Episode 8

24 2 0
                                    

"Mmm.. Gendutnye ikan bakar niii~" mata Alice penuh binar terang saat menatap lima tusuk ikan bakar yang mengepulkan asap dengan aroma khas
    
"Iye-! Comel macam awak" Onyx menggodanya
    
 Alice memerah malu, membuat Onyx semakin menjadi jadi. Sedangkan Kaizo dan Aliya damai dalam menghabiskan makan malam masing-masing, tidak banyak bicara satu sama lain
    
Ikan bakar jatah Aliya habis paling pertama, hanya tinggal sisa-sisa fosil ikan ukuran sedang yang kemudian dilemparnya kedalam bara api
    
"Nak lagi ke?" Onyx menawarkan ikan bakarnya yang sudah habis separuh. Aliya menggeleng sambil menepuk nepuk pelan perut ratanya. Onyx tertawa kecil kemudian tersenyum manis pada adik semata wayangnya itu dan menepuk nepuk pelan pucuk kepala Aliya
    
Alice memperhatikan interaksi kedua kakak adik itu dengan pandangan hangat, jujur, dia sedikit iri. Kemudian menggeser sedikit bokongnya untuk memberi ruang pada Aliya dan Onyx saling berbicara
    
"Dah-dah tak payah nak cemburu, die orang ni adik kakak je kan" Kaizo menepuk nepuk pucuk kepala Alice agak keras. Dan memasang raut wajah dramatis yang menyebalkan
    
"Iss tak de lah" sanggah Alice galak
    
"Iye lah tu, kau nak?" menyodorkan satu ikan bakar lagi ke depan wajah Alice. Satu jatah ikan yang tersisa itu sebenarnya milik Vairy, tapi bahkan mereka lupa jika Vairy tidak makan ikan
    
Alice menyingkirkan ikan itu dari hadapannya, dan mendekatkan wajahnya pada Kaizo "Saya tengah diet, kurangi makanan berlebih" kemudian menjauhkan wajahnya
    
"Pffftt.." suara tawa yang tertahan dari mulut Kaizo membuat Alice memberikan tatapan tajam dan menusuk padanya
    
"Haduuii.. Orang diet mana ade yang makan satu ikan besaaar, hahaha..." Tawa Kaizo pecah ditengah-tengah gemelutuk bara api
    
Alice sudah memasang tampang kesal, wajah merah padamnya terlihat jelas di samping terpaan cahaya api, kepalanya seperti berasap. Dia memang diet kok, cuma gak mau mubazir aja
    
"Baik. Sesuai kesepakatan kita tadi, Alice dan Vairy tinggal dengan aku kat resort kanan. Kaizo dengan Aliya kat resort tengah" Sela Onyx ditengah tengah tawa Kaizo
    
Sebab pertengkaran tadi pagi, mereka berlima akhirnya sepakat untuk mengundi nama Alice dan Aliya yang akan tinggal satu resort dengan Onyx atau Kaizo. Hasil sudah keluar dan tidak ada yang bisa untuk mengganggu gugat lagi
    
     •
    
Malam ini. Entah kenapa langit terlihat tidak bersahabat, gemintang tidak lagi tampak diatas sana. Angin malam hari ini terasa lebih menusuk dari pada kemarin lusa
    
Vairy dan Onyx sudah terlelap sejak satu jam yang lalu, sedangkan Alice bahkan belum mengantuk sama sekali
    
Pohon-pohon tinggi terlihat menari nari bersama tiupan angin kencang, angin malam ini terasa agak berbeda. Rasa dinginnya bahkan menembus hingga masuk kedalam selimut tebal
    
Tik.. Tik.. Tik.. Tik.. Pukul dua belas malam. Jarum jam tetap disiplin berputar. Malam ini terlalu sunyi, tidak ada nyanyian serangga seperti malam biasanya
    
Setengah jam menatap langit-langit kamar sangat membosankan, Alice coba untuk merapatkan kedua kelopak matanya. Kesiur angin kencang terdengar jelas dari dalam sini, tiga menit sudah dia menutup rapat-rapat matanya, dan akhirnya rasa kantuk itu mulai menyerang
    
