31. Foto Sosmed

416 82 10
                                    

Gapapa santai aja, hati gue merek Nokia kok, tahan banting.

Sc : Facebook

Bugh!

"Berani jangan sama calon istri gue! Lawan gue dulu!" lelaki itu tersungkur di tanah akibat bogeman dari Zaky. Sedangkan kini mata Zaky sudah memerah menahan marah.

Lelaki itu mengusap ujung bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah akibat bogeman dari Zaky. Lalu ia terkekeh sinis, kembali berdiri dan menyerang balik Zaky. Tetapi dengan mudah Zaky langsung mencengkeram kuat tangan lelaki itu dan memutarnya hingga membuat lelaki itu meringgis kesakitan dan meminta ampun.

"A-a, ampun Bang."

"Janji dulu. Lo ga akan celakain calon istri gue lagi! Ini udah yang kedua kalinya kalau lo lupa!" sentak Zaky seraya melepas kasar tangan lelaki itu. Ya, dia preman yang pernah menganggu Maira dulu. Dan, Zaky juga yang menyelamatkannya.

"I-iya," cicitnya seraya bergegas pergi dari sana.

Pandangan Zaky kini beralih pada Maira yang sudah berdiri bersama dengan anak kecil yang sendari tadi terus memeluknya. "Enak banget sih tuh bocil, main peluk aja. Jangankan peluk, pegang tangannya aja gue ga pernah." Batin Zaky seraya menatap anak kecil itu dengan tatapan sinis.

"Makasih,"

Zaky hanya mengangguk. "Pulang bareng gue aja Ning." Tawar Zaky, tetapi Maira menggeleng, "aku pulang sendiri aja, mau anterin anak ini dulu."

"Kalau gitu gue ikut,"

"Kamu kenapa sih?! Udah balik ke pondok aja. Aku bisa sendiri!" sentak Maira yang merasa risih dengan semua tawaran Zaky.

Setelah mengatakan itu, Maira mengiring anak itu untuk menunjukkan jalan ke rumahnya. Sedangkan Zaky hanya menghembuskan nafas berat, "Kapan sih, gue bisa dapetin hati lo?"

🦋🦋🦋🦋

S

etelah sampai di asrama, dan sudah memasuki kamarnya. Zaky langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Zaky menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya kasar, yang refleks menarik perhatian Azka dan Bilal.

Bilal hanya melirik Zaky sekilas, lalu kembali pada aktivitasnya menulis materi di buku. Ya, agar mudah saja saat dipelajari untuk ujian. "Kenapa?" tanya Bilal, Zaky hanya menggeleng.

"Biasa, masalah cinta lagi pasti." Timpal Azka yang langsung mendapat lemparan bantal dari Zaky. Beruntung buat Zaky, karena lemparannya tepat sasaran mengenai wajah Azka.

"Katanya dulu kalau ditolak ya terserah dia, kenapa sekarang lo jadi galau gini?"

"Tau ah! Mending tidur!"

"Heh! Bentar lagi azan zuhur!" sentak Bilal yang membuat Zaky berdecak sebal.

"Bdw, lo udah ngrangkum materi?" Zaky menggeleng membuat Azka berdecak. "buat apa coba? Kan ada Bilal yang udah ngrangkum, nanti tinggal pinjem aja buat belajar."

Azka menjentikkan jarinya dan tersenyum memperlihatkan deretan giginya. "Nah ... pinter! Gue juga gitu." Kemudian mereka melakukan tos ria dan tertawa. Tetapi, tidak dengan Bilal, justru ia melirik kedua sahabatnya itu dengan tatapan sinis.

"Kayaknya gue merasa dimanfaatkan."

🦋🦋🦋🦋

Kini Zaky sedang berada di bawah pohon rindang yang biasanya Maira tempati. Ya, hari ini hari minggu, besok senin adalah ujian terakhir. "Besok udah ujian terakhir, dan gue  belum juga bisa dapetin hati Ning. Arrghh!" gumam Zaky seraya mengacak rambutnya frustrasi.

Salat Tarawih [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang