🌻032. Ketegasan

8 6 0
                                    


Terlihat dari pantulan sebuah cermin—Ainaya, gadis ini sedang terlihat membasuh wajahnya yang terkena tepung, tak lupa dia juga mencuci rambutnya.

Sebenarnya sekarang rambutnya sudah settengah kering, dan bagaimana dengan bajunya? Entah, gadis ini juga kebinggungan sejak tadi karena dia tidak membawa baju ganti.

Tok! Tok! Tok!

"NAY." panggil Sejuk, suaranya terdengar dari luar toilet.

"Iya." sahut Ainaya dengan pelan. Dirinya bergegas membuka kunci toilet ini, yang jelas saja dia kunci, kalau tidak?

Sejuk dan Thaletha melangkahkan kaki ke mereka ke dalam kamar mandi, di tangan kiri Thaletha terlihat dia memegang sebuah bungkus plastik bewarna hitam, entah apa yang dibawanya itu.

"Nih, Nay. Jaket, sama ada rok abu-abu buat lo. Gih ganti bajunya , terus yang kotor taruh di plastik ini."- ucap Thaletha yang menyodorkan bungkusan itu ke tangan Ainaya.

Ainaya menampilkan senyumannya begitu lega. "Makasih ya buat lo berdua, udah bantu gue." ucap Ainaya, sorot matanya berbinar.

Sejuk kemudian menepuk pelan pundak ainaya "We are friend. So, relax." tanggap Sejuk, bibirnya tersenyum kembali.

"Friend? Jadi kita cuma sebatas teman? Jahat kamu, Sejuk!" celetuk Thaletha, dia sedikit memanyunkan bibirnya ke depan. Hedeh drama lagi.

"Mulai deh dramanya." Sejuk memutar kedua bola matanya tanda malas dengan ucapan Thaletha.

"Udah, lo berdua pergi, gih. Ada urat soalnya." Ainaya mengusir.

"Aurat, Nay. A.U.R.A.T" sunggut Thaletha meralat ucapan Ainaya.

"Bentar. Gue mau nanya. Maksud anak-anak itu tadi apaan, sih? Penyebar hoax ? Tukang fitnah?" tanya Sejuk, nada suaranya terdengar serius.

"Gue diancem sama genk-nya Rara buat minta maaf, ke dia. Kalau gue nggak lakuin itu, mereka bakal bikin berita yang enggak bener, tentang gue, di Twitter." Ainaya menjelaskan.

"Terus sekarang udah kesebar beritanya?" kini giliran Thaletha yang bertanya, dan dibalas anggukan oleh Ainaya.

Sejuk menepas tangannya ke westafel toilet ini dengan kasar dari matanya terlihat kemarahan besar di dalam sana

"Sejuk, tahan emosi lo dulu." peringat Ainaya yang berusaha menenangkan Sejuk.

Namun percuma, Sejuk tetap terlihat marah. Kini dia terlihat membuka pintu toilet ini secara tidak santai, dan pergi menyisakan Ainaya dan thaletha.

"Sejuk tung—"

"Nay, biar gue aja kejar Seju. Lo ganti baju aja, dulu." sela Thaletha yang memotong perkataan Ainaya.

Segera Thaletha ikut menyusuli langkah Sejuk di depan sana.

Dan kini Ainaya dihadangkan dengan keadaan dilema besar. Gadis ini berpikir, semua ini berawal dari dirinya, dan hanya dialah pendosanya.

......

"Ya kali, cowo ganteng kayak gue, jadi babu lo." keluh Najendral. Pria yang tingginya serupa dengan Brian ini sejak tadi terus mengerutu.

"Ok, seterah lo." gumam Brian dengan wajah sama seperti yang ia sering tunjukkan.

Brian tanpa memperdulikan apapun kembali melanjutkan kegiatan mengepelnya

"Nama gue Najendral. Nama lo sapa?" ucap Najendral bermaksud mengenalkan dirinya pada Brian lawan bicaranya, tak lupa pria ini mengulurkan tangan kanannya itu.

AinayaWhere stories live. Discover now