Ibu Mertua

2.6K 324 13
                                    

Gahtan langsung membawa ibunya keruang tamu, mereka bertiga lalu duduk saling berhadapan. Leha. Wanita itu tidak berani memandang ibu mertuanya, dia terus menundukkan kepalanya, takut melihat raut wajah Yuyun yang tak bersahabat.

"Apa kabar, Bun." Gahtan ingin memcium telapak tangan ibunya, tapi Yuyun menghempaskan tangan pria itu, kecewa? Jelas. Pulang dari luar negeri, bukannya cepat-cepat menemui orang tuanya, Gahtan malah berduaan dengan perempuan.

Yuyun mengamati penampilan Leha, wanita paruh baya itu yakin kalau putra dan gadis muda didepannya habis bercinta. Terlihat dari tanda merah yang ada dileher gadis yang masih memakai bathrobe.

"Jadi, kenapa kamu tidak langsung pulang kerumah Gahtan Malik?" tanya Yuyun. "Lalu apa yang kalian lakukan, hah?" Ibu tiga anak itu terlihat emosi, wajahnya merah menahan amarah.

"Bukankah, Ibun selalu bilang, secepatnya kamu menikah, agar kebutuhan lahir batin kamu terpenuhi. Bukan berzina dengan wanita yang bukan mahram."

"Bun, aku bisa jelasin semuanya, ini tidak seperti yang Ibun bayangkan." Gahtan menghampiri ibunya.

"Dan kamu? Kamu masih muda masa depanmu masih panjang, kenapa mau dengan laki-laki tua seperti putra saya?" Kini tatapan Yuyun mengarah pada Leha. "Di bayar berapa kamu, hingga mau tidur dengan pri tua ini."

Hati Leha terasa sakit mendengar penuturan ibu mertuanya, walau dia menikah karena uang, tapi Leha dan Gahtan tidak pernah berzina, mereka melakukannya karena sudah halal.

"Bun, Leha gadis baik-baik, ini salah aku, Bun."

"Apa kamu bilang? Gadis baik-baik? Tidak ada gadis baik-baik yang mau tinggal berduaan dengan laki-laki yang bukan mahramnya."

"Kalau saja aku tidak menyuruh orang untuk mengikuti kamu kemarin, entah sampai kapan kamu akan merahasiakan ini, Gahtan." Ya, sejak Gahtan bilang dia tidak akan pulang ke rumah, Yuyun menyuruh salah satu pegawai suaminya untuk mengikuti Gahtan dari bandara. Menurut laporan, putra keduanya  itu masuk kerumah mewah ini. Dia juga sudah memberitahu Noah, tapi hari ini laki-laki itu sedang sibuk, jadi, hanya Yuyun yang datang kesini.

"Ibun benar-benar kecewa sama kamu." Yuyun lalu berdiri. "Jika kamu masih ingin berhubungan dengan gadis ini, terserah, tapi selama itu, jangan pernah lagi menemui Ibun."

Gahtan menahan lengan ibunya saat Yuyun hendak pergi, "Tunggu Bun, aku akan jelasin semuanya, dengerin aku dulu."

"Tidak ada yang perlu dijelaskan, kamu sudah menyakiti hati Ibun." Yuyun tidak mau mendengarkan alasan apapun dari putranya, wanita paruh baya itu marah karena Gahtan lebih memilih pulang menemui gadis muda dihadapannya.

"Awww, Dad. Perut aye sakit." Tiba-tiba Leha merasa perutnya keram, dan terlihat darah segar mengalir dari ujung pahanya.

"Sayang, kamu kenapa?" Gahtan panik melihat keadaan Leha, padahal tadi istrinya baik-baik saja.

"Sakit, Dad." Leha meringis menahan sakit di perutnya.

"Ya Allah, darah. Kita pergi ke dokter, sekarang."

Gahtan langsung mengangkat tubuh istrinya, "Bun, ayo ikut kami."

"Apa dia sedang hamil?" Yuyun juga kaget saat melihat darah.

Gahtan menganguk, "Ayo ikut aku ke rumah sakit."

Tanpa berpikir panjang, Yuyun mengikuti putranya. Tak lupa menghubungi Noah, entah apa yang ada diotak ibu tiga anak itu, melihat Leha kesakitan rasa keibuannya muncul tiba-tiba.

"Sudah berapa lama kalian berhubungan," ujar Yuyun. Mereka dalam perjalanan menuju rumah sakit.

"Belum lama ini. Ibun ingat? Dua bulan lalu, aku ingin mengenalkan seorang gadis pada kalian. Dan gadis itu adalah Leha, Bun." Gahtan menggenggam erat tangan Leha sesekali mengecupnya. Semua itu tak luput dari pandangan Yuyun.

"Sebentar lagi kita sampai rumah sakit, tahan ya?" bisik Gahtan.

"Bayi kite, Dad. Apa die akan bae-bae aje?" Sungguh Leha takut kehilangan bayinya, memang saat bangun tidur tadi pagi, Leha merasakan perutnya sedikit sakit. Dia pikir hanya mules biasa.

Gahtan mengecup pipi Leha, mencoba menenangkan sang istri, "Anak kita akan baik-baik saja, jangan khawatir."

"Tapi ni sakit, banget."

"Tenanglah, jangan banyak bergerak," ujar Yuyun masih dengan nada datar.

"Benar kata Ibun, jangan banyak bergerak."

"Pak cepatan bawa mobilnya," titahnya pada sang sopir.

"Baik Tuan."

Karena jalanan macet, membuat mobil yang mereka tumpangi tidak bergerak, ada kecelakaan di lampu merah yang menyebabkan  jalan macet total.

"Gimana ini, Tuan? Macet. Katanya ada kecelakaan di depan," ujar pak Sopir.

"Dad, kalo aye mati bareng anak kite, jangan lupain kami, ye." Leha merasa tubuhnya semakin lemas. Kepalanya juga seperti mau pecah.

"Kamu ngomong apa, sih, Ha. Bentar lagi dokter akan menangani kamu." Gahtan mengecup singkat bibir Leha, membuat Yuyun membelalakan matanya.

"Kalian!" Yuyun langsung memukul bahu putra keduanya, "Apa kamu jadi sugar daddy gadis ini?" Yuyun menatap tajam putranya. Sedangkan Leha sudah menutup matanya.

"Ibun apaan, sih. Ga ada sugar daddy- sugar daddy_an. Leha ini istri SAH aku, Bun."

"Apa kamu bilang?! Istri?"

"Ya, Leha ini istri aku."

"Gahtan Malik!"

Bersambung,

Sabtu, 19 Maret 2022
Tuti H Buroh

Istri Rahasia Duda Arab(Duda Araban jilid 4)Where stories live. Discover now