Aldama & Alfauzan Family

3K 340 23
                                    

Selamat menikmati makan sahur

******

Keluarga besar Gahtan dari Aldama dan Alfauzan, mulai berdatangan ke rumahnya sejak sore. Berbagai macam hidangan telah Yuyun persiapkan sedemikian rupa, untuk menyambut kedatangan keluarga suaminya. Keluarga Yuyun sendiri kebanyakan berada di Bandung, jadi malam ini belum bisa hadir.

"Sepertinya, Ibun pernah bertemu denganmu, Leha. Wajah kamu ga asing, deh," ujar Yuyun. Saat ini ia sedang membantu Leha bersiap di kamarnya. Leha memang masih istirahat di dalam kamar, belum menemui para tamu.

"Aye juga ngerasa pernah bertemu, Ibun. Tapi lupe dimane." Sama seperti ibu mertuanya, Leha juga merasa pernah bertemu dengan sang ibu mertua.

"Mungkin kita memang pernah bertemu. Tapi itu ga penting, yang penting sekarang kamu menantu dikeluarga kami."

"Udah ayo kita menemui para tamu." Malam ini Leha hanya memakai dress hamil berwarna maroon, senada dengan gamis yang ibu mertuanya kenakan.

"Aye, gugup, Bun," ujar Leha.

"Jangan takut, mereka baik kok." Yuyun menggenggam jemari menantunya.

"Tadi kate Bang Gahtan, aye akan diintrogasi kaye penjahat." Leha jadi teringat perkataan suaminya. "Emang gitu, ye?"

"Haaaaa! Jangan didengerin, suami kamu mah, emang rese. Awas aja kalau ketemu. Nanti Ibun pukul." Yuyun menuntun Leha keluar kamar, ia sama sekali tidak melepaskan tangan sang mantu.

"Mereka udah tau, bagaimana kalian menikah. Tadi Gahtan sendiri yang bilang. Sekarang kamu hanya berkenalan dengan mereka."

Di ruangan keluarga, semua orang sudah menunggu kedatangan Nyonya rumah. Dari keluarga Aldama, yang hadir para sepupu Aya, sedangkan dari Alfauzan para keponakan Rayyan yang tinggal di tanah air.

"Perkenalkan semuanya, ini adalah istriku. Namanya Siti Julaeha. Dia wanita yang berhasil masuk ke dalam hatiku." Di depan keluarganya Gahtan mencium telapak tangan sang istri, tentu saja perbuatan Gahtan itu membuat pipi Leha merona.

Aya langsung memeluk cucu mantunya. Awalnya ia dan suaminya Rayyan, ingin menjodohkan Gahtan dengan salah satu cucu perempuan adik Rayyan yang tinggal di Timur Tengah. Saat mendengar pengakuan cucunya yang ternyata sudah menikah lagi, Aya sempat marah karena Gahtan merahasiakan pernikahan mereka. "Masha Allah, cantik sekali kamu, Nak. Pantas saja cucu Oma kepincut sama kamu," ujar Aya, membelai pipi chubby Leha.

"Apa kabar cicit Oma?" Kemudian mengelus perut buncit Leha.

"Ba-baik, Oma." Jujur Leha merasa takut berhadapan dengan keluarga besar sang suami. Apalagi melihat wajah Rayyan, ya menurut Leha, wajah kakek Gahtan itu sangar, mirip tokoh-tokoh antagonis di film dan terlihat dingin bak lantai masjid.

"Kamu jangan takut, kami sekeluarga merestui pernikahan kalian. Kami berharap ini pernikahan terakhir Gahtan."

"Terimakasih, Oma, udah ngeretuin aye ame Bang Gahtan."
Leha hanya manggil suaminya dengan sebutan daddy jika mereka sedang berduaan saja, tapi jika banyak orang, ia akan mamanggil Gahtan dengan sebutan Abang.

"Ibu mertua dan suamimu sudah banyak cerita tentang sifat kamu. Makanya Oma langsung merestui pernikahan kalian."

Leha menatap Yuyun yang berdiri disampingnya, apa yang sudah dikatakan ibu mertuanya pada keluarga Gahtan? Leha jadi malu.

"Sekali lagi, aye ucapin terimakasih buat semuanye, udah nerime aye dikeluarga ni."

"Kamu memang pantas berada dikeluarga ini, Sayang," bisik Gahtan.

Istri Rahasia Duda Arab(Duda Araban jilid 4)Where stories live. Discover now