Gala Putra Malik

3.2K 319 12
                                    

Sejak tadi pagi Leha sudah berada rumah sakit. Menurut perkiraan dokter, mungkin Leha akan melahirkan hari ini. Tapi hingga menjelang magrib, belum ada tanda-tanda Gahtan junior akan segera lahir. Tentu saja itu membuat Gahtan dan keluarganya khawatir. Setelah dokter sudah memeriksa Leha kembali, jika sampai besok pagi, bayinya belum juga lahir, terpaksa Leha akan melahirkan secara caesar.

Dikarenakan sekarang masih masa pandemi, Leha hanya boleh ditemani oleh suaminya saja.

"Kamu masih betah di dalam sana? Kenapa ga mau keluar?" ujar Gahtan sambil mengelus perut Leha, sesekali menciumnya. "Keluarlah, Daddy sama Mommy sudah ga sabar pengen ketemu."

Gahtan lalu menatap istrinya yang tengah menikmati nasi goreng dengan lahap. "Daddy mau?" tanya Leha. Selama kehamilan berat badan Leha naik 15kg, wanita yang sebentar lagi menjadi seorang ibu itu memang tidak membatasi makanan yang akan ia konsumsi, yang penting sehat dan menyehatkan.

"Enggak, Mommy aja yang makan. Karena sebentar lagi Mommy akan membutuhkan banyak tenaga."

"Kalau misalnye terjadi sesuatu sama aye, rawat baby onta dengan baik, ye," ujar Leha santai, mulutnya masih menguyah nasgor.

"Kamu ngomong apa, sih. Semua akan baik-baik saja. Daddy akan selalu ada disisimu. Kita berjuang sama-sama demi buah hati kita. Jangan berpikir macam-macam, berdoa, semoga semuanya lancar."

"Aye cuma mikir kalo aye kagak selamet, nanti ...." Gahtan langsung menutup mulut istrinya.

"Insha Allah, Mommy sama baby selamat dua-duanya. Jangan pernah bicara seperti itu." Pria berusia tiga puluh empat tahun itu lalu mengecup bibir istrinya singkat. "Bissmillah. Kita berjuang bersama."

"Makasih, Daddy udeh jadi suami siaga selame ini, maaf kalo selame hamil, aye sering ngerepotin Daddy," Leha terkekeh mengingat beberapa bulan lalu saat dirinya ngidam, waktu itu sekitar jam 2 pagi, dia membangunkan suaminya hanya karena ingin makan kue putu. Dan Leha menginginkan melihat langsung perbuatannya, yakni mendengar bunyi khas tabung bambu kecil yang biasa digunakan untuk membuat kue yang berbahan dasar butiran kasar tepung beras, parutan kelapa dan berisi gula merah.
Mana ada coba, malam-malam yang jualan putu.

Hari itu Gahtan rela bangun disepertiga malam demi menuruti keinginan istrinya. Dan mereka berdua langsung pergi ke Depok kerumah orang tua Leha pagi itu juga, karena kebetulan tetangga Leha di sana jualan kue putu. Kalau nyari di Jakarta, ga bakalan ketemu, karena tukang putu hanya berjualan di siang hari.

"Kan Daddy sayang sama kalian. Apapun yang kalian minta, Daddy akan menurutinya." Selama istrinya menjalani masa kehamilan, Gahtan begitu menikmati perannya sebagai suami yang sayang istri, sebisa mungkin ia menuruti keinginan Leha walau kadang permintaanya aneh-aneh.

"Daddy kapok ga ngeliat aye bunting, terus ngidam?"

Gahtan menggeleng, "Malah Daddy kepingin menghamili kamu terus, lima atau enam anak, mungkin."

Leha membulatkan matanya, "Satu aje ni belum keluar."

"Haaaaa. Bercanda Sayang. Kita besarkan dulu yang ini, nanti kita program lagi. Mumpung Daddy masih muda."

"Emang kamu mau punya anak berapa?"

"Dua anak cukup, eh tiga atau empat deh. Biar rame." Sebenarnya Leha sama sekali belum terpikir ingin memiliki anak berapa dengan Gahtan. Karena diawal mereka menikah, yang Leha tahu setelah melahirkan, Leha akan diceraikan oleh suaminya dan bayi mereka akan diasuh Gahtan.

