya dengan sedikit rasa kesal
    
"Lantas kamu apa?"
 
"Aku roh"
    
BUGH-!

"Ya kalau begitu sama aja kan. kamu itu setan" Alice reflek menjitak kepala Taro, perempatan siku-siku muncul di pelipisnya
    
Taro menyerah. Dia mengalah. Senyumnya dipaksakan. Dia mengangguk mantap dengan senyum yang aneh. Alice tertawa melihat ekspresi Taro yang pasrah, padahal Alice hanya sedang menggoda Taro saja. Dia juga tidak serius mengatakan jika Taro itu setan; makhluk astral. Tapi ternyata itu menyenangkan, bisa sedikit menghiburnya
    
"Oh iya. Seingatku, aku baru memperkenalkan nama saja bukan?" Taro bertanya memastikan. Alice mengangguk semangat
    
Taro menyeringai bangga "perkenalkan, aku Taro. Umurku saat ini bila dihitung berdasarkan umur saat aku mati hingga sekarang adalah empat puluh empat tahun. Dulu, aku berpangkat sebagai petinggi TAPOPS"
    
"Waaahhh" mata Alice penuh binar. Taro semakin menjadi-jadi dalam berekspresi bangga
    
"Ternyata sudah berumur ya, aku tertipu dengan wajah tampan mu om" Alice berkata sambil mengangguk-angguk takzim
    
Sekali lagi, Taro dibuat terdiam . Cukup sudah, dia lelah. Hatinya mungilnya tersakiti, walau perkataan Alice itu benar sih. Tapi tidak bisakah dia dipanggil abang atau kakak saja
    
"Tolong. Panggil Taro saja, jangan om"

"Eh"
    
Alice kaget melihat Taro yang sudah bersimpuh didepannya sambil mengaitkan kedua tangannya dengan dramatis. Alice mengerjap-ngerjapkan matanya sebentar, Kemudian sekuat tenaga menahan tawanya
    
"Baiklah anak muda, akan aku turuti permintaan mu" Alice menepuk-nepuk pucuk kepala Taro dengan dramatis juga
    
DAR-DAR-DAR-!

"Hoi-! Kamu sudah gila?" salah seorang penjaga sel berteriak, mereka menggedor-gedor pintu dengan kasar. Mengejek Alice sudah gila karena berbicara dan tertawa sendirian. Padahal mereka saja yang tidak tahu jika ada Taro didalam sini
    
"Mungkin memang dia sudah gila kawan, kasihan sekali bukan, padahal dia masih muda dan cantik. Jika situasinya lebih baik, akan kuambil dia jadi istriku yang ke dua" penjaga yang berdiri disebelah kanan tertawa menanggapi perkataan kawannya
    
Desain dinding penjara bagian pintu tidak terbuat dari batu bata seperti dinding sisanya, tapi dibuat dari kaca transparan, jadi Alice bisa melihat aktivitas dilorong dengan leluasa. Dia menyeringai mendengar candaan-candaan menyebalkan penjaga sel itu
    
"Andai sel ini tidak dibuat khusus untukku, yang bisa tahan akan pukulan dan tendanganku. Aku bersumpah akan menenggelamkan kalian kelautan yang dihuni oleh banyak ikan hiu" Alice melirik tajam pada mereka berdua
    
"HAHAHAHAHA..." penjaga-penjaga sialan itu malah tertawa kencang. Mereka memegangi perut yang sudah keram karena terlalu lama tertawa
    
"Aih, takut nyaa~" ejek mereka lagi, dengan tawa yang tidak kunjung berhenti
    
Alice menggeram kesal, terlintas sedikit rasa malu pada Taro. Tapi ternyata, Taro malah mengelus punggung tangannya lembut. Membuat Alice merasa lebih baik, perasaannya jauh lebih tenang
    
Cahaya hijau muda berpendar menguar dari telapak tangan Taro. Alice sudah merasa lebih oke
    
"Kamu bisa melakukan itu juga?" Alice bertanya pelas, masih tidak menyangka dengan apa yang ia lihat. Taro mengangguk mantap kemudian
    
"Aku juga salah satu dari penduduk klan air. Sama sepertimu" pernyataan yang Taro berikan membuat pupil mata Alice membesar, dia merasa senang
    
"Lantas. Apa penyebab kamu bisa mati diusia dua puluh tahun? Para petinggi TAPOPS kan orang-orang hebat, mereka kuat. Lawan seperti apa yang bisa menggugurkan salah seorang dari petinggi TAPOPS. Dia pasti lawan yang kuat bukan"

Hyacinth UnguOù les histoires vivent. Découvrez maintenant