~4~

117K 16.1K 473
                                    


~Perasaan cinta yang bodoh~

~Selamat Membaca~

Ketika mobil yang ditumpangi Zora memasuki kawasan sekolah. Semua orang yang melihatnya entah itu yang berjalan kaki atau sedang memarkirkan kendaraannya langsung menjauh dari mobil tersebut. Kedatangan seseorang yang dijuluki sebagai Demon Queen memang selalu seperti itu.

   Mereka tidak mau berurusan dengan Claazora, karena jika ada seseorang yang berada didekatnya dalam radius kurang dari satu meter maka habislah orang tersebut. Claazora akan mempermalukannya dengan berbagai cara. Tidak ada yang bisa melawan karena dia mempunyai kekuasaan lebih tinggi dari mereka yang dia tindas.

   Claazora keluar dari mobil, dia melepas topi hitamnya dan menyisir rambutnya kebelakang. Aura kecantikannya kini memancar tanpa ia sadari. Zora menatap kagum bangunan didepannya ini, sangat luas dan besar.

   Kiana atau sekarang adalah Zora. Sebenarnya hari ini adalah hari pertamanya dia bersekolah selama hidupnya. Dikehidupannya dahulu sebagai Kiana, ia hanya menjalankan pendidikan dengan homeschooling.

   Puas memperhatikan sekitarnya, Zora kembali memakai topi hitamnya. Dia menyadari lirikan segan, kagum, heran, bingung dan penuh tanda tanya lainnya dari orang sekitarnya. Tapi dia berusaha untuk tidak peduli karena Zora sudah tau ini akan terjadi. Mereka semua pasti akan menyadari perbedaannya dan itu tidak bisa dihindarinya.

   Kiana adalah Kiana dan Zora adalah Zora. Keduanya memang tidak sama dan yang berdiri disini sekarang adalah Kiana. Tentu saja dia akan menjadi dirinya sendiri lagipula jika mengikuti sifat asli dari Zora, Kiana pasti tidak akan bisa. Karena lingkungan kehidupannya dulu sangat baik dan banyak dukungan disekitarnya. Beda dengan Zora, jadi Kiana akan berusaha memperbaikinya.

"Kiri atau kanan?" Gumam Zora pelan sembari menggigit bibir bawahnya bingung.

   Dia bingung akan mengambil langkah kemana. Zora tau dia berada dikelas berapa dan bayangan letaknya pun terlintas diotaknya. Tapi lagi-lagi dia bingung mengenai arahnya. Sekolah ini besar dan luas, ia tidak akan semudah itu menemukan kelasnya.

"Zora!"

   Zora kaget bukan main, padahal panggilan itu terdengar pelan tapi itu membuatnya tersentak kaget karena Cici yang muncul secara tiba-tiba.

"Kamu bikin kaget tau nggak!"

"Ma-maaf Zora,"

"Tidak masalah."

   Zora tersenyum tipis, ia senang melihat kehadiran Cici. Jadi dia bisa ke kelas dengannya karena Zora dan Cici sekelas.

"Kamu mau ke kelas kan? Ayo!" Ajak Zora semangat.

"Iya tapi...."

"Tapi?"

"Tasnya?" Cici menunjuk tas Zora.

"Huh? Tas?"

"Lo udah cuci tangan kan?!"

"I-iya Zora"

Grepp

Zora melempar tasnya dan langsung ditangkap oleh Cici.

"Bawain sampe ke kelas, awas! Jangan sampai tas gue lecet apalagi lo jatuhin. Karena tas gue itu mahal dan ada make up didalamnya yang harganya bahkan bisa beli harga diri sampah kayak lo, paham?!" Dengan menahan tangis Cici mengangguk cepat mendengar itu.

"Jawab iya!!!" Bentaknya lagi.

"I-iya Zora,"

"Bagus!"

Stay Alive || Claazora Transmigrasi (END)Where stories live. Discover now