Tiga Tujuh

59.9K 7.1K 549
                                    

Assalamu'alaikum
Happy Reading
..
.
..
.

Sepanjang jalan, senyuman Zaidan terus terukir, dibenaknya ia sedang membayangkan istrinya yang pasti akan terus menempelinya. Menuruni mobilnya dengan tangan yang menenteng plastik berisi sate yang tadi ia beli. Zaidan melihat rumahnya dengan aneh, rumahnya itu sangat gelap seperti tidak berpenghuni.

Perasaan resah langsung menyapanya kembali, ia membuka pintu rumah yang ternyata terkunci. Mengambil kunci cadangan dari sakunya, ruangan gelap tersuguh di depannya. Zaidan pun menyalakan sentersnya di handphone kemudian mencari saklar untuk menyalakan lampu rumahnya. Yang membuat dia lebih aneh adalah gordeng yang masih terbuka.

Dengan perasaan gundah, ia berjalan cepat menuju kamarnya, sebelum itu ia menyimpan plastiknya di meja ruang tamu. Sesampainya di kamar, lagi-lagi hanya kegelapan yang ia dapati. Menyalakan lampu, ruangan ini kosong.

"Assalamu'alaikum, Sha."

"Saya pulang." Zaidan mengintari kamar luasnya mencari Alisha. Namun nihil, ia sama sekali tidak menemukannya. Mendengar suara gemercik air, Zaidan langsung menghampiri pintu kamar mandi.

Tok

Tok

"Sha? Kamu di dalam?" Sama sekali tidak ada sahutan dari dalam. Zaidan masih berpikir positif, mungkin istrinya itu tidak mendengar suaranya karena suara air.

Mendudukan dirinya di bibir kasur, Zaidan menunggu istrinya keluar dari kamar mandi dengan menatap figura kecil di nakas. Senyumannya terukir indah, dalam foto itu terdapat dirinya dan juga istrinya yang sedang berpelukan dengan angin yang menerpa.

Sudah satu jam, Alisha tidak kunjung keluar dari kamar mandi. Apakah istrinya itu sedang mandi? Tapi itu tidak mungkin, apalagi sekarang sudah tengah malam.

Zaidan pun segera bangkit dan mengetuk kembali pintu kamar mandi. "Sha! Jangan lama-lama, nanti kamu sakit." Lagi-lagi tidak ada sahutan.

Terlanjur risau, Zaidan pun membuka pintunya, dan ternyata tidak terkunci. Mengedarkan matanya, tidak ada siapapun di malam kamar mandi, yang ada hanya suara gemercik air dari keran yang bocor. Zaidan menghela nafas gusar, ia pun segera ke lantai bawah, siapa tahu istrinya itu sedang berada di dapur atau tidak di taman belakang.

"Sha! Kamu dimana?!"

"Jangan ngumpet! Aku pengen peluk kamu!" Namun nihil, sudah berkeliling kemana-mana, ia sama sekali tidak mendapati keberadaan Alisha.

"Ya Allah..." Lirihnya dengan perasaan yang campur aduk. Ia mengusap wajahnya kasar.

Drrtt

Merasakan getaran dari saku celananya, ia pun segera membuka handphonenya. Senyumannya pun langsung terukir, betapa leganya dia mendapati chat dari istrinya.

Istri

Aku nginep

Menghela nafasnya, Ia malah merasa ada yang janggal dengan chat itu. Zaidan sangat tahu, Alisha kalau chat pasti mengucapkan salam dulu dan tidak langsung ke inti. Tanpa basa-basi lagi, ia menelepon nomor Alisha. Namun sudah panggilan ke lima, tidak kunjung mendapat jawaban, dan malah nomornya sudah tidak aktif.

Beralih mencari nomor Arfi, ia pun segera menghubunginya.

"Kenapa Zai?! Malam-malam ganggu tidur aja!"

Menghiraukan ocehan Arfi, ia pun langsung bertanya. "Ada Alisha?"

Disebrang sana, Arfi langsung mengerutkan dahinya. "Gak ada, emang dia gak ada di rumah?"

ZAIDAN | my cool husbandDär berättelser lever. Upptäck nu