40. Ar-Rahman

584 87 9
                                    

Coba buktikan padaku, bahwa kamu  memang benar-benar mencintaiku. Aku menginginkan hadiah surah Ar-Rahman darimu.

~Aisyah Humaira Az-Zahra

Zaky blike : ahaha iya, In Syaa Allah. [Duh, mana cuma hafal setengah lagi.]

T

argetku, "Pokoknya sebelum lebaran, ZakYra harus tamat!" sisa dua hari doang btw 😭🙏. Kayaknya ga bisa deh 😣.

"iya, dan orang itu sekarang ada di depan gue." Mendengar itu refleks membuat kedua pipi Maira memerah. Melihat itu, Zaky hanya terkekeh pelan. Ya, walaupun tertutup dengan cadar, tetapi Zaky bisa melihat dari mata Maira yang tampak salting.

"Ciiee ... yang udah coba buka hati buat Zaky ...." Goda Zaky yang membuat Maira kesal, "pergi aja. Aku butuh istirahat." Ujar Maira seraya menganti posisinya menjadi membelakangi Zaky.

"Istirahat? Oh ... iya, butuh istirahain jantungnya kan? Karena habis ketemu Zaky, jadi jantungnya 'tak terkondisikan ...."

"Zaky! Pergi!"

"Salting nih ceritanya?"

"Izar!" renggek Maira membuat Izar memutar bola matanya malas. "Zak! Diem atau pergi?" tanya Izar dengan tatapan datarnya.

"Ish! Ikut campur aja bocil,"

"Kok tangan gue tiba-tiba gatel ya?" gumam Izar seraya mengusap-usap tangannya. "hehe, bercanda Zar."

"Assalamualaikum," kini semua pandangan refleks menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Mama dan Papa Zaky yang baru saja masuk. "waalaikumsalam."

"Ma, Pa." Ucap Zaky seraya berjalan menghampiri kedua orangtuanya. Lalu mencium punggung tangan mereka. Begitupun dengan Izar, "eh, Om, Tante."

Maira yang melihat itupun langsung mencoba memposisikan tubuhnya untuk bersender di punggung bangkar. Tetapi, dengan cepat Mama Zaky langsung menahannya. Sedangkan Papa langsung menghampiri Izar yang tadi kembali duduk di sofa pojok.

"Eh ... gak perlu Sayang. Kamu kan lagi sakit, udah baring aja ga papa." Ujar Mama membuat Maira tersenyum tipis di balik cadarnya.

Mama menatap Maira dari atas sampai bawah, "Belum ganti baju?" tanyanya membuat Maira menyengir. "belum Tante."

"Ini, Tante ada buah-buahan buat kamu. Dimakan ya, biar cepat sembuh." Ucap Mama seraya meletakkan keranjang buah di atas nakas samping bangkar. "iya Tante, makasih."

"Oh iya, suami kamu di mana? Kok ga nemenin kamu di sini?" mendengar pertanyaan itu, Maira langsung menundukkan kepalanya. Mengingat seberapa menyakitkannya saat dua kembaran itu dengan seenak hati mempermainkan perasaannya.

Zaky yang melihat itupun langsung menarik pelan lengan Mamanya. Lalu memsikkan sesuatu pada Mamanya. Seketika raut wajah sang Mama berubah menjadi bersalah.

"Astagfirullah ... maaf Sayang ... Tante ga tau kalau pernikahan kamu gagal." Ujar Mama seraya menggenggam telapak tangan kiri Maira dengan tatapan bersalah.

Maira hanya menanggapinya dengan senyuman manis. "Ga papa Tan,"

"Alkhamdulillah ...." Sontak, semua pandangan kini mengarah ke pada Papa. Dalam kondisi Maira yang sedang sakit dan hatinya terluka, kini Papa mengucapkan hamdalah? Haha sungguh lucu.

Salat Tarawih [END]Where stories live. Discover now