41. Aku, memenuhi syaratmu

617 86 4
                                    

Aku sudah berhasil memenuhi syaratmu, apakah kamu juga akan memenuhi janjimu?

~Muhammad Zaky Al-Gaizi

Hanya orang munafik yang suka mengingkari sebuah janji.

~Aisyah Humaira Az-Zahra

K

ini Maira sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Setelah kecelakaan hari itu, Maira melakukan rawat inap selama tiga hari dua malam. Setelah keluar dari rumah sakit dan menghadiri acara kelulusan, tentu saja kalian tahu apa acara selanjutnya.

Pernikahan. Ya, tepat sekali. Kali ini, Zaky memutuskan untuk melakukan akad nikah di masjid. Karena apa? Ya, Zaky bertanya pada Papanya tentang akad nikah yang lebih baik dilakukan di mana saja, dan jawaban Papa adalah masjid.

Kenapa harus masjid? Karena dalam kitab Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah (37/214), mayoritas ulama menganjurkan akad nikah dilakukan di masjid agar mendapatkan barakah, dan diketahui masyarakat.

Untuk hafalan Zaky, alkhamdulillah ia sudah selesai menghafalnya dalam waktu dua hari. Jangan salah paham, Zaky bisa menghafal dengan cepat karena ia terus berusaha. Bahkan seperti sudah tidak ada waktu untuk bercanda.

Lagian, ia sudah lulus dan sudah tidak ada tugas lagi dari sekolah. Jadi, semua waktunya ia gunakan untuk menghafal surah Ar-Rahman. Demi? Calon Zaujati.

Setiap pagi sehabis tadarus bersama, ia hafalan. Sarapan? Seperti biasa, pasti ambil bagian paling akhir. Alias sarapan sendirian. Karena wajahnya yang masih menjadi privasi di pesantren. Hanya di sekolah ia menunjukkan wajahnya, itupun hanya sebentar, karena akhir-akhir ini di sekolah ia tetap memakai masker.

Selesai salat zuhur, hafalan. Istirahat untuk makan siang lalu kembali ke masjid. Bahkan perlakuan barunya membuat Azka, Bilal, serta Ustadz dan Ustazah keheranan. Tetapi sudahlah, Zaky hanya masa bodoh dengan semua itu. Yang terpenting sekarang adalah syarat dari calon Zaujatinya terpenuhi.

Selesai asar, istirahat di kamar. Selesai magrib berada di kamar seraya menunggu semua selesai makan. Sehabis isya, ia makan malam dan lanjut setor hafalan pada salah satu Ustadz. Padahal, sudah lulus tidak ada yang setor. Mungkin, hanya murajjah hafalan mereka. Berbeda dengan Zaky, ia murajjah sekaligus masih setor hafalan.

Tentang mahar? Juga sudah dibicarakan saat di rumah sakit kemarin. Dan semuanya sudah deal. Kyai juga setuju saja, karena memang ia selalu menurut pada putri satu-satunya itu. Kyai tidak mau memaksa ataupun mengekang. Jika menurut putrinya itu baik dan bisa membuatnya bahagia, Kyai hanya menurut.

Karena menurutnya, anak itu berhak memilih masa depannya sendiri. Tetapi meskipun begitu, tetap harus ada campur tangan orangtua. Asalkan tidak terlalu memaksa anak untuk mengikuti setiap apa yang orangtua mau.

Memang benar, ucapan orangtua itu ada benarnya. Tetapi, di sisi lain anak juga punya pilihannya sendiri. Anak juga ingin dimengerti, jika pilihannya itu juga terbaik untuknya.

Orangtua memang bisa memilih yang terbaik untuk anaknya. Dan pasti semua orangtua akan melakukan itu. Tapi, anak juga harus mempunyai kebebasan. Jika terus dituntut untuk menuruti semua pilihan orangtuanya, maka anak akan merasa bahwa ia hanya terlahir sebagai robot yang harus menuruti semua perintah majikannya.

Meskipun jika dilihat dari luar Zaky seperti orang yang kurang paham agama. Memang benar, tetapi setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihannya sendiri-sendiri. Kita diciptakan oleh Allah SWT dengan banyak kekurangan.

Tapi bukan berarti harus mencari pasangan yang sempurna, tidak ada yang namanya manusia sempurna. Semuanya serba kekurangan. Mereka harus saling melengkapi untuk melanjutkan kehidupan selanjutnya.

Salat Tarawih [END]Where stories live. Discover now