Gadis musim dingin yang terbaring tak sadarkan diri itu kini mulai menggerakkan jari jemari tangannya, kepalanya benar-benar terasa pusing hingga akhirnya dia tidak ada pilihan lain selain mencoba membuka pelan-pelan kedua matanya. Netra indah berwarna merah muda kini bisa terlihat dengan jelas
Tapi...
Bugh-!!
Dia meninju wajah Kaizo dengan satu tonjokkan keras hingga tersungkur ke lantai
"Mesum-!!" teriak Alice sambil mengepalkan tangan kanannya di dada, perempatan siku-siku muncul tepat di dahinya
"Kau-! Kau ni kenapa?" tanya Kaizo tidak terima, jelas dia tidak terima karena Alice sudah membuatnya tersungkur dengan tidak elitenya
"Saya? Ape sal Kapten dekatkan wajah Kapten dengan wajah saya-!" Alice balas menjawab dengan garang disertai wajahnya yang sudah berkamuflase menjadi sebuah tomat merah berasap
Telinga Kaizo juga jadi memerah sebentar, tapi dia bisa mengendalikkan salah tingkahnya itu dengan mudah, mengubah kembali ekspresi wajahnya menjadi papan triplek—Datar
"Tch-! Perasan—GR" Kaizo mendecih kesal
"Aku hanya nak ukur suhu tubuh kau. Selama kau pingsan tadi, aku yang jagakan kau, aku yang ganti kain lap kompres kau, aku yang periksa suhu tubuh kau, kau tu sempat demam tadi. Tak tahu terima kasih" lanjut Kaizo dengan kesal
Alice tersentak
"Saya.."
"Aku kat tempat biasa, jangan paksakan diri bila tak larat" sanggah Kaizo kemudian pergi dari kamar Alice
Blam-! Pintu kamar ditutupnya dengan tidak santai
Alice menatap pintu yang tertutup itu dengan kesal, tapi seharusnya dia tidak berbuat seperti itu pada Kapten handsome kesayangannya, terus mau bagaimana lagi? dia salah tingkah dengan posisi Kaizo tadi, dan dengan reflek menonjok Kapten sampai tersungkur dengan tidak elite
"Eh-! Dia.. Marah ke?" tanyanya khawatir. "Ck alah Tak payah lah pusing-pusing, nanti pun dia baik sendiri juga" ucapnya meyakinkan diri sendiri, dia memilih lanjut berbaring dan menarik selimut sampai ke leher
Tok-tok-tok-!
"Alice?" panggil Vairy sambil membuka pintu kamar
"Vairy-! Dah lama tak jumpa" Alice berseru girang
"Baru tujuh jam tak tengok aku dah rindu?" goda Vairy
"Ya-!!" Alice menjawab dramatis dengan mata yang sengaja dibuat berkaca kaca
"Heleh, kenapa kau boleh pingsan?" tanya Vairy sambil mengukur suhu tubuh Alice
"Entah" jawabnya bingung
"Kau dah oke. Lepas ni banyak-banyak lah berehat dan habiskan makanan kau pulak, aku rasa kau kelelahan" pinta Vairy sambil menyodorkan semangkuk bubur
"Baik dokter" Alice berkata semangat sambil meraih mangkuk bubur
"Tadi, aku jumpa dengan Kapten Kaizo, kau apa kan dia? Wajah dia macam kesal sangat" Vairy heran
"Uhuk-! Khem iye ke? pipi dia.. Merah?" tanya Alice yang sempat tersedak sedikit
"Mmm.. Aku rasa ya. Macam habis kena pukul" Vairy menjawab dengan polos
"Dia tetap handsome tak?" tanya Alice lagi
"Hmhh.. Ya" jawab Vairy malas-malas
"Ha pastu, apa lagi? Dia oke lah tu" sanggah Alice
"Eh?.."
"Haih, dah-dah tak payah susah-susah khawatirkan dia, khawatirkan aku dulu, Kapten kan kuat mana boleh kena pukul. Kaaaannn" jelas Alice berusaha meyakinkan Vairy
"Kau tampar dia?" Vairy bertanya curiga
"Iss tak de lah, ape sal tuduh-tuduh ni" Alice menyanggah tidak terima
"Tak payah mengamuk, dah aku pergi dulu nak melaporkan kondisi kau pada komandan Koko Ci, aku rasa dia dah habis rapat dengan laksamana Tarung sekarang ni" pamit Vairy
Seperti tersengat Alice terdiam, tak selera untuk menjawab
"Nanti jangan lupa banyak-banyak berehat ye" pinta Vairy untuk yang kedua kalinya
"Ya" jawab Alice dengan suara kecil, tapi Vairy tetap bisa mendengarnya.
Pintu kamar sudah tertutup, Vairy sudah pergi. Alice segera menaruh mangkuk buburnya diatas meja kecil sebelah tempat tidur, kemudian memakai kembali bando biru muda polos yang tergeletak diatas meja
Srek-!
YOU ARE READING
Hyacinth Ungu
FantasyBunga Hyacinth Ungu melambangkan permintaan maaf dan duka cita, keindahannya mewakili kata maaf. Jika kamu berbuat salah pada seseorang, dan kesalahan itu sangat fatal hingga membuat orang tersebut tidak mau memaafkanmu. Maka bunga yang pantas kamu...