"Bila perlu kita kalahkan kesebelasan keluarga Gen Halilintar."

"Maksud Daddy kita harus punya anak lebih dari sebelas gitu?"

Gahtan menaikkan bahunya cuek.

"Daddy aje sono nyang bunting!"

*****

Setelah melewati seluruh proses persalinan selama hampir 10 jam, akhirnya suara tangis putra pertama Gahtan dan Leha terdengar diruang bersalin. Leha berhasil melahirkan bayinya secara normal. Dari awal pembukaan satu hingga pembukaan sepuluh, Gahtan selalu berada di samping sang istri.

"Alhamdulillah, putra kita sudah lahir, Sayang," bisik Gahtan di telinga Leha. Berkali-kali dia mencium kening Leha karena sudah berhasil melahirkan buah hati mereka.

"Mommy benar-benar hebat. Daddy mau azanin baby dulu, ya."

Leha tidak bisa berkata apa-apa selain ucapan syukur pada Yang Kuasa. Suara merdu Gahtan menggema saat pria yang kini resmi menjadi ayah itu mengumandangkan adzan untuk buah hatinya. Leha berharap ia akan terus bersama anak dan suaminya setelah ini, tidak ada perpisahan seperti perjanjian sebelum mereka melangsungkan akad nikah. Ya rasa takut masih ada dihati Leha, dia takut Gahtan akan tetap menceraikannya setelah anak mereka lahir.

Kini di ruangan yang didominasi warna putih itu telah berkumpul para kakek dan nenek menyambut cucu baru mereka. Keadaan Leha sudah lebih baik pasca melahirkan.

"Ini kagak ketuker ame anak orang 'kan, Ha? Cakep banget ni bocah," ujar Enyak Leha saat menggendong cucu pertamanya.

"Lah kagak, Nyak. Ntu anak yang aye brojolin."

"Ya Allah, Tong, hidung lu bangir banget, kulit lu juga bule. Gen bapak elu semua nyang diturunin." Enyak menatap takjub pada makhluk kecil dalam gendongannya, cucunya sangat mirip dengan Gahtan hampir tidak ada Leha pada bayi yang lahir dengan berat badan 3kg tersebut.

"Alhamdulillah, keduanya selamat. Dan cucu kita lahir dengan sempurna tanpa kekurangan," ujar Yuyun.

"Terus namenye siape?"

"Gala Putra Malik," ujar Leha dan Gahtan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gala Putra Malik," ujar Leha dan Gahtan.

"Gala singkatan dari nama kami berdua. Gahtan dan Leha. Putra Malik artinya anak laki-laki dari keluarga Malik."

"Ahlan Gala." Kini jagoan kecil Gahtan itu berada dalam gendongan sang kakek, Noah Malik.

"Barakallahu laka fil mauhuubi laka wa syakartal waahiba wa balagho asyuddahu waruziqta birrohu." (Semoga Allah memberkahimu dalam anak yang diberikan kepadamu. Kamu pun bersyukur kepada Sang Pemberi, dan dia dapat mencapai dewasa serta kamu dikaruniai kebaikannya.)

"Terimakasih, Mommy. Sudah berjuang melahirkan buah cinta kita, I love you," ujar Gahtan pelan. Ia membiarkan orang tua dan kedua mertuanya memonopoli sang putra.

"Daddy kagak bakalan misahin  aye ame Gala, 'kan?" Leha mendongakkan kepalanya menatap wajah sang suami yang duduk di sampingnya. Matanya sudah berkaca-kaca.

"Apa maksud kalian." Yuyun yang mendengar ucapan menantunya langsung menatap tajam dua sejoli yang kini bergelar sebagai ayah dan ibu tersebut.

"Gahtan Malik!"

Bersambung,

Nama-nama yang kalian rekomendasikan bagus-bagus, sampai bingung aku milihnya.
Hanya satu yang aku pilih, ya. Buat yang udah rekomendasi nama Gala, silahkan chat nomor ini +966-5572-12340:))

Sampai jumpa

Rabu, 13 April 2022
THB

Istri Rahasia Duda Arab(Duda Araban jilid 4)Where stories live. Discover now