Perlahan ia mulai terlelap. Menggeliat gelisah, keringat dingin mulai membasahi kening dan lehernya, napasnya sesak dan terasa berat. Keringat dingin sudah  benar-benar membanjiri bantalnya sekarang. Napasnya tidak beraturan
    
"TUNGGU-!!" teriaknya tiba-tiba, bangun terduduk, dahinya basah, hembusan napasnya cepat, detak jantungnya pun tidak normal
    
Dilihat dari cara tidurnya Vairy dan Onyx sama sekali tidak terganggu, mereka masih terlelap. Untungnya
    
"Ape kah.." lirih nya cemas, masih dengan hembusan napas yang tidak beraturan
    
Tok.. Tok.. Tok.. Jendela kamar diketuk perlahan. Alice hampir teriak lagi tapi segera sadar siapa yang ada dibalik kaca jendela, kenapa Aliya berkeliaran disini, jam satu dini hari pula
    
Sebelum keluar, Alice memastikan dulu Vairy dan Onyx. Ternyata masih terlelap. Alice jadi khawatir kalau seandainya ada badai apa mereka berdua tetap akan terlelap seperti ini
    
     •
     •
     •
    
"Aliya.. Kita nak kemane sebenarnya?" tanya Alice
    
Aliya menuntunnya menjauh dari resort, masuk jauh kedalam hutan, melewati rimbunan pohon tinggi yang saling merapat
    
"Aliya..."
    
SING-!! Aliya melempar satu kipasnya, beberapa helai ramput putih Alice gugur terkena sayatan. Alice mematung menatap kipas yang tertancap pada batang pohon disampingnya
    
"Kenapa? Kenapa Alice-!!" bentak Aliya. Matanya melotot marah, kesiur angin malam menggugurkan daun-daun pohon membuat kesan yang dramatis
    
"Kamu selalu jadi pusat perhatian. Alice-Alice hanya Alice. Dokter Alice ini lah, itu lah. Aku muak Alice-! Seakan kau tu hebat sangat" bentaknya menjadi jadi. Alice masih membeku
    
"Kenapa diam? Kemane Alice yang garang tu? Hm-!"
    
Dengan menjentikkan jarinya, kipas ungu yang tertancap sudah kembali pada genggaman Aliya. Alice masih saja terdiam, dia menggigit bibir bawahnya, menahan tangis yang hendak keluar
    
"Aku.. Aku tak pernah tahu bila semua orang bahas tentang aku Aliya. Aku hanya menjalankan misi, menyelamatkan nyawa banyak orang, bukan untuk cari perhatian"
    
suara Alice sedikit bergetar, entah kenapa tapi dia ingin sekali menangis sekarang. Bukan seperti Alice yang biasanya
     
"Biar aku yang selesaikan misi ni sekarang" Aliya menyerang tiba-tiba, tapi meleset
     
"Biar semua orang cepat lupakan kau Alice-!" menyerang lagi, tapi kali ini Alice menghindar
     
"Termasuk Kapten Kaizo-!!"
     
Sing-! Suara sisi tajam kipas yang beradu dengan tameng yang Alice buat dari Aliran energi. Mereka berdua terpental kebelakang
     
"Misi ape?" tanya Alice sambil menyunggingkan senyum
     
Aliya mengarahkan lemparan kipasnya tepat pada wajah Alice, untung Alice sempat menunduk, kipas itu tertancap lagi pada batang pohon
     
"Jangan pernah tunjukkan senyum menjijikan kau itu Alice. Senyum yang selalu mengambil alih perhatian semua orang dari aku, bahkan Kapten Kaizo" Aliya mengepal erat tangannya
     
"Jawab Aliya, misi ape?" Alice mengulangi pertanyaan awalnya, tidak selera untuk membahas hal lain dulu
     
Aliya tertawa kecil, senyum tipis tercetak jelas pada bibirnya
     
"Misi untuk hapuskan satu satunya klan Air yang tersisa"
     
Deg-!

Hyacinth UnguWhere stories live. Discover now