17. Zaky

520 91 6
                                    

SAUR! SAUR!
Jangan molor mulu yeee

"Assalamualaikum," salam mereka kompak ketika memasuki ndalem.

"Waalaikumussalam, Maira kenapa Zar!" jawab Abi sambil berlari menuju Abhizar dkk.

"Kenapa kamu berani sentuh putri saya! Dan kamu Zar, kenapa tidak kamu saja yang gendong Maira!" sentak Abi saat melihat Humaira sedang digendong Zaky, kenapa bukan Izar saja yang mengendongnya? Kenapa harus yang bukan mahram? Hanya pertanyaan itu yang terus berkeliling di pikiran Abi.

"Afwan Bi, Izar salah," ujar Izar sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak Kyai, tadi Gus Izar berniat mengendong Ning Ira, tapi Zaky cegah. Karna-" Belum sempat ia menyelesaikan penjelasannya, tiba-tiba Kyai Yusuf sudah melayangkan tamparan untuknya.

Plak!

"KURANG AJAR! APA MAKSUD KAMU SEPERTI ITU HAH?! MAIRA INI ADALAH SATU-SATUNYA BERLIAN YANG MASIH TERSISA DI RUMAH INI, DAN SAYA AKAN BERUSAHA SEBAIK MUNGKIN UNTUK MENJAGA BERLIAN SAYA AGAR TIDAK LECET DI TANGAN ORANG YANG SALAH! SEKARANG, BERIKAN PUTRI SAYA!"

Karena sudah terbawa kesal, Zaky langsung menyerahkan Maira kepada Kiai Yusuf. Dan Kiai Yusuf langsung menerimanya dan berbalik hendak membawa putrinya itu ke kamar.

Bukankah niatnya baik? Tapi kenapa malah Kyai salah paham? Sungguh Zaky tidak mengerti lagi. Di saat ia ingin melakukan kebaikan, pasti ada aja yang endingnya di luar ekspetasi.

"Sebelumnya saya minta maaf jika tindakan saya tadi sangat hina di mata Kiai, saya hanya membantu. Karna tadi Izar sempat cedera, punggung dan kepalanya saya kira masih sakit, jadi saya terpaksa mengendong Maira dan membawanya ke sini. Kalau begitu, saya pamit Kyai, assalamualaikum," jelas Zaky panjang lebar seraya mengandeng tangan Bella, berniat mengajaknya pergi dari sana.

Kiai yang mendengar itupun refleks menghentikan langkahnya, mengapa ia bisa semarah itu tadi? Sebenarnya wajar saja jika ia marah, tetapi jika bukan dengan bukti apakah itu tidak berlebihan?

"Astagfirullah," gumam Kiai seraya memejamkan matanya. Langkahnya kembali melangkah menuju kamar Maira, lalu dengan perlahan menidurkan Maira.

"Abi ... Izar minta maaf," ujar Izar, sungguh jika ia belum mendapatkan kata maaf dari orang tuanya, ia merasa tidak tenang. Karena kita bisa hidup dengan nyaman berkat ridho Allah dan Orangtua.

"Abi yang seharusnya minta maaf Zar, tadi Abi kelepasan. Maaf ya," ujar Abi sambil menepuk pelan pundak putranya itu. Sedangkan Izar hanya menjawab dengan mengangguk dan tersenyum.

🦋🦋🦋🦋

Jantung gue udah aman ga ada Ning lagi, huft ... eh tapi sekarang gimana ya keadaannya Ning? batin Zaky.

"Zak, lo kenapa dah?" tanya Bilal yang sendari tadi memperhatikan raut wajah Zaky yang berubah dari senyum ke masam, masam ke senyum, dan seterusnya.

"Hah? Apa? Ga ada," elak Zaky.

"Ck! Eh Zak, mana janji lo katanya mau buka masker?!" sentak Azka.

Jari jemari Zaky kini sudah mulai mencopot satu persatu tali maskernya. Dari telinga kanan lalu telinga kiri. Dan akhirnya terlepas.

Salat Tarawih [END]Where stories live. Discover now