~36~

72.5K 10.8K 1.3K
                                    

Cerita ini asli imajinasi doang anjir, nggak ada hubungannya sama pengalaman hidup gue. Buset dah, pacaran aja gue kagak pernah😁

~Meski saudara tapi memiliki sifat berbeda~

~H a p p y R e a d i n g~

"Kayaknya bakalan ada bekasnya deh, Zey." Zora menghembuskan napas pelan.

    Zeynar sedang membantu melepaskan helm yang dipakai oleh Zora. Ia ikut melirik dahi Zora yang tertempel plester kecil untuk menutupi luka jahitannya.

"Nggak papa, tetap cantik,"

   Mereka kini berada di tempat parkir sekolah. Zora memasang topi hitam yang biasa dia pakai. Ia juga memakai cardigan hitamnya. Sedangkan Zeynar seperti biasanya, pemuda itu selalu memakai hoodie hitamnya jika berada di sekolah.

   Keduanya menjadi pusat perhatian dari siswa-siswi yang lain. Zeynar menggenggam tangan Zora dan melangkah menuju kelas Zora.

"Zeynar perutku merah-merah, apa di kamarmu itu ada serangga yang suka menggigit?"

   Ditengah perjalanan menuju kelasnya, Zora bertanya soal perutnya yang memerah. Sedangkan Zeynar mencoba mempertahankan wajah datarnya seakan tidak tau apa-apa.

"Mungkin saja, nanti aku periksa."

"Iya, mending kamu periksa, takutnya nanti kamu digigit juga,"

   Zeynar menggigit pipi bagian dalamnya, mencoba menahan senyumnya.

"Serangga sialan! Beraninya dia menggigitmu. Nanti ku cincang kalau ketemu serangganya, cuman aku yang bisa menggigit mu, tidak ada yang lain entah itu serangga atau apapun."

   Tidak terasa, keduanya telah sampai didepan kelas Zora. Zeynar langsung menyuruh Zora untuk masuk, setelah memastikan Zora aman, Zeynar langsung berbalik dan meninggalkan kelas Zora lalu pergi menuju kelasnya.

-----

    Ditengah perjalanan, di koridor yang menjadi penghubung antar kelas. Zeynar melihat Reno yang melangkah berlawanan arah dengannya. Mereka saling menatap dingin, Zeynar mengepalkan tangannya kuat. Ketika keduanya semakin dekat, Reno berhenti tepat disamping Zeynar yang juga ikut menghentikan langkahnya.

"Nggak usah sembunyi, apalagi lo berulah lagi. Karena kalau lo berulah, itu berarti kematian lo nggak akan lama lagi." Reno menarik sudut bibirnya, pemuda itu masih bisa mendengus remeh mendengar ancaman tersebut.

"Gue mungkin bakalan mati ditangan lo, tapi kita lihat saja nanti." Setelah mengatakan itu, Reno melanjutkan langkahnya meninggalkan Zeynar.

   Sedangkan Zeynar menggertakkan giginya marah, mata tajam pemuda itu berkilat marah. Tangannya sudah terkepal sejak tadi. Dalam pikirannya, dia bersumpah akan membunuh orang yang telah membunuh sahabatnya.

-----

   Setelah semua pelajaran berakhir, siswa siswi Hanstanta School ada yang langsung pulang, ada juga yang tidak. Karena sebagian dari mereka berkumpul di lapangan basket indoor.

   Karena di sana akan ada pertandingan persahabatan antara Hanstanta School dengan Alritma School. Terlihat tempat duduk penonton sudah terisi penuh, semuanya terlihat sangat antusias karena mereka bukan hanya ingin melihat pertandingannya tapi juga ingin melihat penampilan dari anggota club dance yang akan menari sebagai pembukaan sebelum dimulainya pertandingan.

Stay Alive || Claazora Transmigrasi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang