🌻013. Luapan Emosi

30 8 1
                                    

"Masalah gue sama si pelacur Naya, bukan sama lo, Sejuk!" kata Rara penuh penekanan di setiap kalimatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Masalah gue sama si pelacur Naya, bukan sama lo, Sejuk!" kata Rara penuh penekanan di setiap kalimatnya.

"MASALAH NAYA, MASALAH KITA JUGA." ujar Thaletha dan Sejuk secara serentak.

"Percuma lo belain Naya, sekalinya dia jalang, ya tetap jalang. Oh , ya, jangan jangan lo berdua ikutan ngejalang ya- HAHA." sindir Rara secara kasar. Menghina ketiga sejoli itu abis-abisan.

Bugh!

Sebuah pukulan secara mendadak mengenai rahang Rara, membuat gadis itu mendengus sementara.

"Sakit? Fisik lemah, mah, jangan so keras dah, lo." papar Sejuk. Iya, Sejuk yang memukul Rara tadi.

"Akh.....shhh." Rara meringis penuh kesakitan. Dia terus mengusap pelan rahangnya yang dirasa sakit.

Sejuk kembali membentak. "KAN UDAH GUE KASIH PERINGATAN, KE LO, JANGAN NGOMONG LAGI!" teriaknya, mendirikan jari telunjuknya di depan wajah Rara.

"Ra, lo gapapa?" tanya Ainaya yang raut wajahnya terlihat khawatir melihat Rara yang sudah pucat. Atas dasar hati dan kemanusiaan, Ainaya mengkhawatirkan Rara sebagai terhadap sesesama manusia. Tidak lebih.

Ainaya baru saja ingin menghampiri Rara di hadapan-nya. Tapi, Thaletha terlebih dahulu menahan tangannya.

Memang salah, kalau Ainaya hanya merasa prihatin pada sesama manusia? Dia memang gundah sekali dengan Leoyra. Tapi, tetap saja Rara itu manusia, kan? Kekerasan adalah hal bodoh. Persetan.

"Mau ngapain? Lo kasihan sama cewek sampah kayak dia?" tanya Thaletha.

"Lepasin gue! Gue mau obatin dia! Li nggak lihat tangan nya lecet? Terus, itu rahangnya lebam." Ainaya berusaha menyingkirkan tangan yang menahannya. Tapi, Thaletha bersikukuh dan memusatkan kekuatannya di sana. Sangat menguras emosi. Perihal mengobati luka Rara, Ainaya memang selalu siap dengan kotak P3K-nya di dalam jok motornya.

Emosi Sejuk membludak lagi. "NAYA, DIA TUH MAU NGERUSAK HIDUP LO, DAN LO MASIH PEDULI, SAMA DIA?!" Sejuk menuangkan emosinya. Baru pertama kalinya, dirinya berteriak sangat keras di hadapan wajah Ainaya, biasanya-dia hanya bercanda saat marah seperti ini. Tapi, kali ini tidak.

Ainaya membalas. "Gue nggak suka, sama cara lo yang apa-apa make kekerasan! Bisa baik-baikkan, Rasendu?"

"DIA TUH PANTES DAPETIN ITU SEMUA, NAY!!" emosi Sejuk sudah semakin meninggka. Dirinya mengepal tangannya. Sejujurnya, rasanya ingin dia luncurkan pukulannya itu pada Ainaya. Tapi, dia membuka kembali kepalan tangannya, karena dirinya sadar, kalau gadis yang saat ini tengah ia marahi adalah sahabatnya sendiri.

Argh! Begitu berengsek.

"ANJING LO, NAY." umpatan Sejuk untuk Ainaya.

"SEJUK!" Ainaya tak kalah ngegasnya.

"UDAH! STOP!" Thaletha berteriak. Dirinya sedikit syok. Karena selama dua tahun berteman, ini pertama kalinya Sejuk dan Ainaya bertengkar hebat- memang mereka bertiga memang sering marahan, tapi tidak sampai separah ini.

AinayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang