Anak Siapa?

3.1K 331 15
                                    

Gahtan dan Leha tiba di area perumahan mereka sekitar pukul delapan malam. Tadi setelah selesai makan, Gahtan membawa sang istri ke butik salah satu temannya. Dia meminta temannya itu memilihkan Leha pakaian yang akan di kenakan hari sabtu nanti. Awalnya Leha keukeuh ingin pergi ke pasar karena baju di sana bisa di tawar. Gahtan berjanji dia akan membawa istrinya ke sana kalau libur dan membiarkan Leha membeli apa saja di pasar.

Saat memasuki halaman rumahku, Gahtan di kejutkan dengan kehadiran seseorang yang begitu dia kenal. Tiga orang wanita berbeda usia, satu wanita dewasa seusia Gahtan dan dua orang anak perempuan.

"Papa!" seorang anak paling kecil langsung memeluk kaki Gahtan, saat laki-laki itu ingin masuk ke dalam rumahnya.

"Papa?!" Seru Leha yang berjalan di samping Gahtan. "Die anak Daddy?" tunjuk Leha pada bocah kira-kira berusia tiga tahun. Gahtan tidak bergeming, dia menatap tajam wanita di hadapannya.

"Apa-apaan ini? Siapa yang menyuruhmu masuk ke area rumahku?" Gahtan mencoba melepaskan tangan kecil yang memeluk kakinya dan berjalan menghampiri ibu bocah tersebut.

"Papa!" Balita itu kembali memeluk kaki Gahtan, "Gendong," rengeknya.

"Daddy anaknya minta di gendong itu," perasaaan Leha mulai berkecamuk melihat anak kecil memanggil suaminya 'papa'.
Apa Gahtan sudah membohonginya, ternyata duda Arab itu sudah mempunyai anak dengan wanita lain.

"Jauhkan anak kamu dari saya," ujar Gahtan, dia masih mencoba menahan emosinya di depan balita.

"Endak mau, Yasmin mau Papa," seru anak perempuan yang ternyata bernama Yasmin.

"Gea!" seru Gahtan, memberikan tatapan membunuh pada wanita berbadan kurus jangkung itu.

Ya, orang itu Gea, mantan istri pertama Gahtan, serta kedua putrinya. Entah apa tujuan mereka menemui mantan suaminya.

"Mas! Mereka hanya butuh seorang ayah." Gea menghampiri putrinya lalu menggendong bocah yang mempunyai wajah sangat mirip dengannya.

"Lalu? Kenapa datang ke rumah saya?" Gahtan heran, bagaimana bisa mantannya itu mengetahui kediaman pribadinya.

"Karena kamu satunya harapan kami, Mas."

Putra kedua Yuyun dan Noah itu mulai naik pitam, "Kenapa tidak pergi dengan ayah mereka?"

"Lebih baik kita masuk ke dalam, malu di lihat orang," ujar Leha. Walau ia tidak ingin ikut campur dengan masalah suaminya, dia tidak ingin para tetangga melihat keributan di rumahnya.

"Ajak mereka masuk, Dad. Malu kalo ampe Raffi Ahmad denger di rumah tetanggenye ada keributan. Bisa-bisa di rekam ame die, trus masuk yutub-nye. Kan yang malu kite," bisik Leha di telinga suaminya. Rumah mereka memang masih satu kompleks dengan artis yang mendapat julukan Sultan Andara itu. Hanya berjarak beberapa meter.

"Ayo, Dad. Ajak mereka masuk." Leha mengambil kunci rumah mereka dari tangan Gahtan, lalu membuka pintu berbahan jati dan bercat coklat tersebut.

Gea menatap penampilan Leha, hatinya masih bertanya-tanya, 'siapa wanita ini,'

"Ma, banyak nyamuk. Aku juga ngantuk," cetus anak perempuan yang lebih besar.

"Masuk!" titah Gahtan. Gea tersenyum, dia yakin tujuannya kali ini akan berhasil.

Disinilah mereka berada, di ruang tamu rumah mewah yang di dominan warna putih. Gea duduk di sofa panjang bersama kedua anak-anaknya, sedangkan Gahtan duduk tepat di hadapannya.

"Katakan apa mau kamu, Gea?" ujar Gahtan to the point.

Gea tersenyum manis, senyum yang dulu selalu membuat Gahtan nyaman bersama wanita itu, sebelum akhirnya tahu keburukan Gea. "Saya ingin, Mas Gahtan merawat mereka, saya tahu, Mas belum menikah lagi apalagi punya anak, jadi, saya mohon rawat mereka, Mas."

"Ehemmm." Leha datang dengan membawa tiga gelas minuman untuk tamunya. "Ini jus apel untuk kamu." Satu gelas jus apel merah ia berikan pada putri pertama Gea.

"Dan ini untuk kamu." Lalu memberikan gelas yang berukuran lebih kecil pada Yasmin.

"Dan ini air putih untuk Anda Nyonya." Ya leha hanya membawa dua gelas jus apel dan segelas air mineral.

"Heh, kenapa kamu hanya memberi saya air putih?" Gea tidak terima. "Ga sopan kamu sama saya."

"Maaf, Nya. Jus jeruknye abis, cuman cukup dua gelas doang."
Sesekali Leha melirik suaminya meminta penjelasan, siapa mereka ini.

"Minum saja, sudah baik istri saya memberi kamu minum," cetus Gahtan, dalam hatinya dia tertawa. Ada-ada saja kelakuan si Siti Julaeha ini. Dia tahu di dapur mereka terdapat berbagai macam jus.

"Istri?!" beo Gea. "Wanita ini istri kamu, Mas?"

"Kalau iya, kenapa? Sini, Sayang." Gahtan menarik lengan Leha agar duduk di sampingnya.

"Haaa, kamu ga salah menikah dengan cewek modelan begini?"
Gea menandang remeh penampilan istri dari mantan suaminya.

Gahtan mencium telapaktangan sang istri, "Dia jauh lebih baik dari kamu."

'Kurang ajar nih nenek-nenek, minta di gaplok ntu mulutnye,' batin Leha.

"Cepat katakan, mau apa kamu ke rumah saya, lalu pergi dari sini."

"Aku ingin menitipkan mereka berdua disini, sebab aku akan pergi ke bekerja ke Taiwan. Ayah mereka sudah meninggal, saya percaya, Mas bisa merawat Yara dan Yasmin."

"Apa kamu bilang? Emang kamu pikir saya tempat penitipan anak?"

"Mas, saya mohon. Saya akan mengirim uang tiap bulan untuk mereka. Yara dan Yasmin cuma butuh tempat tinggal." Tanpa Gahtan duga, Gea berlutut di hadapannya.

"Dua tahun aja, Mas. Setelah saya punya uang untuk membuka usaha, saya akan mengambil mereka lagi." Entah air mata asli atau pura-pura sedih, Gea menangis. Leha yang melihat itu merasa iba.

"Terima aja, Dad. Kasian,"

"Leha!"

Bersambung,

 Aku punya cerita baru, "My Ex Stepbrother ", cek aja untuk lebih jelasnya

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Aku punya cerita baru, "My Ex Stepbrother ", cek aja untuk lebih jelasnya. Udah di publish.

Senin, 21 Feb 2022
THB

Istri Rahasia Duda Arab(Duda Araban jilid 4)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum