25. Berharap

405 76 12
                                    

Emang salah ya, kalau gue terlalu mengharapkan lo? Kayaknya emang salah. Bahkan salah besar.

~Muhammad Zaky Al-Gaizi

Maira bergegas menuju kamarnya. Mengotak-atik ponselnya mencari nomor Rifki. Setelah menemukan, dan mengetahui jika Rifki sedang online, Maira langsung memencet video call.

Sungguh, di luar ekspetasinya. Rifki menolak video callnya. Tetapi Maira masih mencoba tenang. "Mungkin kak Rifki lagi sibuk. Aku chat aja," batinnya.

Kak Rifki

Assalamualaikum kak|

Lama menunggu, tetap tidak mendapat jawaban. Maira mengerakkan jarinya lagi untuk mengetik.

Kak|
Sibuk ya?|
Sebelumnya maaf kalau ganggu, Ira cuma mau bilang, kalau nanti kak Rifki pulang ke sini lagi, kabarin ya. Ira punya hadiah soalnya|

Masih setia menunggu. Berharap mendapatkan jawaban dari seseorang di seberang sana. Tetapi sudah lama tak kunjung juga mendapatkannya. Hingga abi memanggilnya.

"Maira ...." Panggil abi refleks membubarkan lamunan Maira.

"I-iya Bi?" jawab Ira seraya berlari ke luar kamar.

"Ngapain aja kok lama banget? Sampai temen-temennya udah pulang. Ga dianter ke depan tadi." Ujar abi membuat Maira menepuk jidat.

"Duh ... maaf Bi, lupa."

"Yaudah, kamu bersih-bersih dulu habis itu langsung ke masjid ya. Bentar lagi zuhur." Ucap abi yang dibalas anggukan oleh Maira.

"Kalau gitu Abi duluan, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

🦋🦋🦋🦋

"Hai bestie ...." Teriak Azka seraya mengambil duduk di samping Zaky. Sedangkan Zaky hanya menatap Azka sinis.

"Najis!"

"Ck! Gitu amat sama gue. Eh by de way, muka lo kusut amat? Kenapa lo?"

"Gapapa."

"Plis gausah cosplay jadi cewek kenapa? Kalau ditanya 'kenapa?' pasti jawabnya 'gapapa'." Ucap Azka yang langsung mendapat tatapan sinis dari Zaky.

"Bacot tau ga sih!" sentak Zaky seraya melangkahkan kakinya menuju luar.

"Eh Zak, sejak kapan lo mulai ngomong kasar lagi hah?!" teriak Azka dari dalam kamar.

"Si Zaky kenapa?" tanya Bilal yang baru saja masuk kamar.

"Tau tuh. Ga jelas banget."

Bilal kembali berjalan ke luar. Menepuk pundak Zaky yang refleks membuat sang empu terkejut. Tapi tak mengucapkan sepatah kata pun, hanya menghembuskan nafas berat.

"Lo kenapa sih? Ini hari minggu lhoh, setidaknya buat seneng-seneng gitu. Gausah mikirin yang ga penting."

"Nah iya, betul kata si Bilal. Kayak gue nih maskeran dulu biar ga stress mikirin tugas yang udah kayak kasih sayang ibu pada beta. Tak terhingga sepanjang masa."

Salat Tarawih [END]Where stories live. Discover now