🌻048. Tepati Janji

9 5 0
                                    

Kini Ainaya dan Brian sudah berada di dalam kantin, mereka memesan satu makanan yang sama, yaitu batagor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kini Ainaya dan Brian sudah berada di dalam kantin, mereka memesan satu makanan yang sama, yaitu batagor.

"Kalau lihat batagor ini, guw keinget waktu moment pertama kali sama lo, haha." kekeh Ainaya yang mengingat di mana saat dirinya menjatuhkan bumbu bumbu batagor itu tepat di baju Brian.

"Yang lo nyuruh Sejuk buat laundry, 'kan?" sahut brian menanggapi lontaran Ainaya.

"Iya, haha. Kasihan tuh babu gue, nurut aja, sih."Ainaya tertawa kembali mengingat hal itu lagi.

Brian menatapi Ainaya dengan senyumannya di bibir Brian, memang rasanya tidak percaya bagimana Ainaya tidak marah padanya. "Nay gue mau minta maaf, kemarin gue nggak sempet buat ngabarin lo."


Ainaya refleks menghentikan mulutnya yang tengah menseruput es teh-nya. "Itu bukan salah lo, Brian. Hak lo untuk aktifin atau nggak aktifin hp lo. Gue nggak akan ngekang lo. Tapi, kalau lo emang bisa balas chat gue, tolong cepet balas."

Brian refleks tersenyum mendengarnya, rasanya ia mendapat kepercayaan penuh dari Ainaya sekarang. Sekarang Brian mengelus rambut Ainaya dengan pelan.
 
"Kalau gue boleh tau. Kemarin lo ke mana? Gue sempet ke rumah lo, tapi kata Pak Hendra lo belum pulang. Padahal jam pulang sekolah udah lama." Ainaya melontarkan pertanyaan kepada Brian, karena memang Ainaya sedikit penasaran

"Hm, gue...." Brian tergugup mendadak, otaknya terus berpikir apakah dia harus cerita pada Ainaya, atau tidak?

"Gue ke rumah sakit." jawab brian kembali melanjutkan perkataannya.

Ainaya menoleh kembali ke arah Brian, setelah tadi gadis ini menyeeruput kembali minhmumannya. "Oh, ya? Siapa yang sakit?" tanya Ainaya.

Brian terdiam, reaksinya mengatakan kalau dia seakan tidak ingin menjawabnya.

"Lo nutupin sesuatu, dari gue, ya?" Ainaya bertanya kembali mengetahui Brian tidak menjawabnya

"Enggak. Gue ke rumah sakit jengukin temen gue, Nay." jawab Brian, memang ada sedikit kebenaran pada ucapannya, tapi tetap saja, Brian harus sedikit berbohong karena dia tidak ingin hal itu menganggu hubungan antara dia dan Ainaya.

Ainaya membulatkan mulutnya, berbentuk O, sebagai tanda dia percaya oleh ucapan Brian.

"Maafim gue, Nay, udah bohongin lo. Tapi gue janji, gue akan urus tuntas semuanya. Dan ini akan jadi kebohongan pertama dan terakhir gue." bicara Brian pada batinnya sendiri.

Tiba-tiba saja suasana mendadak hening, entah siapa yang mematikan topiknya. Ainaya terlihat masih sibuk menikmati sedotan esnya, karena batagornya sudah abis sejak tadi.

Namun tiba-tiba Ainaya mengingat sesuatu yang selalu menganjalnya "I have one question for you." papar Ainaya.

"Apa?" tanya Brian dirinya sedikit  penasaran.

AinayaWhere stories live. Discover now