16. Humaira Ditemukan

512 86 5
                                    

Mohon maaf, ku kira ga ada yang komen jadi ga aku lanjutin😭🙏. Setelah liat ternyata ada dong, maaf banget banget banget banget ....

"Makan Ning," bujuk Ustadz Abdul entah sudah ke berapa kalinya, tetapi Maira masih tetap dalam pendiriannya, ia tak mau makan.

"Ning!" Kali ini kesabaran ustadz Abdul sudah terkuras, refleks membuat Maira tersentak.

"Dengan cara apapun Ustadz tetap tidak akan bisa memiliki saya, karena Ustadz sudah mengecewakan saya. Saya kira Ustadz adalah orang baik-baik, tapi ternyata saya salah. Dan asal Ustadz tau, hati saya sudah ada yang mengisi, dan saya peringatkan sekali lagi ... lebih baik Ustadz mundur sekarang agar nantinya tidak terlalu sakit. Karena orang yang sudah mengisi hati saya sudah pasti bukan Ustadz," jelas Maira panjang lebar, refleks membuat emosi ustadz Abdul meluap.

Dengan kasar ia membuang piring yang berisi makanan. "TERSERAH NING! TERSERAH! SAYA TIDAK PEDULI, YANG SAYA INGINKAN HANYA NING! JIKA SAYA TIDAK BISA MENDAPATKAN NING, BERARTI ORANG LAIN JUGA TIDAK BISA!" bentak ustadz Abdul seraya menutup keras pintu ruangan itu.

Tepat setelah pintu itu tertutup, Maira mulai terisak. Padahal sendari tadi, setelah melaksanakan sholat ia sudah berdoa dan meminta pertolongan kepada sang pencipta. Tetapi, setiap Ustadz Abdul kembali membentaknya, hati kecilnya tidak bisa menahan rasa sakit dibentak. Baru kali ini ia merasakan bentakan, apalagi dari orang luar keluarga.

"Izarr ... Abii ... ayo cepat ke sini, Maira takut ...."

🦋🦋🦋🦋

"Zak! Ini udah malem, balik yuk, ngantuk gue," ujar Bella sambil menutupi mulutnya yang sudah menguap.

"Lo kalau ngantuk balik duluan aja, gue mau lanjut nyari bareng Izar."

"Tapi kita udah nyari muter-muter pesantren, di luar pesantren juga udah. selama dua jam Zak, capek tau! Kaki gue pegel!"

"Lo kalau mau balik ya balik duluan aja! Gausah ajak-ajak Zaky! Jadi cewek ribet amat." Kini Izar yang ambil bicara.

"Apaan sih lo, sewot amat jadi orang!"

"Udah-udah!" lerai Zaky, "Eh- ini bros siapa?" tanya Zaky sambil mengambil bros pita yang tergeletak di rerumputan.

Izar langsung menyerobot bros itu dari tangan Zaky, mengamatinya dengan saksama. "Ini bros kakak gue!"

🦋🦋🦋🦋

Kini, setelah beberapa lama mencari. Dan ditemukan petunjuk dengan bros pita milik Maira, mereka terus berjalan maju, mencoba mengikuti arah jatuhnya bros tersebut.

Setelah cukup lama, akhirnya mereka menemukan sebuah rumah gedek yang tempatnya tak jauh dari pesantren. Akan tetapi, rumah itu hanya seorang diri, ia tidak memiliki tetangga. Aneh sih, tapi ... coba masuk aja.

Izar mengaruk pangkal kepalanya yang tidak gatal, "Kok gue baru tau ya, ada rumah di sini?" gumamnya heran.

"Mungkin Ning ada di dalam?" usul Zaky.

"Yaudah masuk aja langsung, gausah lama-lama," ucap Izar seraya melangkah masuk, diikuti Zaky.

"Iihh ... masa iya sih Bella harus masuk rumah peyot gitu? Nanti kalau pas dimasukin tiba-tiba roboh gimana?" celoteh Bella saat melihat bagian luar rumah itu.

"Udah! Gausah kebanyakan gaya deh lo!" sarkas Izar.

Melihat dua orang yang tetap bersikeras untuk masuk itupun Bella hanya bisa pasrah, toh jika ia mau pulang ia juga tidak ingat jalan. Lebih baik ikut mereka masuk saja.

Salat Tarawih [END]Where stories live. Discover now