🪐 ANGKASA~1🪐

4.8K 864 150
                                    

📍Baca part ini jam berapa?

🌌 Happy Reading 🌌

Seorang remaja laki-laki itu baru saja selesai memakai sepatunya. Ia berdiri dan berpamitan pada bundanya yang tengah mencatat bahan-bahan untuk membuat kue.

"Bunda, Alaska berangkat sekolah dulu. Bunda jangan lupa minum obatnya." Angkasa mencium punggung tangan bundanya.

Kania mengangguk. "Hati-hati, sayang."

Ya, Angkasa sudah sangat terbiasa menyebut dirinya Alaska di depan Kania. Angkasa senang, dalam setahun terakhir ini emosi bundanya mulai terkendali.

Sebenarnya tiga tahun lalu, kondisi mental Kania sempat membaik hingga suatu hari ia bertemu dengan Gilang, yang merupakan mantan suaminya yang sudah menikah dengan wanita lain. Hal itu membuat Kania kembali terguncang.

Angkasa keluar rumah, ia berjalan menuju jalan raya untuk menunggu angkot yang lewat untuk pergi ke sekolah.

<><><>

"Heh! Daripada lo diem gitu, mending kerjain PR gue!"

Sebuah buku dilemparkan ke wajah Angkasa.

"Gue nggak mau tau, pokoknya harus selesai sebelum bel masuk bunyi," perintah cowok yang ada di hadapan Angkasa.

Setelah memberi perintah, cowok yang diketahui bernama Bryan itu pergi ke bangkunya sendiri dan kembali mengobrol dengan teman-temannya.

Tangan kiri Angkasa diam-diam mengepal di bawah meja. Tangan kanannya mulai membuka buku yang dilemparkan padanya dan mulai mengerjakannya.

Angkasa sudah terbiasa diperlakukan seperti itu, sayangnya dirinya tak bisa untuk sekedar melawan. Ia sadar bahwa dirinya dan Bryan itu siapa. Ia tak mau berurusan lebih dalam dengan Bryan, karena nantinya ia sendiri yang akan kesulitan.

Tak ada yang membela Angkasa, karena Angkasa sendiri tak punya teman. Angkasa dijauhi hanya karena dia ... miskin.

Sudah bisa bersekolah di SMA Dandelion saja, Angkasa sudah bersyukur. SMA Dandelion merupakan SMA terbaik di sana, biaya di sana tentunya sangat mahal. Rata-rata yang bersekolah di sana adalah anak-anak dari orang berada. Angkasa sendiri bisa bersekolah di sini berkat otaknya yang cerdas sehingga ia bisa mendapat beasiswa.

"Eh, woi, katanya nanti bakalan ada anak baru masuk kelas ini."

"Wah, cowok apa cewek, ya?"

"Kalo nggak salah sih, cewek."

"Gue denger dia anak yang punya SMA ini."

"Jadi penasaran."

Sembari mengerjakan tugas milik Bryan, Angkasa sempat mendengar teman sekelasnya membicarakan soal murid baru. Namun Angkasa memilih tak mengurusi hal itu, lagipula anak baru itu pasti juga akan menjauhinya seperti yang lain.

<><><>

Jam pertama yang merupakan jam pelajaran sejarah itu terhenti saat ada seorang siswi yang mengetuk pelan pintu kelas. Sontak saja seisi kelas menoleh ke arah pintu.

"Maaf, Bu. Ini kelas XI IPA 2?" tanya gadis itu memastikan.

Bu Fika segera meletakkan spidol yang dipegangnya dan menghampiri gadis itu.

"Oh, kamu Karasya?"

Gadis itu mengangguk, senyumannya tak luntur dari wajahnya.

"Ayo masuk," ucap Bu Fika.

Lihat Angkasa, Bunda.Where stories live. Discover now