"Masih sakit?"

   Zeynar memegang perban kecil didahi Zora. Pemuda itu merapikan helaian rambut Zora yang sedikit berantakan.

"Sedikit, bentar lagi sembuh."

   Tiba-tiba Zeynar mengecup perban yang ada didahi Zora. Mata gadis itu langsung mengerjab lucu. Zeynar yang melihatnya mencoba menahan senyum gemasnya dan menggenggam tangan gadis itu lalu mengajaknya untuk pergi dari sana.

   Hari semakin gelap, keduanya melewati beberapa kuburan. Suasana sedikit lebih horror dan itulah yang dirasakan oleh Zora.

"Agak seram yah," Celetuknya tanpa sadar.

   Zeynar langsung menghentikan langkahnya. Ia berbalik menghadap Zora, genggaman tangan mereka Zeynar lepas. Hal itu membuat Zora menatap bingung pemuda itu.

"Ada apa?" Tanya Zora dengan raut wajah bingung.

"Takut?"

   Zora semakin bingung karena Zeynar malah balik bertanya padanya. Gelengan kecil sebagai tanggapan gadis itu pada Zeynar.

   Tapi kemudian Zora terperanjat kaget karena mendengar gonggongan anjing. Gadis itu reflek mendekati dan memeluk lengan Zeynar.

"Katanya nggak takut," Zeynar tersenyum jahil.

"Kaget bukan takut," Ralat Zora, bibir gadis itu bergerak lucu karena kesal.

"Aku lebih takut sama kamu dari pada setan yang ada di sini. Kamu lebih menyeramkan." Lanjutnya dengan wajah kesal.

   Zeynar menahan senyumannya dari tadi. Ia mendekatkan bibirnya ditelinga Zora. Lalu membisikkan sesuatu.

"Tapi kamu suka sama orang yang menyeramkan ini, kan?"

   Kedua pipi gembul Zora seketika merona. Gadis itu mendorong Zeynar untuk menjauh sebagai bentuk salah tingkanya.

   Tapi karena badan Zeynar yang terlalu besar dan ketika Zora mencoba mendorongnya. Malah dia yang ikut terdorong dan hampir terjengkang kebelakang kalau saja Zeynar tidak langsung menahannya dengan memeluk pinggang Zora.

"Ceroboh," Ucap pemuda itu sambil mencuri satu kecupan dipipi Zora.

   Ingatkan keduanya, kalau mereka sekarang masih berada ditengah-tengah kuburan.

   Dengan enteng, Zeynar langsung menggendong Zora. Gadis itu langsung mengalungkan tangannya dileher Zeynar.

   Zeynar melangkah menuju motornya. Sedangkan Zora sejak tadi berusaha mengontrol suhu pipinya yang memanas dan detak jantungnya yang terus berdetak lebih kencang dari biasanya.

   Sesampainya dimana motor Zeynar terparkir. Zeynar menurunkan Zora dan membantu gadis itu memakai helmnya dengan hati-hati karena jangan sampai mengenai luka Zora.

"Bagaimana dengan Kiara?" Zora bertanya dengan hati-hati.

   Suasana berubah, aura Zeynar berbeda. Menandakan dia tidak suka dengan pertanyaan Zora atau dia tidak suka dengan nama seseorang yang disebut Zora barusan.

Stay Alive || Claazora Transmigrasi (END)Where stories live. Discover now